Bab 3. Si Brengsek Sampai Ke Tulang

3.6K 158 28
                                    

Di sebuah klub malam, Ainsley duduk bersama segelas cocktail. Bukan untuk bersenang-senang, tetapi karena ada janji temu dengan sahabat sekaligus rekan bisnisnya. Dia adalah teman Ainsley sewaktu SD, bisa dibilang sahabat sampai mampu LDR dengan waktu yang lama.

"Wah, sendirian saja? Mana suamimu?" sapa seorang wanita dengan pakaian minim nyaris telanjang yang hanya dibalas dengan tatapan tak acuh. Dari warna baju dan bentuknya, membuat orang langsung tahu jika dia adalah salah satu bagian dari klub ini.

"Dia selalu mencarimu. Kau tahu, aku nyaris gila karena itu," keluh Ainsley menegak cocktailnya.

Wanita itu tertawa kecil seraya menuangkan cocktail dari botol yang ia bawa. Wajahnya begitu cantik, tidak terlihat norak meski dengan riasan tebal. Apalagi bentuk tubuhnya yang terlihat begitu sempurna seperti gitar Spanyol. Ah, pantas saja suaminya tergila-gila pada wanita satu ini. Dia memang sesempurna itu.

"Mengapa kau tidak kembali saja padanya?" tanya Ainsley lagi. "Kupikir jika kau kembali padanya, dia tidak akan bergonta-ganti wanita setiap malam."

"Lalu aku berakhir jadi korban mutilasi oleh kecemburuanmu? Oh, ayolah ... aku cukup cerdas untuk memilih pada siapa aku bekerja, Nyonya Muda." Wanita itu tertawa lepas.

"Arasya, aku serius. Tidak masalah jika kau bersamanya. Sungguh. Sekarang aku justru berpikir memisahkan kalian adalah pilihan terbodohku."

Ya. Wanita di hadapan Ainsley ini adalah Arasya, wanita bayaran yang selalu dikejar-kejar Austin. Cinta mati, cinta buta suaminya.

Tidak salah jika Austin menuduhnya telah menyingkirkan Arasya karena memang seperti itu 'lah kenyataannya. Itu karena Ainsley ingin Austin berhenti mengejar wanita selain istrinya. Namun, rupanya pernikahan sempurna yang selalu Ainsley impikan kiranya tidak akan pernah menjadi nyata. Alih-alih berhenti dari hobinya berganti-ganti wanita, penyakit Austin yang satu itu justru semakin menjadi-jadi.

"Maaf, Nyonya Muda. Tapi karena Anda yang memberiku pilihan, maka tolong tepati ucapan Anda." Arasya berkata dengan begitu santai dengan seulas senyum seolah apa yang dihadapi Ainsley ada sesuatu yang lucu.

Sontak saja, Ainsley hanya bisa memutar bola mata malas. Meski begitu, ia tetap menghormati keputusan Arasya untuk menolak kembali ke pelukan Austin. Apa pun alasannya, Ainsley tidak pernah mengulik lebih dalam. Yang penting, dia sudah membujuk Arasya untuk kembali, tetapi wanita itu sendiri 'lah yang enggan.

"Arasya, kau tahu, aku hampir gila setiap hari."

"Kalau begitu kemarilah setiap hari pula," sahut Arasya begitu santai tanpa beban.

"Ainsley!" panggil seorang wanita dengan gaun berwarna merah ketat yang membentuk sempurna lekak-lekuk tubuh idaman setiap pria di dunia.

Melihat teman Ainsley datang, Arasya segera undur diri.

Menolehkan wajah, senyum Ainsley langsung mengembang. Rentangan tangan dari sahabatnya itu langsung disambut hangat. Mereka berpelukan, saling melepas rindu setelah sekian lama tak bersua.

"Cherrel, bagaimana kabarmu?" sapa Ainsley ketika mereka melonggarkan pelukan.

"Very good!" sahut wanita seksi yang dipanggil Cherrel itu. Namun, Cherrel tampak menengok ke sekitar Ainsley seolah sedang mencari sesuatu, tetapi tidak menemukannya hingga membuat kedua alisnya mengerucut. "Apakah suamimu tidak ikut?"

"Suamiku? Haha ... dia sangat sibuk. Jangan hiraukan."

"Sungguh tidak apa-apa? Ainsley, Sayang .... Bukankah kita sudah sepakat untuk double date? Kebetulan pacar baruku orang lokal, loh!"

Kedua mata Ainsley membelalak. "Ganti lagi?"

"Hu'um .... Yang kemarin payah banget!" sahut Cherrel diiringi tawa mengejek seraya duduk di sebelah Ainsley.

Let's Play Dirty ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang