Chapter 47

488 29 0
                                    

Setelah malam yang tak nyaman di rumah orang lain, aku pergi ke vila Cha Jungwoo bersama Hansoo seperti yang kujanjikan. Beberapa hari sudah berlalu, tapi wartawan masih berkemah di depan vila. Waktu pun berlalu, dan kemungkinan bahwa Cha Jungwoo tidak akan meninggalkan rumah sepertinya meningkat. Saat aku berjalan ke pintu masuk vila, seseorang dari kejauhan memanggil namaku waspada.

"Taemin! Disini!"

"Kau dimana?" Saat aku menolehkan kepala ke kanan kiri, aku menemukan Hansoo setengah bersembunyi di dinding gedung sebelah vila. "Kenapa kau disini?" Segera setelah aku mendekat dan berpikir, dia pun menarikku ke tempat persembunyiannya.

"Seperti yang diminta, aku mendapat semua katalog dan majalah yang hanya dibaca orang kaya."

Lalu dia mengangkat amplop penuh brosur.

"Ada banyak sekali bahan, aku hanya mendaftar produk yang belum dirilis secara terpisah. Aku melakukan ini sampai fajar kemarin..."

"Kenapa kau berbisik?"

Saat aku bertanya dengan aneh, Hansoo membelalakkan mata dan memperingatkanku.

"Shh! Pelankan suaramu!"

"Kenapa?"

"Wartawan ada dimana-mana!!"

Berjaga-jaga kalau ada wartawan yang datang kesini, Hansoo melihat sekitar dengan mata tajam. Aku menatap pria yang waspada dan menunjuk titik penting.

"Tidak ada siapapun diluar sana yang tahu wajah kita."

Tetapi, Hansoo yang kupikir akan tersadar malah tidak bergerak. Dia justru menunjukkannya padaku.

"Apa! Kita bahkan sudah syuting film!"

Itu kan belum dirilis. Tidak, kita tidak syuting lebih dari itu. Aku lelah mencoba menjelaskan, jadi aku keluar dari belakang dinding. Aku cuma punya satu majalah di tangan. Mengabaikan teriakan Hansoo dari belakang bahwa aku harus menyamar, Cha Jung-woo yang telah berjanji denganku sedang menunggu di dalam. Sudah lewat pukul sepuluh, tapi aku tahu dia tidak akan tidur. Dia mungkin tidak bisa tidur semalaman. Sudah seperti itu sejak insidennya keluar.

"Huh! Kenapa kau baru sampai disini?!"

Aku meninggalkan si road manager di belakang dan menuju ruang tamu. Kekacauannya masih ada, tapi hanya sofa satu-satunya barang yang berdiri dengan benar. Si road manager yang mengikutiku segera berjalan di depanku dan menunjuk tangga ke lantai atas.

"Cepat naiklah. Dia belum tidur dan masih menunggu."

Aku mengabaikannya dan langsung pergi ke sofa di ruang tamu. Duk. Aku bersandar di sofa yang empuk dengan bagian belakang yang tinggi dan membuka majalah yang kubawa.

"Beritahu dia untuk turun."

Bahkan kalau aku tidak melihat ke samping, sepertinya aku tahu bagaimana wajah si road manager berubah.

Sret, sret.

Sejenak, hanya suara majalah yang dibalik menggema di dalam. Sesaat kemudian, si road manager menghela napas berat dan aku mendengar suara naik ke atas. Cha Jungwoo mungkin tidak akan langsung turun, tapi tidak apa-apa karena aku juga perlu waktu untuk membaca majalahnya.

Hansoo benar-benar menandai majalahnya. Barang baru produk yang pertama muncul di internet. Di saat itu, nama produknya familier, tapi bagiku itu seperti password. Khususnya, meskipun majalahnya jelas-jelas ditulis dalam bahasa Korea, ada bahasa Inggris juga, jadi aku tidak paham isinya. Toh, jam yang terlihat mirip di mataku adalah yang baru dan yang lama. Saat aku mencari online, aku tahu harga jamnya puluhan ribu won, jadi aku melihat gambarnya lagi dengan mata bingung.

PaybackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang