Nakhala dan Kun masih berada di taman hingga sore hari. Laki-laki itu sengaja membawa Nakahala ke sana agar anaknya itu dapat mengeksplor banyak hal juga mencari teman. Seperti saat ini, anak itu sedang berkenalan dengan anak lelaki seumurannya."Aku Ken."
"Aku Nakhala."
Keduanya saling berjabat tangan lalu meringis malu bersama. Kun serta ibu dari anak itu tertawa melihat tingkah keduanya.
"Lucu ya, Mas." ucap wanita itu melirik anaknya juga Nakhala yang berlarian dengan kincir angin dimasing-masing tangan keduanya.
"Haha anak-anak memang selalu menggemaskan, Mbak." jawab Kun ramah.
"Ken itu susah sekali lho berinteraksi dengan orang lain. Ini kali pertamanya mau berkenalan lebih dulu. Berarti anak itu senang dengan Nakhala." ujar Ibu Ken. Wanita itu masih senantiasa menatap anak-anak itu.
"Woah Nakha pasti senang mendengarnya." jawab Kun ramah. Senyum lelaki itu melengkung dengan indahnya.
"Nakhala mirip sekali dengan Mas nya. Bahkan senyumnya juga." Ibu Ken berucap malu-malu.
Kun tertawa kecil, menatap wanita yang tengah duduk di sampingnya.
"Nakhala itu sebenarnya duplikat ibunya. Matanya, hidungnya, bibirnya, senyumnya. Semuanya. Mirip sekali dengan ibunya." ujar Kun.
Wanita itu sedikit terkesima dengan jawaban Kun. Bagaimana laki-laki itu mengekpresikan betapa miripnya Nakhala dengan istrinya. Sungguh, dia merasa iri.
"Oh ya? Pasti ibunya Nakhala cantik sekali." ucapnya kagum.
"Tentu." ucap Kun tersenyum. "Mau lihat ibunya Nakhala?" tawar Kun. Tangannya merogoh kantung celananya, mengambil ponselnya.
"Ini," tangannya terulur menunjukkan foto wanita dengan gaun putih cantik. "Ibunya Nakhala." ucapnya tersenyum lebar.
"Woah iya mirip sekali dengan Nakhala. Ini mah Masnya numpang nama aja." ucapnya bercanda. Namun dapat melunturkan senyum Kun.
"Mama! Papa udah datang!"
Seruan milik Ken membuat keduanya menoleh ke arah suara. Senyum wanita itu langsung saja merekah. Berbanding terbalik dengan Kun yang terkejut.
"Syamil." ucapnya lirih.
Nakhala, Ken, juga laki-laki yang dipanggil Papa oleh Ken itu mendekat ke arah keduanya. Tangan laki-laki itu menggenggam erat tangan kecil Ken dan juga Nakhala. Kun langsung bangkit dan menarik Nakhala.
Itu Syamil. Laki-laki itu muncul kembali setelah hampir empat tahun lamanya. Kenapa harus? Kun membenci situasi semacam ini.
"Adek..." ucapnya lirih. Menggenggam tangan kecil Nakahala dengan posesif.
"Abi Abi, Om Papa Ken barlu pulang darli Austrlali lho. Tempat kanggurlu yang Abi bilang." ujar si kecil menarik-narik tangan Kun yang menggenggamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nakhala (SELESAI)
Novela JuvenilNakha bukannya tidak bersyukur karena sudah hidup lebih dari berkecukupan dan punya empat ayah. Tetapi Nakha hanya bingung. Bagaimana bisa dia punya empat ayah tanpa adanya seorang ibu?