One

8 2 2
                                    


Jari itu masih setia menari di atas keyboard laptop. Dengan sesekali membenarkan posisi kacamatanya, pria itu terus menuangkan semua isi imajinasinya kedalam tulisan yang kini sudah setengah halaman terlewati. Sampai pada akhirnya smartphone yang terletak tepat disamping cangkir kopi pria itu berdering menandakan ada panggilan masuk. Setelah beberapa detik mengabaikan, akhirnya pria itu pun menerima panggilan tersebut.

hey, kenapa lama sekali?” tanya seorang pria seumurannya diseberang sana.

“maaf, aku sedang bekerja. Ada apa?”

ah, ayolah. Hidupmu bukan hanya untuk bekerja,bung! Sesekali kau juga harus memperdulikan sahabatmu ini.” ujar pria itu sambil tertawa santai. Dimas, sahabat Yudha  sejak duduk dibangku SMP.

“baiklah, apa maumu kali ini?” balasnya sambil terkekeh pelan.

astaga bagaimana kau bisa lupa bahwa lusa adalah hari pernikahanku?” bahkan pria itu mengatakan hal yang tak bisa ia percaya ini dengan tawa kecilnya.

“apakah aku pernah mengatakan bahwa aku melupakannya?”

woah, demi apa kau masih persis seperti saat kita masih SMP. Savage dan dingin. Cepatlah kemari,bung! Aku akan merangkulmu seharian saat kau datang

“aku rasa itu terlalu berlebihan”

hey! Persahabatan kita tidak hanya berlangsung satu dua tahun, kenapa kau masih saja bersikap kaku seperti itu

“Tidak, aku hanya realistis”

hahahahaha, baiklah. Kalau begitu, pastikan kau datang tepat waktu ya

“iya” ujar Yudha sebelum akhirnya ia menutup telfon dari sahabatnya itu.

Yudha. Pria muda yang mendapatkan gelar sarjananya lima tahun lalu. Dan sekarang Ia bekerja sebagai seorang penulis novel dengan beberapa karyanya yang mampu menembus lebih dari 1 juta kopi penjualan setiap launchingnya.

Ia selalu merasa bahwa apa yang ia lakukan tak lebih dari apa yang ingin ia tunjukkan. Bahkan, untuk bersikap secara berlebihan saja, ia pikir sangat tak mungkin baginya. Ia hanya merasa harus mengatakan dan berperilaku sejujur yang ia bisa. Tapi mengapa orang-orang selalu mengaggapnya dingin dan bermulut pedas. Padahal mereka sendiri yang memintanya untuk mengomentari karya mereka. Tapi mereka malah tersinggung dan putus asa setelah mendapatkan komentarnya. Menurutnya jenis manusia seperti mereka adalah yang paling menyedihkan didunia ini. 

Namun siapa sangka pria dingin itu rupanya mempunyai seseorang untuk ia cintai. Seseorang yang  membuatnya selalu ingin menjaga, Seseorang yang membuat pria itu merasa bahwa ia harus selalu menjadi garda terdepan dalam segala hal yang berkaitan dengan gadisnya, Seseorang yang selalu mendapatkan kata maaf darinya. Bahkan terhadap hal yang sebenarnya Yudha sendiri pun sangat paham bahwa ini sudah melebihi batas alasan-alasan sebuah kesalahan untuk dimaafkan.

Yudha adalah pria dengan opini super logis yang selalu mengedepankan realita dan ambisi. Namun entah mengapa semua hal yang berkaitan dengan gadis yang ia cintai ini amat sulit membuatnya berpikir jernih. Bahkan logika yang biasanya ia andalkan saja tak berguna jika gadisnya yang menjadi objek. Karena menurutnya mengalah adalah salah satu cara untuknya menunjukkan rasa cinta.

Namun lihatlah apa yang sekarang gadis itu lakukan pada pria setia seperti Yudha. Gadis bernama Anita itu menghilang bak ditelan bumi sejak  setahun yang lalu. Dan kini sudah masuk dipertengahan tahun kedua sejak menghilangnya gadis itu dari hidup Yudha. Bukannya tak berusaha, pria itu ingat dimana hari terakhirnya menghubungi Anita via telpon. Dan hal itu menjadi satu-satunya alasan membekasnya ucapan Anita yang membuatnya sulit lupa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sad SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang