27 : The Truth

235 29 1
                                    

Malam ini, Sai memang akan bertemu dengan kakaknya, Shin. Shin sudah mengirimkannya alamat untuk pertemuan mereka. Itu di sebuah apartemen tua yang terlihat kurang terawat.

Sai pun mencari ruangan dimana Shin berada, dan akhirnya dia menemukannya. Sebelum dia masuk, dia mempersiapkan perekam suara untuk dijadikan bukti.

Tok, Tok....

"Siapa?"

Sai terdiam sejenak mendengar suara dari dalam ruangan kakaknya itu. Suara yang sudah 2 tahun tak pernah dia dengar lagi.

"Ini aku, Sai."

Pintu ruangan pun terbuka secara perlahan. Dan, sang kakak sedikit mengintip keluar, memastikan bahwa adiknya itu datang sendiri.

"Hn, masuklah."

Sai pun masuk ke dalam setelah di persilahkan oleh Shin masuk. Sai memperhatikan ruangan kakaknya itu yang terlihat kurang terawat. Secara kerapihan memang rapi. Tapi karena memang kondisi apartemen yang sudah tua, jadi memberikan kesan kurang terawat.

"Bagaimana kabarmu, kak?" Sapa Sai basa-basi.

Kondisi Shin sedikit mengkhawatirkan. Wajahnya terlihat kelelahan dan tubuhnya sedikit lebih kurus dari yang terakhir Sai ingat.

Dia tersenyum. "Yah, seperti yang kau lihat. Aku baik-baik saja." Kata Shin.

"Kenapa kakak tidak ada kabar selama 2 tahun ini? Apa terjadi sesuatu selama 2 tahun ini?" Tanya Sai langsung.

Shin terdiam sejenak. "Aku akan menjelaskan semuanya. Itulah kenapa aku memanggilmu kesini."

Shin menyuruh Sai duduk terlebih dahulu dan menyajikan minuman untuk Sai. Sai menatap Shin, memintanya untuk menjelaskannya.

"Hm, bagaimana aku menceritakannya ya?" Gumam Shin.

"Saat ini, kondisiku sedang tidak aman." Kata Shin.

Sai terkejut. "Kenapa?"

"Danzo, dia sedang mengejarku."

"Kenapa dia mengejar kakak? Kakak kan pengawalnya..."

Shin mengangguk. "Itu karena aku memutuskan keluar setelah semua ini terjadi. Aku lelah. Aku tidak ingin membunuh orang lagi..." Kata Shin frustrasi.

"Danzo menyuruhku untuk membunuh Uchiha Sasuke 2 tahun lalu. Dia menyuruhku untuk mencari keberadaannya. Aku tidak mau. Dia sudah kehilangan semua keluarganya karenaku. Aku tidak ingin membuat anak itu mati sia-sia." Gumam Shin frustrasi.

Sai terkejut namun dia memutuskan untuk mendengarkan penjelasan kakaknya terlebih dahulu sebelum bertanya banyak hal padanya.

"Karena menolak permintaan Danzo untuk membunuh Uchiha Sasuke, dia ingin melenyapkanku karena aku sudah mengetahui terlalu banyak kebusukkan Shimura Danzo." Kata Shin.

"Kenapa dari awal kakak menyetujui nya kalau begini akhirnya?" Tanya Sai pelan.

Shin menundukkan kepalanya dan memegang kepalanya.

"Dia menjanjikan akan menjadi donatur di panti asuhan kita dulu. Dia bilang, dia akan membiayai anak-anak untuk bersekolah." Kata Shin.

"Aku tergiur dengan penawaran itu dan memutuskan untuk menyetujuinya. Aku merasa aku akan baik-baik saja jika hanya membunuh 1 atau 2 orang demi Shimura Danzo..." Gumam Shin.

"Kakak gila?! Bagaimana itu akan baik-baik saja dengan membunuh 1 atau 2 orang?!" Bentak Sai.

"Aku tau! Aku tau itu pemikiran yang sangat salah. Aku menyadari itu. Tapi, dia mengancam akan menghancurkan panti asuhan jika aku menolak itu. Aku tidak punya pilihan lain selain melakukan itu!"

Spring of Darkness LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang