Chapter 19

868 90 12
                                    

Waktu berlalu seperti sangat lambat bagi Seoham. Setiap hari, Seoham terus mengulang hal yang sama. Yaitu menunggu Jaechan sadar dari komanya.

Beberapa buket bunga mawar berganti setiap hari. Namun semerbak aromanya tidak juga berhasil membuat kedua manik Jaechan terbuka.

Entah brapa banyak air mata Seoham yang jatuh bercucuran membasahi telapak tangan Jaechan. Tetapi Jaechan seperti sudah nyaman dengan lelapnya.

"Baby, dua hari lagi kita akan menikah.. Apa kau tetap akan seperti ini ? Apa kau akan membiarkan ku berjalan menuju altar sendirian, baby? Ku mohon bangunlah, Jaechanie.."

Seoham kembali terisak. Pernikahannya terpaksa di tunda untuk beberapa waktu karena kondisi Jaechan.

Park Seojoon dan Park Min Young sebenarnya meminta Seoham untuk membatalkan acara pernikahan itu terlebih dahulu. Namun Seoham bersikeras ingin tetap melaksanakannya.

 Namun Seoham bersikeras ingin tetap melaksanakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam menyambut. Terlihat Seoham sedang berada di sebuah toko bunga. Meskipun malam ini hujan turun sedikit deras, namun hal itu tidak membuat Seoham membatalkan niatnya untuk mengunjungi Jaechan di rumah sakit.

 Meskipun malam ini hujan turun sedikit deras, namun hal itu tidak membuat Seoham membatalkan niatnya untuk mengunjungi Jaechan di rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah membeli sebuket bunga dan menaruh bunga tersebut disamping kemudinya, Seoham segera tancap gas menuju ke rumah sakit.

Di sepanjang jalan Seoham terus memandang ke kanan dan kiri. Hening, kesepian. Hanya itulah yang Seoham rasakan saat ini. Perasaan Seoham menjadi hampa setelah Jaechan koma.

Tidak ada lagi senyum lebar Jaechan yang merekah. Tidak ada lagi perhatian manis dari kekasihnya tersebut. Kopi dan sepotong roti buatan Jaechan pun juga tidak pernah lagi menghiasi meja makan.

Seoham seperti kehilangan gairah hidupnya. Hidup namun mati. Tidak ada lagi semangat. Yang ada hanya perasaan khawatir.

Khawatir jika Jaechan tiba tiba pergi meninggalkan Seoham tanpa sepatah katapun.

Khawatir jika Jaechan tiba tiba pergi meninggalkan Seoham tanpa sepatah katapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
You are My Destiny ✓{SEOCHAN}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang