Waktu berlalu seperti sangat lambat bagi Seoham. Setiap hari, Seoham terus mengulang hal yang sama. Yaitu menunggu Jaechan sadar dari komanya.
Beberapa buket bunga mawar berganti setiap hari. Namun semerbak aromanya tidak juga berhasil membuat kedua manik Jaechan terbuka.
Entah brapa banyak air mata Seoham yang jatuh bercucuran membasahi telapak tangan Jaechan. Tetapi Jaechan seperti sudah nyaman dengan lelapnya.
"Baby, dua hari lagi kita akan menikah.. Apa kau tetap akan seperti ini ? Apa kau akan membiarkan ku berjalan menuju altar sendirian, baby? Ku mohon bangunlah, Jaechanie.."
Seoham kembali terisak. Pernikahannya terpaksa di tunda untuk beberapa waktu karena kondisi Jaechan.
Park Seojoon dan Park Min Young sebenarnya meminta Seoham untuk membatalkan acara pernikahan itu terlebih dahulu. Namun Seoham bersikeras ingin tetap melaksanakannya.
Malam menyambut. Terlihat Seoham sedang berada di sebuah toko bunga. Meskipun malam ini hujan turun sedikit deras, namun hal itu tidak membuat Seoham membatalkan niatnya untuk mengunjungi Jaechan di rumah sakit.
Setelah membeli sebuket bunga dan menaruh bunga tersebut disamping kemudinya, Seoham segera tancap gas menuju ke rumah sakit.
Di sepanjang jalan Seoham terus memandang ke kanan dan kiri. Hening, kesepian. Hanya itulah yang Seoham rasakan saat ini. Perasaan Seoham menjadi hampa setelah Jaechan koma.
Tidak ada lagi senyum lebar Jaechan yang merekah. Tidak ada lagi perhatian manis dari kekasihnya tersebut. Kopi dan sepotong roti buatan Jaechan pun juga tidak pernah lagi menghiasi meja makan.
Seoham seperti kehilangan gairah hidupnya. Hidup namun mati. Tidak ada lagi semangat. Yang ada hanya perasaan khawatir.
Khawatir jika Jaechan tiba tiba pergi meninggalkan Seoham tanpa sepatah katapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
You are My Destiny ✓{SEOCHAN}
Teen FictionKisah seorang pemuda bernama Park Jaechan yang harus rela dijodohkan dengan seorang pria berusia lebih tua darinya ,karena kedua orang tua Jaechan memilikki hutang yang cuku besar pada CEO ditempat ayah Jaechan bekerja..