🌹4🌹

204 36 0
                                    

≈Reader POV≈

"Untuk siapa kau bekerja?"

Fuck...

Pada akhirnya aku tertangkap mereka.

Tapi aku masih pakai topeng wajah.

Bagaimana aku bisa begini?

Aku dijebak.

"Who is Red?"

Sampai ke jalan buntu.

Niatnya kabur malah menemukan jalan buntu.

Ya, militer British ini mengejarku sampai ke negara lain.

Dari Perancis, aku ke Romania.

Hingga berakhir tertangkap di Italia.

Dua orang di hadapanku mengintrogasiku.

Satu orang yang bercumbu denganku dan satunua lagi adalah orang yang membuatnya patah hati telah merebut gebetannya.

Orang inj tahu gerak-gerikku selanjutnya.

"Answer!"

"Money..."

"Ridiculous"

"Urgh!"

Kejut listrik agar aku buka mulut.

Sudah berapa lama ini?

Apa sudah pagi?

Ruangan ini minim penerangan, aku tidak bisa lihat jelas.

Aku memakai wajah pria Italia yang rupawan.

Suaraku kuubah dengan chip yang ada di gigiku.

"Naikan voltnya Johnny"

Mereka tiada amoun ya.

"Johnny, what are you waiting for?"

"Kau ragu tuan?"

"Jangan terpengaruh olehnya Johnny"

"Negative sir, just something look weird"

Dammit! Dia mendekat!

Apa topengku robek?

Fucking hell!

"Am i look familiar?", tenang Red tenang!

Kau ini deteltif swasta terkenal dengan no face!

Kau memiliki banyak wajah sampai klienmu sendiri tidak tahu.

Yang tahu hanya orang-orang yang mau bekerja sama denganku.

Dan orang yang ku--!

Sret!

🌹🥀🌹

≈Author POV≈

Meski panik dalam hati, Red memasang wajah remeh dengan seringai kecil.

Wajah aslinya ketahuan.

"Surprise~", katanya dengan tenang.

Pria dengan topeng tengkorak putih itu terbelalak.

Red meludah karena alat pegubah suaranya hancur.

"I swear for the God to not hurt...woman"

"Calm down Lt"

"Bagaimana ya? Hm~ jika kalian tahu aku perempuan mungkin kalian tidak akan melakukan ini bukan?", Red memprovokasi.

Matanya yang tajam bagai rubah melirik dari ekor matanya.

Sekalipun ditutupi dengan apapun, di matanya pria yang dipanggil Lt tersebut terlihat cemas dan gelisah.

R

ed terkekeh kecil. "It's tickle not hurt me for real"

Bagi Res tidak terasa sama sekali.

Ia sudah terbiasa dengan hal tersebut.

"I working for money, not for who or whatever is that", lanjutnya. "I working alone"

"Bisakah kau serius sedikit?", ujar Soap.

"Like we are having sex together one night? I'm serious right now"

Ghost menatap ke arah rekannya itu penuh tanda tanya.

"Itu karena aku mabuk, percayalah Lt"

"Oh, jadi tidak sengaja? But you call me sweetheart, Scottie"

Ghost makin menatap rekannya dengan curiga. "Scottie huh? Is that your new nickname?"

"I swear! I was drunk and..."

"Aw~ kau tidak perlu malu Scottie~ we are having fun with one night stand"

Soap berdehem. "Bagaimana dengan ini?"

Soap menunjukan sebuah flashdisk yang masih bagus. "You work for them?"

"It was my mistake Scottie, aku ditipu tapi...apa kau sudah cek isinya? Jika iya, kau tahu kalau itu kosong"

Ghost langsung merebut flasdisk tersebut dan memeriksanya di komputer yang ada di sana.

Soap memperhatikan dari balik topengnya.

Red sedikit memirkngkan kepalanya sambil tersenyum misterius.

"What wrong Scottie? You wanna fuck me with him joined?"

"You are crazy"

"Yes, i am crazy of you"

Red tergelak sejenak melihat reaksi Soap yang terlihat salah tingkah.

"Empty, this thing is full of virus", ujar Ghost.

Red hanya tertawa kecil.

"Kau berpihak pada siapa?", ujsr Soap.

"Money", jawab Red cepat. "Aku bekerja untuk diriku sendiri, siapa yang tidak suka uang bukan? Pihak msna aku berpihak itu tergantung, jika menurutku benar akan aku ambil"

"How idiot", kkmen Ghost.

"This idiot very famous"

"Johnny, keep on eye, i will tell Price"

"Yes sir"

Tinggalah mereka berdua sendiri.

Tidak ada yang bicara.

Hanya saling waspada.

Red hanya menundukkan kepalanya sedikit dan melihat ke langit-langit sampai seperti akan terguling ke belakang.

"Why you obsessed to me?", tanya Red.

"I was drunk"

"But is...fucking good"

Soap memincingkan matanya sedikit.

""Do it when you sober, i will like it"

"Kau sendiri yang bilang jangan jadikan orang lain pelampiasan"

"Aku bersedia, lagipula aku tak oerlu perasaan sesaar itu"

RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang