Setelah Elisa berpamitan, Belfa pun menyusul ibunya itu setelah meminta izin pada kakek Matheo lebih dulu, lalu menggandeng tangannya dengan sayang, Elisa hanya membiarkannya saja, dia sudah tidak meledak-ledak seperti tadi.
"Ibu.. biar Aku antar" ucap Belfa menawarkan diri
"Tidak perlu, pesankan saja aku taxi online, besok adalah hari besar untuk mu, kau Jangan kecewakan Ibu"
"Aku.. tidak akan.." Ucap Belfa menjeda kalimatnya
"Lain kali, ibu bisa menghubungi ku saja, agar aku yang mendatangi ibu, aku tidak mau Ibu Kembali sakit seperti kemarin.. aku.. masih membutuhkan ibu, aku harap kedepannya ibu sehat-sehat selalu" Tambah gadis itu dengan tulus.
"Kau Anak yang baik.. kau tau hal apa yang bisa membuat ibu mu panjang umur.." Ucap Elisa penuh niat terselubung di setiap penekanan katanya.
"Aku tau, kedepannya aku akan berusaha memenuhi segala kemauan dan harapan mu bu.. semoga aku tidak akan lagi membuat mu marah atau mengecewakan mu, aku akan berusaha semampuku di masa depan"
Elisa yang mendengar kalimat dari anaknya ini tentu saja tersenyum senang di dalam hati.
"Dan maaf, jika sebelumnya aku telah membuat mu khawatir.." Ucap Belfa di tengah-tengah perjalanan Mereka menuju gerbang utama, dimana taxi online yang ia pesan telah tiba.
"Baik-baik jaga dirimu, besok kau akan menjadi seorang istri dari pria terkaya di kota ini.. layani suami mu dengan baik, buatlah dia senang, agar segala urusan mu, dipermudah oleh nya nanti" ucap Elisa kembali antusias.
"Jangan khawatirkan itu bu.." Sungguh ia tidak ingin membicarakan pria itu.
Sebelum Elisa memasuki taxi, Belfa mencium punggung tangannya terlebih dulu, lalu melambai dan mendoakan ibunya itu Selamat hingga sampai tujuan.
***
Sudah pukul 03.00 wib gadis itu masih belum memejamkan matanya, padahal 2 jam lagi, sudah memasuki waktu subuh, dimana ia akan menjalankan rutinitasnya seperti biasa, sebelum beranjak ke ruang Hias pengantin untuk di dandani menjadi gadis tercantik Hari ini.
Beberapa jam pun telah berlalu, saat ia baru akan terlelap, kumandang azan subuh membangunkannya. Yang artinya, gadis ini tidak tidur sama sekali malam ini.
'Aku lelah.. dimana Aku? Siapa Aku?" Racaunya berjalan sempoyongan menuju mushollah yang letaknya hanya beberapa meter saja dari rumah kecilnya.
Usai solat berjamaah, kakinya sungguh enggan melangkah menuju ruang hias pengantin yang sudah di persiapkan untuknya.
Acara pernikahan ini diadakan dengan sederhana, namun juga tak bisa di katakan biasa-biasa saja, semua dekorasinya tak kalah dari acara di gedung-gedung Bintang lima, harga EO yang di sewa juga tidak lah murah.
Tamu undangan hanya meliputi Keluarga, kerabat dan teman dekat saja.
Acara Akad dan Resepsi, di adakan dalam satu hari yang sama.
Semua itu, sesuai dengan permintaan Belfa dan Leo, yang merasa jika mereka tidak memerlukan banyak orang untuk menyelamati status hubungan di antara mereka nanti, karena keduanya bisa di bilang, saling tidak mengenal satu sama lain.
'Oh Belfa.. kau yakin akan melakukannya? Yakin akan menjalankan pernikahan ini? Pernikahan bukanlah permainan.. jika kau Sudah memutuskan maju, maka tidak ada kata mundur!! Kau harus menjalani pernikahan ini dengan sungguh-sungguh, jika tidak banyak orang yang kau sayangi akan merasa kecewa! Termasuk tuhan mu yang membenci perpisahan' Racau gadis itu yang terus bergumam dan tanya jawab dengan dirinya sendiri sepanjang jalan menuju ruang hias
'Lelaki itu tidak mencintai mu, jangankan berpikir mengenai cinta, sikap menghargai sesama manusia saja dia tidak punya.. ingatlah apa yang sudah ia lakukan padamu kemarin malam, hari ini seharusnya kalian menikah, dia Malah bersenang-senang dengan Wanita lain'
'Wanita lain? Bagaimana jika dia adalah kekasihnya? Bukan kah kau akan di cap sebagai pelakor?'
'Oh.. tidak.. ini mengerikan! Aku bukanlah pelakor' Ucapnya berhenti melangkah menuju ruang hias yang tinggal beberapa langkah lagi ia akan tiba disana.
"DOOR!" Pekik Hanifah dan Triana bersamaan mengejutkan gadis itu yang memang terlonjat kaget karena ulah keduanya.
"KALIAN!!!" Kesal Belfa
"Apa yang kau lakukan disini? MUA sudah menunggumu sejak 15 menit yang lalu, hingga membuat kami harus menjemput mu." Ucap Triana
"Kau tidak tau, MUA yang akan mendandanimu adalah MUA yang paling venomenal! Banyak artis yang berebut ingin di dandani olehnya. Kau beruntung, dia bersedia mendandani mu, kau akan terlihat sangat cantik hari ini aku yakin itu." Sahut Hanifah
"Cantik? Aku tidak akan melepas niqop ku.. meski nanti di persandingan, atau saat Ijab Qobul, sekalipun aku tidak akan melepasnya!" Ucap gadis itu kuat hati.
Kedua sahabatnya ini tercengang dan saling memandang dengan bingung atas pernyataan dari Besty nya ini.
"Padahal, sepupu ku juga memakai niqob, tapi saat dia menikah, niqopnya ada di lepaskan beberapa kali, di moment-moment tertentu. Tapi kenapa kau tidak sama sekali Bel?" Tanya Hanifah
"Ini sudah janjiku kepada seseorang, aku tidak akan pernah memperlihatkan wajahku pada siapapun, kecuali suami ku nanti"
"Yah..." eluh kedua bestinya itu kecewa bersamaan.
"Mengapa kalian seperti Anak Anjing yang sudah seminggu tidak di kasih makan?" Ejek Belfa
"Apa?! Kau mengatai kami Anjing?" Ucap Mereka lagi bersamaan
"Kalian yang bilang, bukan aku.. hahahaha.." Gelaknya sembari berlari menjauhi kedua sahabatnya itu.
Kehadiran keduanya mampu menghibur suasana hatinya yang buruk tadi.
***
Ketiganya melangkah masuk ke ruang hias, Belfa menyalami sang MUA terlebih dulu, sebagai perkenalan, wanita berusia 33 tahun itu bernama Gina Dorotti. Ia berasal dari manado, sedikit bicara, tapi Jika ia mengeluarkan suara, Belfa akan selalu terkejut mendengar nada bicaranya yang meledak ledak.
Kini saatnya gadis itu membuka seluruh kerudung dan niqob yang menutupi wajahnya.
Ia terlihat enggan, tapi setelah melihat kedua sahabatnya yang begitu penasaran, ia pun melepas semua kain yang menutup kepalanya.Rambutnya terurai indah, rambut lurus berwarna Gold.
"Kau......" ucap keduanya kagum, bagai terhipnotis
"Tidak menyangka, kau Secantik ini Bel.. ada campuran Turki, Amerika dan Indonesia di wajahmu" ucap Hanifah yang tak mampu menghapus rasa kekagumannya.
"Berhenti menerka-nerka" ucap Belfa
"Tapi teman-teman mu benar.. kau tidak berdandan saja Sudah secantik ini.. bagaimana jika sudah ku poles nanti?" ucap Gina, sang MUA profesional. Mengukirkan senyum untuk pertama kali pada gadis yang ada di hadapannya.
Karena Ia juga sangat menantikan moment itu.
"Hmmm kak Gina, bisakah make up ku di buat biasa-biasa saja? Kan tidak ada yang melihat juga, buat apa membuang tenaga mu hanya untuk mendandani orang yang wajahnya bahkan tidak akan di lihat oleh siapapun.
"Bukankah kau akan memperlihatkan wajahmu pada pria sah mu nanti?" Jawab Gina yang hanya di jawab oleh Belfa dengan helaan napas ringannya saja.
"Bel.. rambut mu?" Tanya Triana si Ratu penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bukan Pilihan Hatimu
RomantizmWarning!! ini Novel ROMANCE, BUKAN RELIGI. *** Maleo Dirgatama, adalah satu-satunya penerus di keluarga terpandang Dirgatama. Sifatnya yang pendiam, dingin, dengan sorot mata yang tajam, membuat siapapun takluk di bawah kakinya. Tiada yang ia takut...