"LISAAAAA!"
Panggil seseorang dengan suara cempreng miliknya membuat siapa saja yang mendengar akan menutup telinga nya karna takut membuat gendang telinga mereka rusak.
Melisa terkekeh kecil melihat sahabat mungilnya itu yang berlari ke arah nya, menatap dengan gemas tingkah Jihan Sandrian-nama sahabat nya itu.
Gadis yang selalu menemani Melisa sejak dulu, gadis yang selalu membuat diri nya tertawa lepas,gadis yang tau segala rahasia miliknya dan hidup kelam yang Melisa jalanin, Jihan itu seperti adik buat Melisa,tingkah ceroboh Jihan membuat Melisa selalu was-was, gadis itu juga termasuk gadis yang amat sangat usil kepada dirinya, membuat hati-hari Melisa penuh warna akibat ulah Jihan.
"Pelan-pelan Han"
Melisa menatap khawatir Jihan yang terlihat hampir tersandung, sedangkan sang sahabat hanya tersenyum lebar kepada Melisa yang sedang khawatir terhadap nya itu.Menghela nafas pelan Melisa melangkahkan kaki nya menuju Jihan, menyentil jidat Jihan membuat gadis itu cemberut dan mengaduh kesakitan.
Tak tahukah Jihan bahwa saat ini Melisa takut jika gadis ini terluka, sungguh rasanya Melisa ingin sekali menenggelamkan Jihan kerawa-rawa kenapa dia tak pernah hati hati, padahal Melisa tak akan berlari dan hilang,mengapa harus terburu buru seperti dirinya akan hilang saja."Lisaaa, Jian kangen tau"
Jihan tersenyum lebar ke arah Melisa, tangan mungilnya mengengam tangan Melisa erat membuat Melisa hanya bisa tersenyum kepada sahabat nya itu."Lisa tau nggaa k-"
"Ngga"
Melisa menyahut memotong ucapan sang sahabat itu, sedang Jihan yang belum menyelesaikan ucapan nya cemberut kesal kearah Melisa, membuat Melisa tertawa kecil kearah Jihan, sedang kan Jihan hanya bisa mendenguskan nafasnya kesal."Jian belum selesai ihhh"
"Ia iaa, kenapa hm?"
"Nanti jian cerita ke Lisa ya, sekarang kita ke kelas dulu"
Jihan menarik lengan Melisa, sedangkan orang yang ditarik hanya mengikuti langkah sang gadis tanpa merasa risih sekalipun.
Siswa/i yang melihat Melisa dan Jihan melewati mereka berbisik, memaki mereka berdua menghina mereka dengan berbagai sumpah sarapan dan tentunya di abaikan ke dua gadis itu, mereka tak peduli dengan ucapan orang lain ya, mereka amat sangat tak peduli dengan tanggapan orang lain kepada mereka.
"Cih, bagaimana bisa sampah itu masih bisa menunjukkan wajah nya disekolah ini"
"Dasar tak tau malu"
"Lihat lah tingkah jalang Melisa, mengoda kekasih adik nya dasar menjijikan"
"Bagaimana bisa Aletta memiliki saudara seperti Melisa itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PAIN IS TOO DEEP
Fanfiction𝘙𝘢𝘴𝘢 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵 𝘪𝘯𝘪, 𝘬𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳? 𝘈𝘱𝘢 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘨𝘪𝘵𝘶 𝘣𝘦𝘯𝘤𝘪 𝘯𝘺𝘢 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘶 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘐 𝘬𝘦𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘢𝘯 𝘱𝘶𝘯, 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘴𝘶𝘭𝘪𝘵 𝘬𝘶 𝘤𝘢𝘱𝘢𝘪? ⬤⬤⬤ Publish: 30 Januari 2...