3

5K 412 7
                                    

Matahari sudah terbenam, dan bulan menggantikannya bersinar di malam yang gelap.

Alvaro kita yang terbaring di ranjang kayu ulin akhirnya mulai tersadar.

Namun karena pencahayaan yang minim, alvaro kembali menutupkan matanya sakit.

Saat manik itu terbuka kembali, hanya ada pandangan ketidaktahuan di dalamnya.

Alvaro kelihatan bingung.

Tapi, sinar yang menghilang dari matanya akhirnya mulai kembali.

"A..a...a"Suara alvaro begitu parau dan hampir tidak terdengar.

Namun salah satu manusia yang tinggal di rumah itu memiliki pendengaran yang begitu tajam hingga dirinya bisa mendegarkan suara kecil alvaro.

Manusia itu menyadari suara makhluk kecil lain dirumahnya.

Akhirnya Manusia itu, ah tidak lelaki misterius itu datang kekamarnya yang saat ini di tempati oleh alvaro.

Lelaki bertubuh besar itu memandang makhluk kecil yang telah terbangun dari pingsannya.

Lelaki itu menatap alvaro dengan dingin dan tanpa emosi.

Sedangkan alvaro, dia menatap laki-laki itu bingung dengan matanya yang masih sama seperti sebelumnya ketidaktahuan.

Namun, dirinya tidak sampai menangis atau pun merengek melihat orang dewasa itu menatap nya tajam.

Karena memang sebagai sesama orang dewasa tidak mungkin alvaro akan tertekan dengan tatapan tanpa emosi itu.

Lagipula, tatapan tanpa emosi itu lebih ringan dibandingkan dengan tatapan benci dan jijik yang pernah alvaro kita rasakan.

Lelaki dewasa itu sedikit merasa tertarik dengan respon yang diberikan Alvaro.

Biasanya anak kecil akan langsung kabur atau pun menangis ketika Melihat nya.

Entah karena tubuhnya yang tinggi dan besar,atau karena wajahnya yang tidak berekspresi.

Anak-anak yang melihat pasti akan menahan napas ketakutan.

Kecuali, keponakan-keponakannya yang semuanya adalah setan kecil.

Tapi anak anak itu adalah anak yang memiliki darah keluarga, berbeda dengan anak yang sekarang ini menatap laki-laki itu bingung.

"A...a" Alvaro mengeluarkan suara lagi namun suara parau itu terdengar lagi.

Tiba-tiba alvaro merasa malu, entah kenapa.

Lelaki itu tidak pernah merawat seseorang, apalagi merawat anak kecil seperti alvaro.

Dan dirinya juga tidak mengerti dengan ucapan alvaro yang tidak jelas.

Jadilah, lelaki itu hanya memandang alvaro dingin, berdiri kaku menatap anak kecil itu kesusahan bicara dengan pipi yang memerah.

Tidak mendapat tanggapan dari orang di depannya, alvaro akhirnya berusaha untuk turun, namun baru saja menyentuh lantai kakinya langsung saja tidak bisa berdiri dengan tegak.

Kakinya begitu lemas hingga tidak terasa.

Lelaki itu sontak menarik tangan alvaro kasar.

"Akh!"

Alvaro meringis kesakitan akibat tarikan kasar lelaki itu. Sementara lelaki itu langsung saja menaruh kembali alvaro di ranjang dan menarik kembali tangannya yang menyentuh alvaro.

Lelaki itu tidak pernah menyentuh anak kecil selain anak anak dari keluarga besarnya.

Dan tidak menyangka sentuhannya akan menyakiti anak itu, anak itu alvaro meringis kesakitan selain itu air mata mulai berkumpul di pelupuk matanya.

the rebirth of an alvaroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang