Aku menenteng kotak berisi kostum pahlawanku. Kotak yang bertuliskan no 21.
Hari ini hari dimulainya magang.
"Saa, aku duluan, teman- teman." Aku mulai terbang.
"Hati hati, kero."
"Sampai jumpa, (Name)-chan."
"Jangan memaksakan diri, (Name)." Aizawa-sensei mengingatkan.
Aku mengangguk, melambai, lantas terbang dengan kecepatan penuh ke arah kantor komisi pahlawan.
Hawks bilang dia nggak bisa nganterin aku, tapi sudah bilang ke ketua komisi kalau aku akan datang ke kantor pusat hari ini. Dan dia juga sudah konfirmasi kalau aku bisa mengatasi Shie Hassai, komisi sudah menyetujuinya.
Aku mendarat di gerbang depan menyapa satpam sok akrab. Yah, hidup cuma sekali, masa ga dipake sesuka hati?
Eum, secara teknis, ini kehidupan keduaku.
Aku masuk setelah satpam mengkonfirmasi janji yang sudah ku buat dengan ketua komisi.
Semuanya aman, diriku masuk tanpa ada gangguan.
Taman depannya nggak terlalu besar, mengingat harga tanah di Jepang itu fantastis—soalnya ini negara kecil.
Tak butuh waktu lama untuk jalan kaki dari gerbang sampai gedung utama. Kurasa sekitar 50 detik?
"Anda (Name)-san? Hawks-san sudah memberitahuku tentang kedatangan anda, silahkan ikuti aku menuju ruangan ketua."
Aku mengangguk.
Kalo boleh salfok sama interior kantor komisi pahlawan ini. Nuansanya sama sekali nggak terlihat kalau gedung ini adalah salah satu gedung organisasi paling berpengaruh di jepang.
Desainnya sangat sederhana, kalau di bandingkan, aku akan menjawab kalau gedung ini bernuansa sama seperti kantor instalasi pegawai swasta pada umumnya.
Pegawai(?) Di depanku membuka salah satu ruangan. Bisa ku lihat seorang wanita setengah baya yang duduk sambil minum teh.
"Masuklah, ketua sudah menunggu."
Aku segera masuk. "Ohayō gozaimasu, maaf aku terlambat, ma'am."
Ia menoleh, tersenyum tipis. "Kau tidak terlambat, duduklah. Dan tolong tinggalkan kami sendiri." Ia menoleh pada beberapa bodyguard yang berjaga di belakangnya.
"Tapi ketua..!"
"Kalian pikir aku tidak akan aman bersama pahlawan pro baru kita?" Ia menyeruput teh.
Ketiga pria di sana keluar dengan berat hati. Pasti kesetiaan mereka amat besar.
"Akiyama-san, silahkan duduk." Ia mengulangi perkataannya.
Aku menghela nafas, duduk. "Tolong panggil saya (Name), ma'am."
Ia tertawa kecil. "Kau bisa memanggilku Ketua."
Aku mengangguk kaku. Dia nggak jawab kalimatku.
"Aku sudah lihat pertarunganmu dengan Mirko. Hmm, dengan kurasa rank mu setara dengan Hawks? Apa itu diatas rank A? Baik, sudah." Ia menulis sesuatu di kertas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akiyama (Name) - Bnha Alternative Universe
FanfictionGa elit banget mati gara gara kesurupan jin tomang. Siapa? GUE LAH MASA MANG DADANG TUKANG BAKSO DEPAN SEKOLAH!! Untung pahala gue banyak Baca: dosa Iye, gara gara itu katanya gue di depak ke ni animek buat penebusan dosa, wkwkw Ngayal ni dewa dewi...