Chapter 50

1K 36 8
                                    

Saat aku mandi di kamar mandi lain rumahnya dan keluar hanya memakai celana, dia sudah duduk di sofa ruang tamu. Melihat sesuatu, dia bertanya tanpa mendongak.

"Apa kau lapar?"

Bukannya menjawab, aku melihat jam yang digantung di dinding. Pukul 7:20 pagi. Bukannya aku banyak tidur. Tapi entah kenapa rasanya seperti tidur malam. Aku segera menyadari pemikiran ini tidak menyenangkan dan menghapusnya dari otakku. Aku tidur di sebelah di orgil, apanya sih yang menyegarkan. Toh, segera setelah aku bangun, aku kehilangan tenaga.

"Apa kau tidak bekerja?"

Aku duduk di sebelahnya dan menyandarkan kepalaku yang basah ke belakang sofa. Saat aku menutup mata sejenak, ujung jarinya menyentuh wajahku. Terkejut, saat aku membuka mata, dia menyusuri pipiku dan menyentuh rambutku yang basah.

"Kau mau aku mengeringkannya?"

"Apa kau tidak bekerja?"

"Aku bertanya duluan. Apa kau lapar?"

Baru di saat itulah aku sadar aku duluan yang mengabaikan pertanyaannya, tapi rasanya seperti aku melewatkan sesuatu, jadi aku tidak langsung menjawab. Alih-alih, aku menoleh ke samping dan bergumam, menghindari tangannya.

"Tidak begitu."

"Makanlah. Kita bisa makan diluar bersama lalu pergi bekerja."

Dia melihat jam tangannya dan membuat rencana seenaknya sendiri, lalu tiba-tiba menambahkan dengan paksa

"Aku tidak naik kereta."

"Kenapa? Apa kau takut kereta pertamanya belum jalan di jam segini?"

Ujung mulutnya naik. Meskipun aku sudah familier dengan wajah tersenyum itu, tapi tetap saja menarik perhatianku.

"Tidak. Kalau aku tidak bisa menahannya di kereta dan melepas bajumu, aku takut kau akan malu."

Sebaliknya, itu akan lebih menarik. Aku bisa mengirimnya ke kantor polisi sebagai orang mesum. Saat aku mencoba merespons, naskah di tangannya menarik perhatianku. Ini adalah apa yang kulihat kemarin karena Hansoo memberikannya padaku. Menyadari tatapanku, dia juga menundukkan pandangan.

"Haruskah aku memberitahumu sesuatu yang menarik? Cha Jungwoo juga mengincar peran utama karya ini yang akan dibuat dramanya tahun depan. Lebih tepatnya, dia adalah satu dari beberapa aktor yang punya kesempatan bagus menjadi pemeran utamanya."

"Kalau begitu kenapa kau ingin menyingkirkannya?"

Aku ingat suara mantan manajer dari rekaman Cha Jungwoo. Jelas sekali dia melaporkan kalau dia memanggil 'Yooni' dan 'apa kau membelinya', dengan kata lain, Direktur Yoon, sambil berbicara tentang hal-hal seperti 'Jungwoo' dan 'makelar.' Dia tahu dia direkam. Tepatnya apa yang diperintah oleh Direktur Yoon. Aku tidak paham kenapa dia berusaha menghancurkan aset besar perusahaan dengan mudah, tapi dia memberi jawaban yang terlalu mudah.

"Berjaga-jaga kalau dia mencoba kabur."

Di saat itu, kata "kabur" tumpang tindih dengan kata "kabur" yang dia katakan padaku di kamar tidur, dan aku kaget. Tapi ucapan yang mengikuti punya makna yang berbeda.

"Aku menemukan kalau dia menghubungi agensi lain dengan sisa hanya enam bulan di kontraknya. Cha Jung woo adalah aktor besar, kalau periode kontraknya pendek, orang lain akan mendekatinya, jadi itu biasa. Tapi kalau dia memang ingin pergi, itu adalah masalah."

"...jadi alih-alih membiarkannya menjadi produk orang lain, kau ingin menghancurkannya sebelum itu terjadi?"

Suara yang keluar dari mulutku kering. Kemarahan dan kekonyolan yang kurasakan saat pertama menemukan kalau dia berada dibalik isu Cha Jungwoo sepertinya sudah mengering setelah sehari. Dia mengangguk datar mendengar pertanyaanku.

PaybackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang