Chapter 05

39 4 0
                                    

Enam belas tahun lalu ...

Di sebuah pemukiman kumuh terdapat keluarga yang utuh dan hangat tinggal disalah satu rumah yang begitu kecil dan kurang layak untuk ditempati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sebuah pemukiman kumuh terdapat keluarga yang utuh dan hangat tinggal disalah satu rumah yang begitu kecil dan kurang layak untuk ditempati. Pasangan suami-isteri yang sakit-sakitan tapi tetap terus membanting tulang mencari nafkah untuk kedua putranya tercinta yang masih kecil. Bisa dibilang mereka orang-orang yang berkekurangan.

Sang kakak baru berusia delapan tahun, sedangkan adiknya berusia lima tahun. Mereka adalah Kim Joong Woon atau biasa dipanggil Yesung, dan Kim Ryeo wook. Yesung sangat menyayangi adik kecilnya ini, ia selalu mengajak Ryeo wook untuk bermain disalah satu taman dekat rumah jika sudah sore hari. Walau sering dicemooh / diejek oleh orang-orang yang juga sedang bermain disana, dan seringkali mereka membuat Ryeo wook menangis namun sang kakak akan selalu membela adiknya dan berusaha membuatnya tertawa kembali.

"Ini adalah salah satu pilihan kita yeobo.. serahkan salah satu putra kita, kau tau bukan kita saat ini tidak mampu mengurus keduanya?" Pinta sang isteri kepada suaminya yang sedang duduk terdiam diluar rumah, menatap pemandangan yang penuh akan tumpukan sampah atau barang bekas disana.

"Chagiya, masuklah.. disini dingin" Jawab sang suami, mencoba tidak menghiraukan permintaan istrinya.

"Yeobo!! Kau dengar aku bukan? Nasib kita akan selalu seperti ini, tak akan ada perubahan!! Realistislah, kita ini miskin! Dan terlebih kau juga mengidap penyakit, aku pun begitu.. Apa mungkin kita serahkan dua-duanya ke panti asuhan hhm?"

"Chagiya, sudah kukatakan berulang kali.. aku takkan menyerahkan kedua putraku pada orang lain selagi kita masih mampu memberi mereka kebutuhan dan lain sebagainya, kenapa kau begitu mudahnya ingin menyerahkan putramu sendiri pada orang lain huh?" Ucapnya pelan namun membuat sang istri kini menahan tangisnya, sungguh ia juga tak sanggup harus merelakkan putranya bersama orang lain namun dilain sisi mereka harus melihat kenyataan bahwa mereka diluar kata mampu untuk mengurus dan memenuhi kebutuhan anak mereka.. sebelum terlambat.

"Mari kita bicarakan lagi nanti, sudah sore waktunya makan malam... sop kubis yang sudah ku encerkan terus menerus dan tiada gizi untuk anak kita! Dengar itu!" Ucap sang istri agak ketus dan langsung masuk ke dalam rumah, sementara suaminya hanya bisa menghela nafasnya kasar begitu mendengarnya.

Yesung mendengar semua percakapan kedua orang tuanya, ia juga tak tahu harus berbuat apa.. hanya satu hal yang terbesit dalam fikirannya yaitu ikut berkerja mencari uang agar tak menyusahkan orangtuanya kelak. Ia harus melakukannya, saat ia tenggelam dalam fikirannya ujung bajunya yang penuh akan robekan ditarik pelan oleh adiknya. Yesung pun mencoba tersenyum dan merendahkan tinggi badannya menyamai Ryeo wook, lalu mengacak gemas rambut sang adik.

"Aigoo... uri dongsaeng neun, ada apa hhm?" Tanya Yesung sambil tersenyum manis pada Ryeo wook.

"Hyung..aku mau es krim" Ucap Ryeo wook dengan pengucapannya yang cadel membuat Yesung semakin  mengembangkan senyumnya.

No Other(✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang