"Karena, ketika semua itu hilang, tidak ada lagi yang dapat ku genggam."

10 0 0
                                    



















“Dia sederhana
Tapi aku menyukainya,
Sesederhana seperti saat aku
Jatuh cinta padanya.




















Seorang gadis cantik dengan bentuk wajah yang terkesan garang dengan rambutnya yang digerai serta memiliki kulit sawo matang itu sedang berada di perpustakaan, gadis itu tersenyum membaca penggalan quotes yang ada di buku tersebut. Ia sedang melihat-lihat novel yang berada di rak itu.

“Ah, indahnyaa, salting deh,” ucap Gadis itu, namanya Maia. Seorang Gadis berusia 23 tahun, menempuh pendidikan di salah satu universitas negeri yang ada di Indonesia, sekarang Ia menduduki semester kelima.

Maia merasakan ketukan di bahunya, ah, seorang siswi sekolah menengah yang berbicara padanya, “Hi, Kak! Boleh aku pinjam buku yang kakak pegang? Maaf kesannya gak sopan.”

Maia tersenyum, “Ini, boleh kok.” Siswi tersebut memekik girang, “Terimakasih, Kak!” ucapnya.

“Jadi mau SMA lagi deh,” Maia bergumam tanpa sadar.

Maia sudah menghabiskan setengah harinya di sini, Ia merasa kelelahan sekarang. Maia memutuskan untuk pulang, merehatkan diri. Eh, salah! Maia berniat mengunjungi SMA lamanya dulu. Tak tahu mengapa Ia merasa rindu.

Sekarang adalah hari senin, siswa siswi sedang melakukan kegiatan pembelajaran. Maia jadi heran, mengapa anak tadi bisa ada di perpustakaan pada jam belajar, ya? Sudahlah, lupakan.

Maia masuk disambut oleh beberapa teriakan siswa siswi yang sedang melaksanakan olahraga. Maia tersenyum memandangnya, memang indah masa-masa ini.

Sebentar, di seberang sana terlihat ada seorang laki-laki, sedang memandangi hal yang sama seperti Maia.

Maia menoleh, Ia mengerutkan wajahnya, “Guru baru?” tanyanya pada diri sendiri. Acuhlah, Ia mengedikkan bahu tanda menjawab pertanyaan sendiri.

 Acuhlah, Ia mengedikkan bahu tanda menjawab pertanyaan sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tadi, Maia menghabiskan sekitar dua jam di sana. Andai saja Ia bisa mengulangi masa SMA. Maia akan menjadi orang paling bahagia. Percayalah.

Ah, Maia, tolong doa-mu dijaga.

Sekarang Maia sudah berada di rumah, petang sudah menyambut hadirnya. Maia rindu dengan rumah. Maia rindu dengan lembutnya kasur, dengan hangatnya selimut, dan dengan nyamannya bantal.

Maia Lestari, manusia kelahiran asli Jakarta, lahir pada bulan baik di saat hujan. Hadirnya dinanti banyak orang, membawa berkah bagi yang merasa. Sudah tahukan mengenai umurnya? Hahaha, Ia anak tunggal, orang tuanya sudah lama hilang dikembalikan pada yang kuasa, sepi sekali hidupnya.

Setiap malam, Maia selalu berdoa, ”Tuhan, jaga Maia di sini, temani Maia di saat sendiri.” Maia yakin Tuhan baik. Tuhan akan mengabulkan apa yang Ia minta, semoga.

Maia sudah bersiap untuk berlayar ke pulau mimpi, menyambut senang khayalan yang tercipta, memejam mata damai nan tenang. Berharap, tolong biarkan Maia istirahat dari padatnya dunia kali ini. Bisakan.

Hey, guys! Long time no see~ I decided to rombak full of this story, im so sorry

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hey, guys! Long time no see~
I decided to rombak full of this story, im so sorry. Alur beberapa masih ada yang sama. Jadi, tolong dukung aku, ya? Beri aku doa dan kekuatan yang kalian punya. Aku yakin, cerita ini akan terjalin sampai akhir asal kalian bersama aku. Thank you.

MY LOVE RICOCHETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang