Setelah beberapa hari demam tinggi akhirnya hari ini elvino telah di perbolehkan untuk bersekolah lagi, ya walaupun delvan masih tidak rela kalau bungsu nya masuk sekolah lagi, ia terlalu khawatir.
Dengan perasaan senang elvino turun menggunakan lift menuju ke lantai satu, tadi delvan menawarkan untuk menggendong nya menuju ke lantai satu tapi elvino menolaknya ia benar-benar sangat senang sekarang jadi ia ingin melakukan semua nya sendiri hari ini.
"Selamat pagi", sapanya dengan senyuman yang mengembang.
"Pagi", jawab seluruh orang yang berada di meja makan, mereka membalas sapaan elvino dengan muka yang sangat datar, sebenernya bukan hanya delvan saja yang tidak rela seluruh kakak nya pun ikut tidak rela karena takut adik nya itu kembali sakit saat di sekolah nanti, di tambah elvino bilang kalau diri nya ingin mandiri hari ini mereka tambah badmood karena mendengar itu.
Elvino mengambil sarapan nya sendiri, sungguh ia sangat amat senang hari ini, tidak ada alasan yang jelas ia hanya senang itu saja, bahkan sangking senang nya elvino mengambil lauk sayur yang cukup banyak tanpa di paksa ataupun di suruh.
Setelah beberapa saat mereka selesai menghabiskan sarapan nya, delvan menatap anak bungsu nya itu, ia benar-benar belum memperbolehkan elvino untuk bersekolah tapi elvino mengancam akan mendiamkan nya selama sebulan, delvan yang mendengar itu tidak mungkin menolak permintaan bungsunya, bagaimana bisa ia hidup tanpa suara elvino, tidak bertemu seharian saja ia tidak bisa apalagi sebulan?!!.
"El benar-benar ingin sekolah?, bukan nya el bilang masih pusing tadi malam?", tanya delvan yang sedikit mencari alasan.
"Kapan el bilang kayak gitu dad, sepertinya daddy mimpi", jawab nya dan segera berlalu dari ruang makan dan menuju ke ruang tamu untuk memakai sepatu.
Dengan cepat elvino memakai kaus kaki, tapi saat ingin memakai sepatu ia baru ingat kalau dirinya tidak terlalu bisa mengikat tali sepatu, sebenernya bisa hanya saja tidak tahu kenapa sering kali lepas dan berakhir ia yang terjatuh karena menginjak tali sepatu sendiri.
Karena ia berencana ingin mandiri akhirnya elvino tetap mengikat nya sendiri tidak peduli kalau itu akan lepas nanti nya, yang terpenting tali nya terikat sekarang.
"Daddy el berangkat dulu ya", ucap nya sedikit berteriak, delvan yang mendengar itu langsung menghampiri elvino dan menggendongnya.
"Tidak, el tetap harus berangkat bareng daddy", ujar delvan dan segera melangkahkan kaki nya menuju ke mobil yang sudah terparkir di depan rumah.
~~~
Selama di perjalanan hanya ada keheningan, elvino yang sibuk sendiri dan delvan yang sedang menatap handphone nya, ya walaupun delvan kelihatan sibuk tapi tidak dengan otak nya yang sudah berpikiran jelek, bagaimana tidak, elvino yang biasanya meminta susu saat pagi sekarang anak itu tidak meminta nya, biasanya elvino juga akan menyempatkan tidur terlebih dahulu di pangkuannya tapi sekarang anak itu sangat segar.
Delvan menghela nafasnya, ia harus menghilangkan segala pikiran jelek itu, "el tidak ingin susu?", tanya delvan yang akhirnya angkat suara.
"Tidak, nanti pulang sekolah saja", jawab elvino tanpa mengalihkan pandangan nya dari jalanan luar.
Lagi-lagi delvan menghela nafasnya, ia tidak tahu kenapa elvino bisa berubah hanya dalam semalam, bahkan tadi malam saja elvino sama sekali tidak ingin di puk puk saat tidur, padahal sebelum-sebelum nya bungsunya tidak akan bisa tidur sebelum di puk puk.
Ahkkk tidak delvan tidak ingin elvino mandiri, oh ayolah ia tidak mau elvino tumbuh dewasa, ia belum siap sungguh.
Setelah beberapa saat, akhirnya mereka sampai di sekolah, "daddy el sekolah dulu ya", ujar elvino dengan senyuman nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELVINO 2
Teen FictionIni kisah kedua dari pemuda menggemaskan bernama elvino, setelah kejadian dia di culik itu keluarga nya semakin overprotective kepada nya, bahkan sekarang peraturan yang di buat keluarga nya semakin membuat nya terkekang, oh ayolah dia bukan melakuk...