Sang legenda terlahir

3 2 1
                                    

Di malam hari seseorang dengan gerobak kudanya berlarian ditengah hutan dan sekelompok orang mengekor di belakang gerobak itu, gerobak tersungkur dan terjatuh ke tanah sang pengemudi terjatuh dan mengalami luka gesekan, berusaha bangkit untuk melarikan diri namun sekelompok orang yang mengejarnya menghadang sang pengemudi untuk bangkit dan mengancamnya dengan sebilah pedang bermata dua, sekelompok orang itu beranggotakan 7 orang. mereka menyeringai dan tertawa kepada si pengemudi
Pengemudi berkata "Siapa kalian-! Apa yang kalian mau!" Dengan raut muka yang ketakutan
"Kami hanya ingin mengambil barang yang kau punya" ucap ketua sekelompok orang
"Apa?- aku tak tau apa yang kau maksud!"si pengemudi membalas perkataan itu dengan terbata-bata
"Kau sialan! Hentikan aktingmu dan jangan menyusahkan pekerjaan kami!" Ucap salah seorang anggota kelompok itu
"Sudah! Hentikan basa basi dan beritahu aku dimana Cristal Corelisum!" Tegas si ketua sembari menusuk kaki si pengemudi
"Argh-! Sumpah aku- tak ta- ARGH-!" Teriak Si pengemudi yang disiksa menggunakan aura hitam terpancar dari pedang yang menusuk kakinya
"AKU TAK ADA WAKTU MELADENIMU! BERITAHU AKU KLO MASIH MAU HIDU-" perkataan ketua kelompok terpotong dengan kesunyian yang terasa sangat hening
Pohong berbunyi, dedaunan berjatuhan, suasana yang aneh dan senyap, sesosok bayangan berlarian di ranting demi ranting, kecepatan yang sangat sunyi dan tak bersuara
"Ini. Niat membunuh" fikir si ketua sembari mengamati lingkungan sekitar
"Kakak! Aku merasakan sesuatu sedang mengincar kita!" Ucap seorang anggota
"Hei! Apakah kita sedang diburuh" Ucap salah satu anggota
"Jangan bodoh mana ada orang yang ingin memburuh kita disaat sedang bersama" ucap anggota berambut pony
"Memang benar tapi rasanya benar benar aneh, firasat ku mengatakan kita harus melarikan diri" ucap seorang anggota yang sedang berfikir keras
"Aku rasa kau benar-" perkataan seorang anggota itu dipotong oleh suara anggota yang lain berteriak ketakutan
"Itu memang benar kak! Firasat Vole tidak pernah salah! Jadi ayo mari kita hentikan misi kit-" perkataan anggota itu di Potong oleh teriakan si ketua
"KALIAN SEMUA DIAM! TIDAK ADA YANG AKAN KEMBALI! JIKA KITA KEMBALI SI DUKE SIALAN ITU AKAN MENGGUNAKAN KESEMPATAN INI UNTUk MEMPERBUDAK KITA! KALIAN TAKUT?! APA YANG KALIAN TAKUTKAN KITA BERTUJUH SEDANGKAN DIA HANYA SENDIRI, MUNGKIN FIRASAT VOLE CUMAN KELIRU" Teriak si Ketua yang geram dan marah
"Aku hanya ingin kau berhati-hati kak-" perkataan Vole di potong
"DIAM! AKAN KU TUNJUKKAN KEKUATAN KITA YANG SEBENARNYA" Ucap si ketua sembari mencabut pedang dari sarungnya
"Baiklah kak. Semua pilihan ada padamu" Vole membungkuk dan memberi hormat pada Ketua
"Tenang saja. Bagaimanapun juga kalian adalah keluarga ku dan akan ku lindungi apapun akibatnya-" kata ketua dengan ceceran darah yang membasuh mukanya
"Apa yang-"
"Huh-"
"Urg-"
Satu persatu dibungkam lalu dibunuh, raut wajah si ketua melihat si pembunuh itu berjalan menghampiri nya. Tak berfikir panjang si ketua itu mengumpulkan aura yang sangat dahsyat di pedangnya lalu menebas hal yang ada di depannya, tebasan itu menghancurkan pepohonan dan tanah yang pecah membentuk garis melengkung, pembunuh itu menghindari serangan itu. tak sampai disitu saja si Ketua mengayunkan pedangnya dan membentuk garis horizontal yang dapat membelah awan, saking dahsyatnya sekali ayunan dapat membuat tanahnya hancur lebur, pembunuh itu menghindarinya dan membelakangi ketua itu lalu berkata "Hanya ini saja kekuatan sang penghancur?"
Si ketua menoleh kebelakang berteriak "Kau sialan!" Sembari mengayunkan teknik pedang
Si pembunuh terus menangkisnya dan berkata "Sia sia saja, anak buah mu saja terbunuh lalu bagaimana caranya kau akan mengalahkan ku?" Dengan raut muka mengejek
"ARGH!! KAU KONTOL!!!!!" Si ketua murka dan menebas secara asal asalan membuat gerakannya mudah terbaca
"Haha tidak bisakah dirimu santai sedikit" si pembunuh tertawa dan memberikan serangan kecil secara terus menerus
"Menggelikan! Serangan seperti itu tak akan mempan padaku!" Si ketua tetap mengayunkan tebasannya dengan asal-asalan
Telepon berdering di saku pembunuh itu, si pembunuh mengangkat telepon itu dan dari suara telpon berbicara "Cepat selesaikan pekerjaan mu kita sudah terlambat"
"Aku tahu kok tenang saja aku tak pernah menganggap remeh musuhku" ucap si pembunuh sembari terus menghindar dan memberikan damage kecil
"Kau beraninya mengabaikanku!-   ?!" Ketua itu tersungkur dan tak bisa bergerak
Si ketua mengeluarkan darah dari mulutnya dengan suara terbata bata si ketua ingin berkata lalu ditangkis dengan ucapan si pembunuh itu "Kau pasti kaget kan mengapa kau bisa jatuh tersungkur seperti ini" si pembunuh itu menghampiri si ketua lalu berlutut dan mengatakan "Mudah saja. Dengan menyayat sarafmu secara perlahan akan membuatmu jatuh, kau hanya tak sadar karena sedang menggunakan aura, apakah kau ingat waktu mengayunkan pedang tangan terasa lebih berat? ”Musculocutaneous nerv” dengan memotong saraf itu akan menyebabkan tanganmu serasa sedang mengangkat beban seberat 2 Ton" ucap si pembunuh lalu memandangi Si Ketua dan berkata sembari menghela nafas "Yh kau tau aku tak ingin berlama-lama disini jadi ayo selesaikan ini segera" si pembunuh menusuk tengkorak si Ketua yang mengakibatkan pendarahan dan mati secara perlahan, si pembunuh menghampiri si pengemudi  dan berkata sembari merebut barang yang berada di tangan si pengemudi itu dan berkata "Aku ambil ini yah. Setidaknya bayaran atas nyawamu yang ku selamatkan." Lalu berjalan melambaikan barang yang di rebutnya itu
"Tu-tunggu" si pengemudi melambaikan tangan kedepan
"Ada apa? Jangan membuang-buang waktuku" si pembunuh membalasnya dengan memberikan tatapan yang mencekam
"setidaknya.. beri tau aku namamu" ucap si pengemudi
"Seperti akan ku beritahu saja" kata si pembunuh sembari siap menarik bilang pedangnya keluar
"K-kalau begitu julukanmu, biarkan aku mengetahui julukan sang penyelamatku" tegas si pengemudi
"Hm julukan yh, Panggil aku Step" ucap Step sembari menyeringai tipis
"Step.." kata si pengemudi terheran
"Yang artinya aku akan tetap melangkah di bayangan dimanapun itu berada" Ucap Step terus berjalan
"tetap melangkah di bayangan dimanapun itu berada" ucap si pengemudi itu bergumam
Step berhenti sejenak lalu berkata "Kau tau semakin terang cahaya maka semakin gelap bayangan"
"Aku tak mengerti.." si pengemudi terheran
"Ah sudahlah lupakan aku hanya bergumam saja tadi" Step tersipu malu lalu melanjutkan langkahnya

Tak lama setelah itu muncul rumor yang mengatakan seseorang akan terus melangkah di bayangan jika ada yang melakukan kejahatann, terus melangkah dan melangkah memberantas orang orang jahat terbukti pada jejak telapak kaki yang ada pada tubuh Zaedan Ketua bandit dan salah satu dari 10 orang terkuat di benua Gizenburg.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerita singkat Step sang pemburu malamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang