BAB 2

1.4K 114 0
                                    

"Junkyu ayangiek—"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Junkyu ayangiek—"

Plak!

"Aduh!" Jihoon terhuyung ke belakang. Sebuah proposal mendarat mulus tepat di mukanya.

"Berisik!" Kesal Junkyu seraya kembali fokus ke pekerjaannya.

Jihoon mengernyit. Tapi dia juga kesal. "Heh, main tampol wae. Gue gak maling!" protesnya.

Junkyu mendengkus. "Supaya kau jadi jelek dan nggak bisa keluyuran untuk tebar pesona. Aku eneg ngeliatnya."

Jihoon mewek. "Ah, jangan gitu dong~ lo aja gak mau sama gue, ngapain posesif kalo gue tebar pesona karena ganteng?"

Junkyu masih bingung kenapa Jihoon tidak berhenti memberinya kode untuk menerimanya sebagai pacar. Tapi Junkyu membiarkannya karena Jihoon memang tidak waras, absurd, dan tidak jelas.

Ah, gitu-gitu dia mantan ketos lho, orang memang nggak ada yang sempurna seutuhnya, batin Junkyu.

"Ah gak tahu! Bantu aku nyusun laporan bulan ini. Yedam udah minta buat disampaikan ke pembina." Junkyu mengangsurkan setumpuk map kertas ke Jihoon.

"Hee... lo mau kemana?" Jihoon meletakkan map-map itu ke meja komputer dan duduk tenang seraya menyalakan PC.

"Konseling. Jisoo-ssaem akan mengantarkan seorang siswa kelas satu yang katanya bermasalah kesini," jelas Junkyu.

Jihoon yang sudah siap membuka dokumen, mengalihkan atensinya sebentar ke Junkyu dengan raut muka bingung. "Eh, kenapa langsung ke elo? Bukannya ke pembimbing konseling dulu baru ke PSHD?"

Junkyu sedikit berbisik. "Mereka menyerah. Katanya anak itu di luar kendali. Jadi mereka meminta bantuanku."

Mendengar itu, raut muka bingung Jihoon digantikan dengan sorot jengkel. "Para guru mulai makan gaji buta nih ceritanya?"

Junkyu mendecak "Park Jihoon, jangan be—"

"Permisi." Interupsi sebuah suara seorang wanita.

Perdebatan Junkyu dan Jihoon terhenti ketika guru BK memasuki ruangan bersama seorang laki-laki berwajah datar yang terlihat malas menggunakan kakinya untuk berjalan. Buru-buru Jihoon fokus dengan komputernya, Junkyu berusaha terlihat profesional.

"Selamat pagi, Jisoo-Ssaem," sapa Junkyu ramah, tidak lupa dengan senyuman manis khas mbak-mbak indomaret.

"Pagi, Junkyu." Seorang wanita bersuai hitam dengan nametag Kim Jisoo membalas senyum Junkyu. Dia berjalan masuk dengan diikuti seorang siswa di belakangnya. "Ini ... Aku kesini membawanya untuk bertemu denganmu."

Jisoo menarik laki-laki yang dia maksud untuk mendekat pada Junkyu.

Dia laki-laki paling tampan yang belum pernah Junkyu temui. Matanya besar namun tajam. Bibirnya kecil mengatup tanpa ada keinginan untuk tersenyum. Bentuk rahangnya tegas seperti mengundang untuk diusap. Sepadan dengan tubuhnya yang tinggi dan bidang.

Babysitter || HaruKyu Treasure [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang