Pada tanggal 17 Juli 2022 merupakan hari bagi diriku menjajaki sebuah tempat yang sangat mengerikan dan di sebut sebagai SMA Putra Perkasa.
Sekolah khusus para pria ini menyediakan tempat untuk kaum Adam berkumpul, belajar, bermasalah, bermain, dan belajar bersama dengan rukun dan damai.
Asal-usul mengapa aku bisa berada di tempat seperti ini di karenakan keinginan Ayah dan Ibuku yang sangat ingin melihat anaknya memiliki pertemanan.
Penyebab utamanya di karenakan perilaku aneh yang membuat mereka khawatir dan bertanya-tanya, apakah anaknya masih sehat dan lebih suka menyendiri hingga menjadi seperti sekarang.
Kebiasaan bermain sendiri, aku sempat di kira oleh mereka berdua sedang bermain dengan makhluk astral, sungguh tuduhan yang sangat mengerikan bukan.
Namun aku sadar, pada dasarnya Ayah dan Ibu khawatir melihat anak semata wayangnya tidak memiliki seorang teman, satu saja sudah lebih dari cukup.
"Heh!" sontak langkah kakiku berhenti di depan gerbang SMA Putra Perkasa.
Terlihat sangat jelas mataku menyaksikan setiap dinding bangunan di sekolah ini penuh dengan berbagai macam coretan dan aku sempat berfikir, apakah ini sekolah atau sarangnya mafia.
Harapan ku cuman satu, semoga hari pertamaku di SMA Putra Perkasa baik-baik saja dan berakhir dengan indah, aku tidak ingin mencolok ataupun bonyok di hantam oleh siswa lainnya.
Keluh kesah di hati ini, mencoba memberanikan diri melangkahkan kaki menuju area dalam sekolah khusus para pria tersebut.
"Oiya, perkenalkan nama saya adalah Rudi."
Usiaku sekarang 16 tahun, memiliki tinggi badan 160cm dan hobinya col- tidak maksud saya voli, benar saya suka bermain voli tapi di dalam game.
Langkah demi langkah aku telusuri sembari bercerita di dalam hatiku ini hingga tibalah di depan sebuah pintu yang bertuliskan di atasnya sebuah pamplet kelas 1-F.
Di sinilah kelasku, akan tetapi tak pernah aku bayangkan sedikitpun tentang orang-orang yang di sebut sebagai teman sekelas seperti apa yang ku lihat sekarang ini.
Tampang mereka semua terlihat seperti bandit, kriminal, berandal, aku tidak mengerti apakah tempat ini dapat di sebut sebagai sekolah atau penjara.
"Seriusan, serem banget njier!" teriakku dari dalam hati sangat ketakutan berdiri di depan pintu kelas 1-F.
Tiba-tiba pandangan seisi kelas tertuju kearah pintu sehingga membuat tiga orang dari dalam kelas ini bangkit berdiri dari barisan meja paling belakang.
"Oii-oii kelihatannya kita kedatangan tamu baru nih!" ujar pria berbadan besar dengan tinggi badan 177cm sedang melangkahkan kakinya menuju kemari.
"Wah-wah siapa bocah kaya ini, ada perlu apa kawan!" ujar lelaki berambut merah baru saja turun dari meja langsung menuju ke arahku.
"Apa kau pedagang koran? Maaf bro, kami sudah pesan majalah dewasa kemarin." ucap pria berambut pirang sedang melangkahkan kakinya ketempat ku ini sembari mengunyah permen karet.
Begitulah perkataan mereka bertiga, tampang terlihat sangar dan mengerikan hingga membuat kakiku gemetaran ketakutan.
"Ma- ma- ma- maaf, saya siswa baru di kelas 1-F." gugup nada bicara sangat canggung berkata-kata.
"Oh, ku pikir tamu dari sekolah lain."
"Lah, kirain anak orang kaya yang kesasar."
"Maaf bro, gue kira lu tukang koran. Ayo masuk, bentar lagi Bu guru mau datang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hal Konyol di Sekolah
HumorKisah tentang anak SMA yang mengalami berbagai macam kondisi, baik atau buruk semua yang mereka alami merupakan kisah nyata yang pernah penulis alami ketika masih berstatus sebagai pelajar, semoga kalian menyukainya.