12

832 84 8
                                    

.

.

"Hah?"

Napas Hinata terengah. Sasuke semakin mendekat padanya, membuat Hinata merasa sesak. Apalagi tubuhnya semakin panas. Sasuke menyentuh dagu Hinata dengan satu tangannya. Hinata merasa seperti tersengat, tubuhnya sangat sensitif.

"Apa kau menginginkan sentuhanku, Hinata?" Sasuke berbisik di depan bibir Hinata, membuat telinga Hinata memerah karena malu. Hinata ingin menghindari tatapan dengan Sasuke tapi tangan pemuda itu menahannya.

"Lepashhh" Hinata menggapai lengan Sasuke di dagunya sambil menahan desahannya. Sialan, ia akan minta Ino berhenti menjual obat-obatan dari Hidan, mungkin. Entahlah, bisnisnya perlu bertahan tapi kadang senjata memang bisa makan tuan.

"Aku belum mencumbumu, Hinata." Sasuke menekan setiap kata yang diucapkannya pada telinga kiri Hinata. Napasnya yang berhembus membuat Hinata sedikit memekik.

"Hmph!"

Mata Hinata membulat saat Sasuke mencium bibirnya. Pria itu menjilati bibir Hinata, seperti yang Hinata lakukan pagi tadi. Hinata mencoba bertahan dengan tidak membuka mulutnya. Dengan sisa tenaga yang sebenarnya tidak ada, Hinata mendorong pelan dada Sasuke.

"Kenapa?" Sasuke melepaskan ciumannya. Ia menatap Hinata dengan kecewa.

"Jangan..." Hinata memalingkan wajahnya yang memerah. "di sini."

Sasuke tersenyum. Ia sedikit menjauh dari Hinata. Lalu, tangannya melingkari perut Hinata. "Pegangan." Sasuke menarik Hinata dalam gendongan. Hinata yang sadar segera melingkarkan tangannya pada leher dan kakinya pada perut Sasuke. Ia digendong seperti tadi pagi.

Sama seperti sebelumnya, Sasuke mencium Hinata. Perempuan itu ikut dalam ciuman Sasuke. Jalan mereka sedikit melambat karena Sasuke berhati-hati ketika menaiki tangga. Kali ini, tujuan mereka adalah kamar Sasuke.

Saat tiba di kamarnya, Sasuke segera membawa Hinata ke ranjang. Ia duduk di samping ranjang sambil bercumbu. Tangan kanan Sasuke masuk ke dalam kaos oversize warna hijau Hinata. Tangannya yang sedikit kasar menyentuh sisi perut Hinata, memberikan sengatan pada perempuan itu.

Tangan Hinata juga tidak bisa diam. Sejak di pangkuan Sasuke, Hinata meraba-raba bagian depan tubuh Sasuke dengan gelisah. Berpindah-pindah dari dada, perut, kembali ke dada bidang pria itu. Hinata sedikit berdenyit ketika Sasuke meraba dan menyentuh payudaranya.

Tangan kiri Sasuke menarik lengan Hinata dan mengarahkannya menuju bagian bawah perutnya. Hinata bisa merasakannya, sesuatu menonjol di balik celana Sasuke. Hinata menyentuh dan meremas tonjolan itu beberapa kali.

Sasuke melepaskan ciuman mereka. Selain karena butuh oksigen, Sasuke ingin menatap wajah Hinata. "Apa tidak masalah kalau kita melakukan ini?"

Hinata mencubit perut Sasuke, membuatnya sedikit meringis. "Bisa tidak sih kau berhenti bertanya dan mematikan gairah lagi?!" Hinata memanyunkan bibirnya, terlihat gemas di mata Sasuke.

"Baiklah." Sasuke mencium Hinata lagi, kali ini benar-benar tidak melepaskannya meskipun mereka sudah pindah ke tengah ranjang. Pakaian keduanya sudah tanggal entah bagaimana. Hinata sudah berada di bawah Sasuke. Keduanya sedikit meringis saat penyatuan mereka.

"Apa kau membenciku, Hinata?" Sasuke bertanya saat ia sudah ada di dalam Hinata.

Perempuan indigo itu mengaitkan kedua kakinya yang terbuka lebar ke pinggang Sasuke. Sasuke merasa miliknya semakin terjepit. "Sangat. Sampai-sampai aku tidak akan mengizinkanmu terlepas," kata Hinata.

Sasuke sedikit merasa tersinggung dengan ucapan Hinata. Tapi, ia sudah tidak ingin memikirkannya. Sekarang, hanya ada ia dan Hinata. Sambil mencium bibir Hinata dan memainkan payudaranya, Sasuke mulai bergerak maju-mundur.

Unwanted Bond [SasuHina X Kiba]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang