Happy Reading
Seminggu sudah Sabit bekerja di the King's Café. Dan seminggu itu pula ia telah kehilangan gantungan kunci yang Papa berikan untuknya. Mengapa seluruh barang yang menjadi kenangan antara dirinya dan Papa harus selalu ilang? Selama seminggu itu, Sabit mencarinya. Tapi bagaimana bisa ketemu, benda itu terlampau kecil. Dan sabit tidak mengingat jelas di mana barang itu ia jatuhkan. Bagaimana jika itu jatuh di jalan raya? Bukankah kemungkinan besar gantungan kunci itu sudah remuk redam dilindas ban mobil, truk ataupun motor? Sabit menghela napasnya, mencoba melupakan kesedihan itu sejenak. Hari ini, ia harus professional bekerja.
Selama seminggu menggung di sini, café terlihat lebih ramai di malam hari. Membuat Sabit begitu semangat mempersembahkan lagu-lagu yang keluar dari mulutnya dengan diiringi genjrengan gitar yang terasa enak didengar.
Selama seminggu, sekali dua kali Sabit akan menerima request lagu dari pengunjung. Kadang lagu sedih, senang bahkan sampai rok sekalipun pernah Sabit lakukan. Sudah Sabit bilang, dia adalah gadis bertalenta dan ber-kompeten.
Malam ini, Sabit mendapat tawaran untuk duet dengan Band yang biasa mengisi panggung ini juga. Maka dengan suka hati, Sabit menerima tawaran itu.
Di sinilah sabit berada. Duduk bersebelahan dengan voklis Band yang Sabit ketahui bernama Vio. Laki-laki itu menatap senang kearah Sabit. Membuat Sabit merasa diterima dengan baik di tengah-tengah mereka.
"Kita mulai?" Tanya Vio yang diangguki kepala oleh Sabit.
Kali ini, Sabit tidak memainkan gitarnya. Ada pengiring musik dari Band itu yang akan membantunya bernyanyi. Sebelum berduet, Sabit menanyakan terlebih dahulu, lagu seperti apa yang sering mereka nyanyinyakan untuk para pengunjung cafe. Dan lagu indonesia menjadi jawabannya. Maka dengan senang hati, Sabit mengikuti aturan main mereka.
Intro lagu Celengan Rindu dari Fiersa Besari menjadi pembuka music malam ini. Sabit menoleh ke kanan untuk menatap Vio dengan senyuman. Satu hal yang Sabit ketahui lagi tentang Band ini. Mereka sangat menyukai lagu-lagu Fiersa Besari.
Vio mulai bernyanyi, menggoyang-goyangkan kakinya. Kelihatan sekali Vio sangat menikmati lagu yang ia bawakan. Kini giliran Sabit pula yang bernyanyi. Sabit mengeluarkan suara merdunya. Vio dan teman-temannya sempat takjub dengan suara khas milik Sabit. Yah, mereka sudah mendengar soal Sabit, dan baru hari inilah mereka bisa membuat Sabit bergabung dengan mereka. Dikarenakan jam kerja mereka yang terbagi. Sabit mulai dari jam delapan malam sampai jam Sembilan malam. Dan mereka sisanya hingga Café itu mulai sepi dan tutup.
Dan tunggulah aku di sana
Memecahkan celengan rinduku
Berbocengan denganmu
Mengelilingi kota
Menikmati surya perlahan menghilang
Hingga kejamnya waktu
Menarik paksa kau dari pelukku
Lalu kita kembali menabung rasa rindu
Saling mengirim doa
Sampai nanti sayangku...
Sabit menyanyikan itu dengan perasaan penuh kegembiraan. Menatap Vio dengan mata yang berbinar terang. Sabit merasa hidup malam ini. Sabit selalu bersemangat soal menyanyikan lagu, tapi... ia tak pernah merasa sesemangat ini sebelumnya.
Hingga kita bertemu...
Bait terakhir lagu itu dinyanyikan oleh Vio dan Sabit secara berbarengan. Sambil melempar pandang yang membuat beberapa pengunjuk mesam-mesem melihat tatapan di antara keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Sabit (KUN) End
Romancesebuah Rasa yang tak seharusnya ter-asah. Cover by : pinterest