*** PUBLISH ULANG SEMENTARA ***
***
Satya tersenyum lebar, setelah kurang lebih 20 hari berada di Sydney ia akhirnya kembali ke tanah air.
Satya sampai sekitar tiga jam sebelumnya, ia langsung pulang kekediaman orang tuanya dan kini baru saja masuk ke dalam lift basement apartemen Tara.
Ya, Satya hendak menemui Tara dengan sebelah tangannya yang kini membawa sebuah kantung kertas berisi oleh-oleh untuk Tara dan juga sebuah kantung plastik berisi makanan yang menurut Haura tengah Tara idamkan.
Senyum Satya kian lebar saat akhirnya lift berhenti di lantai hunian Tara berada, walau ia tak tahu respon apa yang akan Tara berikan. Satya tak peduli walau mungkin Tara akan mengusirnya, ia tetap saja merasa senang karena akhirnya ia akan bisa berjumpa lagi dengan Tara.
Satya keluar dari lift dan berjalan dengan sedikit tak sabaran sampai langkah kakinya terhenti beberapa meter dari depan pintu hunian Tara. Senyumnya pun seketika hilang dan kini wajahnya mengeras tatkala matanya melihat Tara tengah berdiri berhadapan dengan seorang pria.
Sebelah tangan Satya langsung terkepal erat, tentu saja ia marah namun bukannya pergi dari sana, Satya memilih berjalan kian mendekat dan mengejutkan Tara juga sosok di depan wanita itu dengan pertanyaan sinisnya.
"Jadi lo cuekin semua pesan gue selama hampir sebulan ini karena dia?"
Tara dan pria di depannya langsung menoleh, mereka dibuat sama-sama terkejut bahkan mata Tara sampai agak melebar saat mendapati Satya berada di sana.
"Iya, Ra? Lo gak jawab semua pesan gue karena di—"
"Aryan ke sini untuk minta maaf," sela Tara cepat.
Ya, sosok yang berada di depan Tara kini adalah Aryan dan Tara tahu jika keberadaan Aryan pastinya akan membuat Satya berpikiran yang macam-macam sehingga Tara dengan cepat menyela ucapan Satya.
Sebelah alis Satya terangkat, ia tampak tak percaya dengan jawaban Tara dan akhirnya ikut menatap Aryan setelah melihat Tara kembali menatap pria itu.
Satya menatap dingin Aryan sedangkan yang ditatap terlihat seperti tengah memendam amarahnya.
"Jelasin maksud kedatangan kamu ke sini, Yan," pinta Tara yang dalam hati berharap jika Satya datang lima menit lebih awal agar pria itu melihatnya menampar Aryan sehingga pria itu tak berpikiran macam-macam lagi tentangnya dengan Aryan.
Aryan mengepalkan kedua tangannya dengan erat, ia lalu mengalihkan tatapannya dari Tara dan menatap Satya dengan tatapan tak kalah dinginnya.
Begitu Aryan menatapnya, barulah Satya menyadari ada yang berbeda dari Aryan. Kantung mata pria itu sedikit menebal dan menghitam, wajahnya lebih tirus dari sebelumnya dan tatapan matanya tampak agak aneh.
"Lo gak perlu tanggung jawab, gue mau nikahin Tara ...."
DEG
Tara terkejut bukan main, bukan itu yang seharusnya Aryan katakan sehingga Tara langsung kembali menatap Satya dan mendapati Satya sudah menatapnya dengan tatapan yang menunjukkan rasa tak habis pikirnya.
"Aryan!" Tara membentak Aryan, ia kembali menatap Aryan lalu menatap Satya dan menggelengkan kepalanya tanda meminta Satya untuk tak mempercayai perkataan Aryan.
"Gue lagi nunggu Kafka, Aryan dateng sepuluh menit lalu dan gue baru aja tampar dia," ujar Tara menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di sana.
Satya menatap tepat di mata Tara, ia mencoba mencari kebohongan di mata Tara namun nihil, ia tak menemukannya dan walaupun ia terkejut dengan pernyataan Aryan, Satya tak ingin mengulang kesalahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TARA SATYA
Romance***PUBLISH ULANG SEMENTARA*** ***ABAIKAN TYPO, BELUM REVISI*** Selama ini Tara hidup dengan mempercayai jika ia wanita spesial bagi Kafka, sosok yang sejak remaja mengisi hari-harinya dan membuatnya percaya jika di dunia ini masih ada banyak hal bai...