Cerita fiksi yang berasal dari imajinasi author🫶
Cuma mau ngingetin kalo cerita ini nggak layak dinikmati anak dibawah umur 🫶 🔞
So, enjoy to reading my story 🖤
Revisi sesudah tamat
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Diminum dulu teh nya, Sayang!" Suara bariton itu mengalun dengan lembut. Sedangkan pemiliknya tengah merayu gadis yang telah ia rubah menjadi seorang wanita. Wanita muda yang tengah mengandung anaknya.
"Aku nggak mau, Mas. Mual." Wajah cantik Jisoo memucat, sedari pulang dari rumah sakit tadi, ia merasakan mual luar biasa. Mengharuskannya bolak-balik ke kamar mandi.
Menghela nafas panjang, Taehyung kembali meletakkan segelas teh hijau yang ia seduh untuk Jisoo diatas nakas. Menatap wajah istri kecilnya yang menunduk dengan wajah pucat dan murung.
"Kamu kenapa?" Tangannya mengangkat dagu Jisoo untuk menatapnya. "Dari pulang rumah sakit sampai sore ini kamu diem aja."
Memang benar. Sepulang dari rumah sakit tadi, Jisoo lebih banyak diam dan cenderung melamun dengan wajah yang murung. Bahkan ketika Taehyung bertanya ini dan itu, Jisoo hanya menjawab singkat dan seadanya.
Kedua pasang mata mereka bersitatap, jika Taehyung menatapnya dengan penuh kasih sayang, maka saat ini Jisoo menatapnya dengan rasa yang sulit diutarakan. Sesuatu yang ia sendiri bingung.
"Aku bingung." Cicit Jisoo, menatap Taehyung dengan mata berkaca-kaca.
"Bingung kenapa, hm?" Tanyanya seraya membelai surai panjang istrinya.
Sempat hening beberapa saat, Taehyung dengan sabar menunggunya hingga Jisoo kembali bersuara, "Mas?" Yang dipanggil mengulum senyum samar. "Aku mau gugurin janin ini aja. Aku nggak mau janin ini jadi penghambat masa depan aku."
Wajah tampan yang semula setia mengulum senyum, kini sirna berganti raut tanpa ekspresi. Datar, dingin bagai tak tersentuh. Tangan kekarnya yang semula membelai surai panjang sang istri, kini berhenti. Atmosfer mencekam itu dirasakan Jisoo ketika memperhatikan lekat ekspresi Taehyung.
Kembali hening, hingga Jisoo kembali bersuara, "Mas, aku gugurin aja ya?" Lagi, kata itu terucap dengan sirat permohonan. Menggenggam tangan Taehyung dengan sarat erat.
"Lagian semua orang juga nggak tahu kalo kita udah nikah. Aku bakal kena dampak sosial juga, aku—"
"Saya nggak nyangka kamu bisa berpikir kayak gitu. Berpikir jadi pembunuh nyawa nggak berdosa!" Suara bariton Taehyung menanggapi ucapan Jisoo, tidak ada nada membentak, bahkan terdengar sangat tenang. Namun lagi, aura Taehyung sangat mematikan, dingin.
