Prolog

44 9 2
                                    

Satu, dua, tiga.

Satu, dua, tiga.

Satu, dua, tiga!

"UGH, AKHIRNYA!" Seseorang berseru sambil meregangkan tubuh penuh lelah. Ia sudah duduk berjam-jam di dalam gua tanpa istirahat, sibuk dengan kain dan benang. Selanjutnya, gadis itu mengangkat untaian bendera berbagai warna yang dibuatnya selama empat hari tiga malam, mengamati selagi angin lembut melambaikan bendera tersebut.

"Jangan teriak-teriak, Einzel. Ini sudah hampir malam, kau akan mengganggu mereka."

Sang gadis berdecak kesal, mata birunya melirik pemuda di seberang yang tengah mengibaskan kain. "Mereka juga tidak akan berjaga di sini, kok. Prajurit-prajurit itu tidak suka tempat kotor, paling mereka lebih memilih coliseum atau pusat kota."

"Hei!" Sang pemuda membalas sembari menatap tajam, tidak sudi pekerjaan impiannya dijadikan bercandaan. "Asal sekali mulutmu berbicara! Mereka pasti menjaga seluruh wilayah Valley, apalagi malam ini keluarga kerajaan dari Forest akan datang. Memangnya kau tidak lihat para prajurit berlalu-lalang di jalan menuju gua?"

Einzel memutar mata. Telinganya sudah bosan mendengar kata-kata itu. "Bah, keluarga kerajaan lagi. Bangsawan bodoh. Kerajaan sudah hancur ribuan tahun lal--"

Tangan sang pemuda segera menutup mulut Einzel, tidak peduli kain yang sedang dikibaskan tadi jatuh ke lantai gua. Ia berbisik panik. "Bisa tidak jaga ucapanmu?"

Mereka tengah berada di gua kecil dekat perbatasan antara Valley of Triumph dan Hidden Forest, mengerjakan sebagian dekorasi untuk festival cahaya tahunan. Sebenarnya, mereka sudah harus selesai mengerjakan dekorasi malam ini juga, tetapi Einzel terlalu banyak kabur dari pekerjaan dan berakhir dikurung di sini bersama kakaknya.

Einzel menepis tangan pemuda itu. "Kenapa? Memang benar, kan, kerajaan langit sudah tidak ada." ucapnya keras. "Mereka tidak berkontribusi apa-apa untuk rakyat! Lihat bagaimana Valley bisa berkembang setelah sistem kerajaan dihancurkan? Para "bangsawan yang agung" itu harus belajar banyak dari Elder kita," lanjutnya penuh cemooh.

Sa dan Mekh, pemimpin kembar Valley of Triumph yang menghapus sistem kerajaan ratusan tahun lalu setelah mengalahkan pemimpin sebelumnya dalam pertandingan Globus Fotos--permainan di mana para pemain (berpasangan) harus mencetak skor dengan mencari dan memasukkan sebuah bola cahaya tertentu ke dalam ring.

Pertandingan berlangsung selama dua minggu penuh. Dua orang misterius itu datang entah dari mana dan berhasil merebut tahta lalu menjadikan keluarga bangsawan yang kalah sebagai pelayan atau bawahan mereka. Dibandingkan dengan negara lain, Valley of Triumph adalah negara yang menjunjung keadilan sehingga tidak ada satu pun dari yang kalah sempat berusaha menjatuhkan Sa dan Mekh.

Sang pemuda diam tidak membalas, hanya mengeratkan rahang karena apa yang dilontarkan Einzel ada benarnya. Valley jauh lebih jaya daripada Forest, apalagi Prairie yang masih terlampau kuno. Penerapan teknologi dapat terlihat di mana-mana, itu juga karena Elder mereka adalah sepasang mekanik jenius.

"Ein, kumohon--"

Tok. Tok. Tok.

Suara tidak dikenal menghentikan ucapan sang pemuda. Lantas Einzel dan kakaknya melirik lubang masuk gua. Siluet hitam di sana menjatuhkan sebuah bayangan panjang yang mendekat, perlahan merayap sampai menutupi ratusan bendera di lantai dekat mereka.

Kakak Einzel maju membelakangi gadis tersebut lalu berucap, "Siapa di sana?"

Kakak Einzel maju membelakangi gadis tersebut lalu berucap, "Siapa di sana?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Serve the LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang