satu waktu (ini)

15 1 0
                                    

Hari ini, kisah sedih dari sebuah pertanyaan mengapa? Dan ada apa? Telah terbuka dengan luka menganga lebar, awal dari kegelisahan yang menggila meraih kedengkian dalam benak, entahlah semua pertanyaan yang terlihat jelas di pupil mataku tak bisa aku temukan jawaban dari semua pemikiran liar ku,

Dihariku yang mulai kelabu aku mulai menangisi segala hal, yang bisa kau ucapkan itu adalah hal sepele namun pada saat itu tangisku mengalir deras seperti keran biru yang kau nyalakan, aku bingung dengan diriku apa yang aku tangisi? mengapa aku gelisah? Memang seberapa dalam aku terluka? Pertanyaan apa mengapa terus berputar didalam kepala namun sayang tak kutemukan jawaban, semakin ku pikirkan semakin hatiku memburuk, membuatku semakin berlama lama dalam kesedihan, hari itu aku mengunci diriku lelah dengan semua pikiranku, sudah aku coba melupakan semua kegelisahan ku namun itu semua tak berguna, aku berfikir dimalam itu yang kulakukan adalah menghindari kesedihan ku, tidak mencoba menenangkan diriku.

Maka akan kucoba tenangkan, akan ku coba untuk kurasakan, akan kucoba menangis dengan dalam dimalam itu, namun dimalam itu pria itu datang mengulurkan tangannya untuk memeluk ku, tanpa sadar aku menahan sedih ku “lagi” aku menunjukan wajah baik baik saja namun ku yakin dia takan percaya, kita berbicara sampai larut malam, dipenghujung malam pria itu memeluk ku, mengatakan “Menangislah, tak apa aku disini, tidak apa apa” dia memelukku dengan erat mengisyaratkan bahwa dia akan bersama ku di dalam sedihku, jujur saat itu air matakau akan tumpah, namun didalam pelukannya aku mendengar detak jantungnya suaranya berhasil menenangkan hatiku, belaiannya berhasil melegakan pikiranku.

"Bahkan didalam keheningan dan kegelapan kau berhasil menggapai resahku"

Seketika aku berhasil melupakan sedihku, seketika aku berhasil menenangkan jiwaku dan dikala itu aku memandanginya akupun tersenyum kembali tanpa beban ataupun paksaan, dengan semua hadiah hadiah itu dia mencerahkan kembali wajahku,

"bahagia dalam satu waktu dan bahagia pada satu malam"

dia bertanya “Apa kau tidak takut denganku, dengan tingkahku?”
oh tuhan bagaimana bisa aku takut dengan semua hadiah indah itu. Dimalam itu aku memohon pada tuhan untuk malam tak cepat usai. Untuk waktu boleh berlama lama bergulir, namun ku terima waktu untuk terus berjalan menemani pulangnya dan berdoa untuk tidur malamnya.

   Aku menyadari, semua yang ku khawatirkan hanyalah ketakutan dari luka lama yang mungkin akan menganga kembali, namun aku sadar berlarut dalam ketakutan kesedihan hanya akan membuang jiwaku kembali,

   Maka akan kucoba hadapi luka itu, semoga tak ku hindari kembali kali ini, dan mungkin luka itu bisa ku tertawakan nanti, apapun yang terjadi mungkin aku bisa menerimanya nanti...

Dan untuk mu terimakasi, padamu yang menyempatkan waktumu untuk menenangkan ku, untuk suara detak jantungmu yang mengingatkan ku akan ketenangan dan bahagia, mengkhawatirkan dan mau memeluk tangisku. Kini sedihku telah usai, meski tidak semua benar benar usai, namun setidaknya aku bisa merasa lega..

"Semoga mimpimu memabawamu kesana,
Ketempat dimana, kau merasa bahagia...

Semoga kebahagiaan mu membawamu kesana, ketempat dimana orang orang mencintaimu..."

Terimakasih untuk mu, dan untuk ku..
Mungkin kita bisa berbicara nanti..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Debat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang