PROLOGUE

15 0 0
                                    

Vorkuta, 2009

Kabut dengan salju lebat di malam hari menambah suasana mencekam sebuah laboratorium di pinggiran kota Vorkuta. Banyak ilmuwan yang berlalu - lalang serta sipir yang menjaga setiap pintu dengan senjata api jenis Vityaz - SN di tangan mereka.

Di waktu yang sama bagian belakang laboratorium terjadi keributan dengan di bunyikan sebuah sirine peringatan karena dua di antara banyaknya kelinci percobaan telah berhasil kabur.

"Kemana mereka pergi, huh?"

Terdengar suara derap kaki sipir dengan deru napas tidak teratur.

"Sial, jangan sampai Prof. Angeloff tahu!" dengan suara yang perlahan menjauh.

"Apa ini akan baik - baik saja, Sacha?"  bisik salah satu gadis yang bersembunyi di bawah meja.

"I hope so, Yuko" jawab Sacha dengan raut wajah cemas.

Saat melihat sipir - sipir itu menjauh, Sacha berlari menggandeng gadis Jepang itu ke sebuah pintu keluar dan mencoba membukanya dengan kunci yang dia ambil dari kantongnya, Yuko yang melihat itu tidak bisa mengontrol ekspresi wajahnya.

"Dari mana benda itu berasal?"

"Mencurinya," jawab Sacha yang membuka pintu dengan tangan gemetar.

Setelah pintu terbuka, mereka berlari melewati pintu dan menuju sebuah pagar di halaman belakang laboratorium, tapi sebelum mereka sampai.

"Nona sebaiknya anda kembali sebelum Prof. Angeloff datang!"

Karena terdesak dan fokus untuk kabur, mereka tidak menyadari bahwa mereka telah di kepung, membuat gadis - gadis itu termenung cemas.

"Sacha, ada baiknya kita menyerah dan kembali eum?" dengan takut gadis Jepang itu mencoba meyakinkan.

Tetapi Sacha hanya bergeming di tempatnya dan mengeratkan genggaman tangannya pada Yuko si gadis Jepang itu.

Kemudian ia mengeluarkan senjata api MP-443 Grach , dan sekali lagi Yuko melebarkan mata terkejut,

"B-bagaimana kau mendapatkan itu?"

Sacha diam dan menodongkan senjata api itu ke sipir lalu berkata,

"Tentu saja dengan mencurinya, Yuko"

"Aku tidak akan melukai kalian jadi letakkan pistol itu nona sebelum - "

Sebelum sipir itu melanjutkan ucapanya terdengar suara ledakan peluru di udara disertai teriakan lalu sipir itu terjatuh dengan tangan yang memegang lenganya penuh dengan darah, ..ya Sacha menembaknya tepat di tangan kanan sang sipir.

"Tidak ada kata sebelum.." ucap Sacha menyeret Yuko yang diam mematung terkejut untuk ketiga kalinya. Yuko tidak menyangka Sacha berani menembak seseorang.

"Kalian tidak bisa menembak kami, jika berani kepala kalian akan di penggal Angeloff," ancam Sacha.

Para sipir tau mereka tidak bisa menembak kelinci percobaan sang profesor jadi karena itu para sipir hanya berani menodongkan senjata api ke arah dua gadis bergaun putih dan menunggu aba - aba.

"Kita berhasil Yuko, setelah ini kita hanya harus melewati pagar dan berlari sejauh mungkin dari sini," riang Sacha.

Dia mengatakannya dengan berlari dan menolehkan kepalanya dengan bingung ke Yuko yang berhenti dan sedang tercengang melihat ke depan Sacha. Dan tiba - tiba di tempat mereka berdiri menjadi sangat terang karena cahaya lampu menyoroti mereka, dan Sacha baru menyadari kenapa Yuko mematung, karena...

The World Of AalishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang