Masih menceritakan tentang Marvin dan Gianna, dua sejoli yang tak terasa kini hubungan romansanya sudah memasuki tahun kedua.
Tidak banyak yang berubah di antara mereka selain kemesraan yang kian bertambah. Cinta yang dulunya sudah menggelora, semakin lama jadi semakin membara bak kobaran api yang tak pernah reda.
Oh, satu lagi. Perbedaan lainnya adalah sekarang mereka berdua sudah sama-sama semakin dewasa. Literally, dewasa dalam artian yang sesungguhnya.
Dua tahun belakangan ini Marvin semakin gencar melakukan ekspansi besar-besaran terhadap bisnis yang dijalankannya. Sementara Gianna yang sudah lulus mengantongi gelar sarjana sejak tahun lalu memilih untuk meniti karirnya sebagai seorang auditor internal di suatu perusahaan swasta.
Pada awalnya Marvin menawari Gianna untuk bekerja di perusahaannya. Tak tanggung-tanggung, pria itu bahkan menawarkan posisi apapun dan gaji berapapun untuknya.
Namun seperti yang kalian duga, Gianna langsung menolaknya mentah-mentah. She doesn't want to get a job unfairly. More than that, she really wants to build her own career with her own abilities.
Gianna sadar diri jika dia tidak bisa menggantungkan hidupnya pada Marvin selamanya. Toh, sejak masih berada di bangku sekolah, dia sudah bermimpi untuk menjadi wanita mandiri yang bisa berdiri di kakinya sendiri.
She wants to be a girl boss so bad.
Marvin yang mengetahui hal itu tentu tak akan sampai hati melarangnya. Malahan Marvin sebisa mungkin selalu memberikan dukungan penuh pada setiap keinginan Gianna. Baginya, apapun asal wanita yang dia cintai bahagia.
Terhitung selama mereka menjalin kasih, selain masalah kurangnya waktu untuk bertemu—karena mereka sama-sama semakin sibuk bekerja, sepertinya tidak ada lagi masalah yang berarti di dalam hubungan Marvin dan Gianna.
Keduanya sudah saling memahami lebih dari siapapun. Mereka nyaris tidak pernah bertengkar. Kalau pun terjadi perbedaan pendapat, ujung-ujungnya mereka akan berlomba untuk saling mengalah.
Gianna selalu menggandakan kesabarannya ketika Marvin sedang dalam mode pemarah, entah karena lelah atau masalah di tempatnya kerja. Begitu pula dengan Marvin yang selalu menahan diri sebaik mungkin untuk tidak menaikkan nada bicaranya, apalagi sampai membentak Gianna meskipun dirinya sedang dikuasai amarah.
Percayalah, semakin hari mereka jadi semakin mencintai satu sama lain lebih dari yang orang-orang kira. Marvin dan Gianna seolah diciptakan oleh Tuhan untuk saling melengkapi dan saling menjaga.
Ya, sejauh ini kisah percintaan mereka memang terbilang mulus tanpa kendala, tapi mereka tidak menutup mata jika di masa depan bukan tidak mungkin akan ada masalah besar yang menghampiri mereka. Sadly, goncangan yang berasal dari pihak luar itu nyata adanya.
Namun pada akhirnya, bukankah yang namanya cinta sejati akan selalu menemukan cara untuk mendapat akhir yang bahagia? Di dalam cerita sederhana ini, Marvin dan Gianna akan membuktikannya pada kalian semua.
*****
• D I S C L A I M E R •
This book is a work of fiction, born originally from author's imagination. This story definitely not intended to the actual artist, so please be a smart readers! And lastly, I hope you guys know how to appreciate me as a writer properly. Enjoy~
[ Trigger Warning! ]
This story will not suitable enough for minors🔞______________________________________________
A story by zrstly
KAMU SEDANG MEMBACA
After Friends With Benefits: Love Actually
FanfictionMarvin dan Gianna memang berhasil bersama. Namun sayangnya, mereka masih harus berhadapan dengan berbagai masalah. A sequel from friends with benefits. ©️zrstly