Perlahan Adinda memasuki ruangan Azzurra dia melihat putrinya secara perlahan dan segera mendekati Zurra.
"Nak ini bunda sayang," setelah mendengar suara yang tidak asing Zurra membuka matanya.
"Bunda, ini bunda? Bunda maaf, maaf Zurra udah bikin bunda sedih," Adinda hanya menggeleng lemah, hatinya teriris melihat anaknya terbaring lemas.
"Ngga sayang, bunda udah ikhlas Azam pergi, sembuh ya nak? Biar bunda ga sedih lagi," air mata Adinda perlahan menetes, dia merasa ibu paling jahat sudah menelantarkan anaknya.
"Iya Bun, Zurra pasti sembuh, bunda harus sama Zurra terus ya?" Adinda mengangguk dengan cepat suara Zurra nyaris tak terdengar karena suaranya sangat kecil.
"Sembuh ya Ra, besok kita tiup lilin bareng bareng," ucap Andra seraya mengelus rambut Zurra.
"Kak, boleh Zurra ketemu pacar Zurra? Dia di rawat di sini juga," Andra hanya diam, bingung harus menjawab apa karena kondisi Zurra yang belum stabil sepenuhnya.
"Ngga, besok aja ya kamu juga baru sadar lagian pacar kamu kamarnya di sebelah kok," Zurra yang mendengar penolakan kakaknya sangat kecewa, raut wajahnya berubah menjadi sedih.
"Bund," Zurra menoleh ke arah bunda nya dengan tujuan supaya di kasih pembelaan, ternyata dirinya salah bunda nya menyetujui Andra.
Tunggu Zurra bingung bagaimana abang nya tau bahwa Gavin juga di rawat? Untung saja Zurra bukan orang yang penasaran dan kepo, jadi Zurra masa bodo akan itu.
***
"Pin lo kapan sadar anying hani bani switi switi lo juga di rawat cok sadar apa," ucap Awan yang tiba tiba bersuara, jujur saja dirinya sangat bingung harus menjahili siapa, menjahili Jason sangat tidak mungkin karena Jason orang nya darting apalagi dengan Kevin sekarang dirinya malas berbincang dengan Kevin sejak cekcok tadi.
"Mamah.." tiba tiba saja Gavin bersuara dengan lirih, tetapi anehnya dia tidak membuka matanya, matanya masih setia terpejam.
"Jas, Gavin ngomong lagi Jas," ucapnya dengan heboh.
"Iye gua denger, apa gua jemput mamah nya kesini ya sekarang," jawab Jason sambil melihat tubuh Gavin.
"Lo udah ngabarin belom si?"
"Belom."
"SI GOBLOK, KABARIN BANG*SAT," ucap Awan dengan emosi, jika dirinya yang sering membuat orang orang emosi kini gantian dengan Jason.
"Berisik blok ini rumah sakit," sahut Kevin yang masih setia dengan game nya.
"Bacot lo ga di ajak, sok asik." Balas Awan dengan ketus Kevin hanya melirik Awan dengan tajam.
Di tengah keributan terdengar suara pintu terbuka dan langsung mereka semua melihat ke arah pintu.
Pintu kamar Gavin terbuka dan menampilkan sosok pria muda tampan dengan jaz dengan buah di tangannya.
"Siapa ya? Oh anda mungkin salah kamar." Ucap Awan dengan sopan.
"Tidak, saya tidak salah kamar, betul ini kamarnya Gavin pacar adik saya?" Jason membulatkan matanya sempurna, dia baru ingat ternyata abang nya Azzurra.
"Iya bang, ini kamarnya Gavin, ada apa kesini? Oh iya Zurra gimana kabarnya?." Jason menyelak Awan yang ingin berbicara.
"Zurra sudah siuman sejak beberapa jam yang lalu, saya kesini ingin menjenguk saja, dan ini ada beberapa buah yang saya beli tadi, saya harap Gavin suka," Jason pun mengambil buah yang di sodorkan oleh Andra.
"Ngomong ngomong, Gavin ini sakit apa?" Pertanyaan Andra dengan cepat di jawab oleh Kevin.
"Dia ga sakit tapi kecelakaan, gara gara adek lo." Wajah ramah Andra pudar secara tiba tiba, Awan dan Jason melirik Kevin dengan sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obat Untuk Luka | End
Romance"Ra sakit banget rasanya." Gavin nyaris gila di tinggal Zurra, tubuhnya seperti tidak ke urus rambutnya sangat berantakan, mukanya sembab tak karuan, hidup Gavin benar benar kacau. 🩹🩹🩹 Tentang gadis yan...