It dies

311 49 24
                                    

Happy reading!
Jangan lupa vote, comment, follow & share yaa! Karena itu semangat buatku terus nulis cerita lainnya🤍
—————————————————————





Setahun.

Siapa sangka hubungan Jaemin dan Lia yang tidak jelas statusnya bisa bertahan selama ini?

Namun, entah apakah Jaemin dan Lia saat ini masih dapat dikatakan menjalin hubungan, karena sejak memasuki semester akhir dan mulai menyusun tugas akhir sebagai syarat kelulusan, Jaemin dan Lia semakin jarang berkomunikasi.

Hanya Jaemin yang sesekali masih berusaha menghubungi Lia, ketika lelaki itu rasanya hampir gila karena dosennya yang mempersulit pengerjaan tugas akhirnya.

Dan tentu saja, permintaan Jaemin untuk bertemu ditolak Lia, beralasan jika gadis itu sama sibuknya. Yang berakibat Heejin terkena imbasnya.

Jaemin akhirnya memutuskan Heejin.

Tidak ada alasan yang jelas sebenarnya, keputusan itu dibuat hanya karena keegoisan serta suasana hati Jaemin yang sedang buruk.

Saat itu, Heejin hanya bisa menerima keputusan sepihak Jaemin dengan mata yang berkaca-kaca, sementara Jaemin memalingkan wajahnya. Ia sendiri tidak mengerti yang terjadi pada dirinya.

❣️❣️❣️

Suatu pagi, Jaemin datang berkunjung ke rumah neneknya agar bisa mendapat ketenangan, setelah beberapa kesulitan yang dialaminya belakangan.

Saat sampai di teras rumah, Jaemin tidak mendapati neneknya menyambutnya dengan hangat seperti biasanya.

Nenek Jaemin sangat hafal dengan suara motor Jaemin, bahkan mulai mengingat suara mesin mobil milik Lia, jika Jaemin datang bersama gadis itu sesekali.

Biasanya wanita paruh baya itu akan menyambut mereka di depan pintu dengan senyuman hangatnya. Senyuman yang hanya dengan melihatnya saja, seperti bisa menghapus beban Jaemin.

Namun, hari itu tidak seperti biasanya, bahkan pintu depan masih terkunci.

Jaemin mengambil jalan memutar menuju bagian belakang rumah neneknya dan masuk lewat pintu belakang yang ia miliki kunci cadangannya.

Saat Jaemin memasuki rumah itu, keadaannya tampak sepi, bahkan sepertinya nenek Jaemin belum bangun. Terlihat dari lampu masih dalam keadaan mati dan jendela belum dibuka.

Jaemin menuju kamar neneknya yang tampak sunyi, membuka pintu kamar itu perlahan karena takut membangunkan pemiliknya.

Jaemin menghembuskan napas pelan mendapati neneknya yang tertidur diatas kasur dengan damai.

Jaemin berjalan mendekat, "Nek,"

"Nenek," ucap Jaemin lagi, kali ini ia menyentuh lengan neneknya yang masih tidak ada respon apapun. Ditambah lagi permukaan kulit wanita paruh baya itu terasa dingin.

Jaemin mulai tegang, tidak biasanya neneknya seperti ini.

"Nek, nenek?" panggil Jaemin, kali ini sambil mengguncang pelan tubuh neneknya.

Jaemin tersenyum getir.

Jari telunjuk Jaemin mengarah pada hidung sang nenek yang terbaring dikasur dengan wajah damainya, tidak ada tanda-tanda udara halus yang keluar-masuk di sana.

Lalu sekali lagi, Jaemin meraih pergelangan tangan dengan kulit yang telah mengendur itu, denyut nadinya pun tidak Jaemin rasakan.

Detik berikutnya, setetes cairan bening meluncur dipipi Jaemin.

Illicit Affairs | Jaelia ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang