"Bukankah tadi sangat aneh? Kenapa monster itu tiba-tiba pergi saat Dixie berteriak ingin memakannya? Apa dia tahu bahasa manusia?" Chatha menatap kami yang baru saja turun dari atas gua.
Perlu kuakui bahwa mungkin saja monster itu paham yang kami bicarakan. Tapi kenapa dia takut pada kami? Kami bertiga tidak memiliki kemampuan untuk mengeluarkan pedang aura. Memangnya kami semenakutkan itu? Lihatlah kami bertiga, kami memang seperti tiga orang yang sering mencuri barang milik kereta yang lewat. Kami mirip dengan sekelompok bandit.
"Kita harus cepat pergi, monster akan lebih aktif saat malam hari. Mungkin saja kita akan bertemu monster lainnya. Siapkan senjata kalian?"
"Aku sudah menyiapkannya sejak tadi." Aku memegang pedang papa. Mungkin saja ada hewan buas atau monster yang akan menyerang kami sewaktu-waktu.
Perutku kenapa terus berteriak meminta tolong? Aku tidak tahan lagi! Aku ingin memakan sesuatu atau buah segar? Manis buah dan bagaimana rasanya mengalir di tenggorokanku. Aku mencium aroma yang menggugah selera. Ini seperti aroma manis itu. Enak! Baunya sangat enak!
"Tutup hidungmu! Para monster memiliki kemampuan untuk mengundang mangsanya mendekat. Bisa saja kau mati dalam keadaan berimajinasi memakan makanan enak." Osric memukul kepalaku.
Apa benar?
"Aku juga mencium aroma enak sejak tadi!" Chatha menutup hidungnya seketika.
"Groammm..."
Tubuhku kami berhenti berjalan. Ini bukan suara perutku! Kami menengok ke belakang dan melihat seekor monster tinggi besar sedang membuka mulutnya selebar mungkin. Apa dia yang mengeluh aroma enak itu?
"Arghttt... Lari!"
Kami berlari sekencang mungkin, dia bukan monster biasa. Dia kelas A! Dia kelas A! Aku terus berlari mengikuti Chatha yang seperti seekor cheetah. Apa dia memiliki kemampuan binatang secepat itu? Tapi dimana Osric? Aku melihat ke belakang dan melihat Osric yang kesulitan dengan isi tasnya. Dia terlalu banyak membawa batu mineral.
Brukk...
"Osric!"
Osric terjatuh dengan monster yang sudah berdiri di belakang tubuhnya. Dia bisa mati! Aku mengambil anak panah.
Takkk...
Takkk...
"Groammm..."
"Osric cepat lari!" Teriakku.
Kenapa monster itu tidak berefek pada anak panahku? Aku mengangkat pedangku setinggi mungkin. Aku harus menyelamatkan Osric, biarpun aku tidak memiliki pedang aura setidaknya kami bisa lolos dari monster ini. Osric merangkak pergi dengan perlahan. Aku harus membawa monster ini pergi!
"Kejar aku! Osric susul Chatha!"
"Apa? Apa yang akan kau lakukan?"
"Tidak ada waktu!" Aku berlari ke arah lain. Monster itu menatapku dan mulai mengejarku dengan satu matanya yang terluka. Aku harus bersembunyi!
Dimana? Dimana? Semua tempat hanyalah pepohonan yang mudah dia temukan.
"Groammm..."
"Arghttt..."
🏹🏹🏹
"Ugh..."
Dimana ini? Aku menatap sekeliling dan melihat tempat yang sangat cantik. Apa aku sudah berada di surga? Ingatan terakhirku melintas, aku terjatuh ke dalam jurang yang cukup tinggi. Sekarang tubuhku justru tersangkut di pepohonan. Kukira aku akan mati, dimana pedang milik papa? Aku menjatuhkan tubuhku dan mencarinya di bawah. Tempat ini penuh dengan kunang-kunang dan bunga-bunga. Aku seperti menemukan sebuah tempat yang begitu rahasia.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER LOVER ( END )
FantasíaKetika kau mencintai seseorang maka katakan saja sejujurnya, jangan menjadi seseorang yang terus diam menyimpan perasaan! Dixie begitu kesal pada kakaknya yang telah membuatnya berada di jurusan yang tidak dia inginkan. Dia ingin menjadi seorang ksa...