25. TEMAN DAN MUSUH

374 38 0
                                    

"Hahaha... Kemari kau Osric! Ternyata kau membuat ramuan untukku? Kau ingin membuat rambutku tidak mengalami kerontokan?" Aku mengejar Osric.

"Tidak! Aku membuatnya untuk rambutku! Itu hanya alasan agar aku bisa berbicara dengan Flora!"

"Bohong! Kata Flora, kau memintanya untuk membuat ramuan agar rambut tidak mudah rontok. Aku akan memakainya nanti! Tapi kau harus mencobanya lebih dulu!"

"Aku membuatnya untuk diriku sendiri!"

"Hahaha... Aku pasti sangat menyayangiku! Aku juga menyayangimu! Kau teman yang sangat baik Osric!"

Aku merangkul leher Osric dan mengacak rambut palsunya. Kami memang anak yang terlahir kembar! Kenapa dia bisa berpikiran bahwa aku mengalami kerontokan rambut parah. Aku juga ingin memiliki rambut yang panjang dan indah seperti orang lain. Aku jadi merindukan rambut panjangku dulu. Sayang sekali aku harus memotongnya.

"Berisik! Minggir!" Dexter mendorong tubuh kami.

Dia berjalan ke pintunya dan menutupnya sekeras-kerasnya. Apa kami mengganggunya? Bahkan aku tidak berteriak padanya! Aku menatap Osric dan melambaikan tanganku. Aku akan beristirahat agar tidak mengganggu Dexter yang sedang mengalami gangguan hidup. Sebagai tetangga yang baik aku akan memberikan kehidupan padanya.

"Jangan lupakan ramuannya!"

🏹🏹🏹

Apa-apaan ini? Aku melihat pintu depan kamarku yang penuh dengan organ dalam babi. Bukan itu juga, ada kalimat menakutkan di yang tertulis dengan noda darah. Aku menatap orang-orang yang tengah melihatku. Siapa yang melakukannya? Saat aku pergi untuk mandi, tidak ada hal seperti ini sebelumnya. Kenapa saat aku kembali semua ini tiba-tiba ada?

Siapa pelakunya?

"Kenapa kalian semua sangat berisik!" Teriak Dexter yang membuka pintunya.

"Apa kau yang melakukannya?" Tanyaku padanya.

"Apa? Bau busuk apa ini? Menjijikkan! Bersihkan segera, aku tidak mau kamarku sampai tercium aroma ini. Sialan!" Dexter menutup hidungnya dan pergi tanpa mau menjawabku.

Apa bukan dia pelakunya?

"Ada apa ini ribut-ribut? Dixie, apa yang terjadi pada kamarmu?" Tanya Profesor Attikus yang baru saja tiba.

Aku menggeleng tidak tahu apapun, tiba-tiba saja semuanya terjadi. Aku tidak memiliki musuh, hanya Brady dan Dexter. Tidak mungkin mereka melakukannya secara terang-terangan. Mereka bisa terjerat karena memiliki pengalaman bertarung denganku. Aku mencoba mengambil kotoran dan menciumnya. Ini memang darah babi.

Tidak ada cara lain. Aku tersenyum pada Profesor Attikus. Sepertinya seseorang memang tidak menyukaiku.

🏹🏹🏹

"Terima kasih Chatha, Osric!"

Mereka bersedia membantuku membersihkan kekacauan yang ada. Pada akhirnya Profesor Attikus yang akan menyelesaikannya dan mencari siapa pelaku yang membuang darah babi di depan kamarku. Apa dia tahu tentang buruan monster yang memakai darah babi? Tapi siapa? Tidak ada yang mengetahuinya selain teman satu kelasku. Hanya satu orang yang berurusan denganku, Dexter. Tapi dia tidak seperti seseorang yang merasa bersalah. Memang dia tidak memiliki hati nurani.

"Tenang saja Dexter, kita akan menangkap pelakunya!" Chatha menepuk pundakku.

"Dia telah menghina pengetahuan mengenai babi! Organ dalam babi sangat berguna untuk memancing monster. Kita tidak perlu susah-susah mencarinya, mereka akan datang sendiri dan mencium aromanya. Kenapa mereka membuangnya di depan kamarmu? Apa mereka ingin kau ketakutan karena monster?" Osric terlalu panjang menjelaskannya.

"Mereka hanya tidak menyukaiku. Itu saja."

Lagipula tidak mungkin bisa monster memasuki akademi ini. Para jurusan sihir telah membatasi pergerakan monster. Aku akan mencari tahunya malam ini, mungkin saja dia datang lagi dan melakukan hal yang sama. Aku akan menangkapnya!

"Sudahlah, ayo kembali saja ke kelas. Mungkin Profesor Magenta sudah menunggu kita." Ajakku.

"Bagaimana dengan Brady? Apa kalian mencurigainya? Mungkin saja dia menyelinap masuk kembali ke asrama."

"Tidak mungkin Chatha, meski dia tidak menyukaiku. Dia pasti tidak akan melakukannya, Profesor Attikus pasti sudah mencurigainya sejak awal. Mana mungkin dia berani melakukannya."

"Lalu siapa? Kau hanya memiliki masalah dengan dua orang. Brady dan Dexter. Jika bukan mereka, siapa yang melakukannya?"

Mana kutahu? Aku bukan seseorang yang bisa menebak jika tidak memiliki tersangka. Aku melirik Osric yang terdiam, mungkinkah dia memikirkan sesuatu? Mungkin saja dia mendapatkan sebuah nama atau seseorang yang bisa menjadi pelaku.

"Kalian tahu? Tidak banyak orang yang berada di asrama kita. Hanya satu kemungkinan, dia adalah salah satu dari teman kelas kita. Dia akan lebih mudah membuang darah dan organ dalam itu. Dia juga lebih mudah menghilangkan jejak."

Benar!

Aku sudah memikirkannya! Ternyata otakku dan Osric tidak terlampau jauh. Kami memiliki kesimpulan yang sama!

"Jika aku menemukan orangnya, aku akan membuatnya mandi dalam kubangan darah babi! Aku akan memasukan organ dalam ke dalam mulutnya dan membuatnya memakannya mentah-mentah! Aku juga akan menyeretnya ke sungai yang penuh dengan monster!" Aku berteriak dengan penuh kobaran api.

Awas saja!

"Itu mengerikan! Tapi kenapa kau tidak menjadikannya umpan untuk monster saja? Kita bisa mengikatnya bersama di pohon dan melumuri tubuhnya dengan darah babi. Kita hanya perlu menunggu monster datang mencabik isi perutnya dan memakannya dengan membabi buta!" Osric tertawa begitu mengerikan.

"Bisakah kalian berpikir lebih normal? Kita belum menemukan pelaku utama. Lebih baik kita selidiki semua orang satu persatu. Dengan begitu kita akan tahu siapa yang membuang darah babi di pintu kamarmu!" Kali ini Chatha memiliki ide yang brilian!

Lebih mudah untuk kami menyelidiki setiap orang di kelas! Aku membuka pintu dan menatap semua anak. Salah satu dari mereka adalah tersangkanya!

🏹🏹🏹

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

MONSTER LOVER ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang