Kini Aina dan Karel sudah sampai di rumah Aina. Aina pun segera turun dari motor.
"makasih Rel, udah anterin gue" ucap Aina
"mau mampir?" tawar Aina
"gak, gue pulang" jawab Karel.
"hati hati"
"hmm"
Lalu Karel pun menjalankan motornya meninggalkan area rumah Aina.Setelah Karel pergi Aina pun segera masuk kedalam rumahnya.
"baru pulang kamu?" tanya seorang wanita yang sedang membaca koran.
"menurut mamah?"
"masuk kedalam kamar sana" titah Vina
"hmm"
Saat ini Aina sedang bersantai di kamar sambil menonton drakor.
"bosen banget gue. Ngapain ya biar gak bosen" pikir Aina.
"ahaa" teriak Aina
"gimana kalau gue ke danau aja" ucap Aina lalu segera turun dari kasurnya menuju kamar mandi untuk mengganti baju.
Lalu Aina pun segera turun kebawah. Di bawah sudah ada Vina yang sedang mengerjakan berkas berkas.
"mau kemana kamu?" tanya Vina saat melihat Aina turun dengan pakaian santainya.
"main" jawab Aina.
"jangan pulang malam malam"
"hmm"
Setelah itu Aina pun segera keluar menuju garasi untuk mengambil mobilnya.Saat ini Aina sudah sampai di Danau. Aina pun segera turun dari mobilnya.
Saat ini Aina sedang duduk lesehan di pinggir danau sambil menatap Danau yang tenang.
"kapan yah terakhir kali gue kesini?" tanya nya ntah pada siapa.
"kayaknya 5 tahun yang lalu deh" jawabnya lalu memejamkan matanya menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya dengan lembut.
"Aina" panggil seorang pemuda.
Aina yang merasa di panggil pun membuka matanya, dan menoleh ke arah asal suara.
"kalian" kaget Aina, saat melihat ke 6 monst wanted di sekolahnya ada di danau.
"hai Ai" sapa Lingga tersenyum manis.
"eh hai" canggung Aina.
"lu ngapain di sini?" tanya Andra sambil berjalan ke arah Aina dan duduk di dekatnya.
"gabut dirumah ,mangkanya kesini" jawab Aina seadanya.
Sedangkan mereka cuman ber "oh" lalu duduk di samping Aina. Jadi posisinya tuh Aina di tengah tengah mereka.
"eh" canggung Aina.
"gak usah canggung Ai, santai aja kita gak makan lu kok" ucap Lingga saat melihat wajah Aina yang terlihat canggung.
"eh iya"
"lu udah lama disini Ai?" tanya Reza.
"20 menit yang lalu" ucap Aina yang terlihat lebih santai.
"Ai tujuan lu pindah kenapa?" tanya reza.
"kepo lu" jawab Andra sinis.
"gue gak nanya lu, bego" umpat Reza
"nyokap ada kerjaan disini mangkanya gue juga ikut pindah" jawab Aina.
"lu suka Danau?" tanya Rafka datar sambil melirik kearah Aina sekilas.
"iya gue suka Danau" jawab Aina.
"kenapa lu suka Danau?"
"gue juga gak tau. Tapi setiap gue liat Danau hati gue jadi tenang, masalah gue kayak ilang. Intinya Danau itu bisa membuat gue tenang" jawab Aina.
"lu selalu ke sini?, bukanya lu baru pindah?" tanya Lingga.
"iya gue selalu kesini, dulu gue juga tinggal disini tapi 5 tahun yang lalu pindah ke Bandung, dan sekarang pindah lagi ke Jakarta" jawab Aina.
"setiap gue ada masalah pasti gue selalu kesini" ucap Aina sambil menatap Danau.
Kini mereka menatap Aina yang sedang melihat ke arah Danau.
"gue juga suka Danau" ucap Rafka.
"kenapa?" tanya Aina sambil melihat ke arah Rafka.
"karna orang yang gue sayangi juga suka Danau, karna Danau juga udah membuat orang yang gue sayangi tenang" jawab Rafka sambil tersenyum tipis kearah Aina.
Kini Reza, Arzan, Lingga, Andra, Karel menatap intes Rafka. Rafka suka Danau? Bukanya Rafka paling malas dengan Danau? Itu pikir mereka. Rafka suka Danau karna orang yang dia sayangi juga suka Danau, berarti orang itu?
"Aina" ucap mereka barengan.
"kenapa?" kaget Aina saat mereka menyebutkan namanya barengan.
"eh, nggak kok hhhe" ucap Reza cengengesan tidak jelas.
"kalau kalian, kenapa ke sini?" tanya Aina.
"kita juga sama gabut di markas, mangkanya ke sini" jawab Arzan. Sedangkan Aina hanya menangguk.
Lalu mereka pun mengobrol, dan sesekali tertawa karna melihat tingkah Reza dan Arzan. Nyaman, itulah yang dirasakan Aina saat ini. Ntah kenapa saat bersama mereka rasanya nyaman, dan damai.
Tak terasa jam sudah menunjukan 17:58. Mereka terlalu asik mengobrol dan tertawa, hingga lupa waktu.
"udah jam 17:58, gue pulang duluan udah sore takut nyokap gue nungguin" ucap Aina lalu berdiri di ikuti yang lainya.
"eh Ai, minta no HP lu dong" ucap Arzn smbil cengengesan.
"boleh sini Hp lu"
Lalu Aina pun mengetik no nya.
"nih, gue pulang bye" ucap Aina lalu pergi."makasih Aina" teriak Arzan karna Aina sudah pergi.
"bagi anjir nomornya" ucap Reza
"ntar gue kirim ke grup"
"pulang" ucap Karel lalu pergi meninggalkan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
AINA
Random"Kadang ingin menyerah dengan keadaan, tapi ujung-ujungnya hanya bisa menangis karena yang bisa dilakukan adalah berusaha tegar dan berharap keadaan berubah jadi lebih baik." Aina Putri Permata. Cerita hanya sebuah imajinasi Author Cover by: pintere...