24

101 19 3
                                    

"Kak Dinda sama Pak Jordan pacaran, ya?"

Dinda dan Jordan yang sedang berbincang di dekat meja resepsionis mengenai sebuah materi bahan ajar langsung terdiam saat seorang siswa bertas punggung berwarna hitam menggoda mereka. Siswa itu nyengir sambil berjalan keluar dari bangunan tersebut, merasa puas mendapatkan perhatian di depan teman-temannya yang turut menggoda Dinda dan Jordan sambil bersiul.

Digoda seperti itu hampir membuat pitam Dinda naik. Ia kenal siswa itu, memang salah satu siswa jahil yang sering bertanya hal-hal diluar pelajaran saat berada di kelas.

"Caper." Ucap Jordan sambil menggelengkan kepala.

" Ucap Jordan sambil menggelengkan kepala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ngingetin diri sendiri ya, Kak." Dinda menimpali, teringat akan tabiat Jordan saat mereka masih SMA dulu.

Meski tidak begitu dekat dengan Jordan, Dinda sedikit tahu soal tingkah seniornya itu yang suka bolak-balik ruang BK saat SMA. Padahal Jordan salah satu siswa berprestasi di sekolah, tapi kenakalan pria itu juga terkenal sampai guru-guru lelah mengurusinya.

Jordan nyengir. "Kinda fun back then."

Dinda mendengus, ia berniat melanjutkan obrolan mereka tentang materi tadi, tapi Jordan sudah menutup buku catatannya dan menggerakkan dagu ke pintu keluar. "Ayo." Kata Jordan padanya.

"Ke mana?"

"Pulang." Jawab Jordan sambil berjalan membawa bukunya keluar gedung. Mau tak mau Dinda pun mengikuti dari belakang, meski heran karena ia tidak berniat untuk pulang bersama Jordan hari ini.

"Aku mau balik pakai gojek padahal." Kata Dinda bersungut begitu langkah Jordan bisa disamainya.

"Kalau aku ada sampai malam di sini, itu berarti aku bakal nganterin kamu balik, Din."

Kedua mata Dinda langsung nyalang mendelik pada Jordan. "Aku bisa balik sendiri, kok."

"Rumah kamu jauh dari sini, Dinda Clarissa. Masa aku biarin kamu balik sendirian malam-malam?"

"Kalau Kak Jordan nggak di sini aku balik sendirian juga, kan?" Tanya Dinda retoris membuat Jordan menghela napas panjang.

"Makanya aku selalu usaha biar bisa ke sini terus, Dinda." Kata Jordan begitu mereka berada di dekat mobilnya yang terparkir. Ia memandang Dinda dengan serius, membuat yang ditatap merasa bulu kuduknya meremang. Ada sesuatu yang berbeda dari tatapan itu, tatapan yang enggan dibalas Dinda hingga ia harus berpura-pura melihat ke arah lain.

"Tapi serius, Kak. Jam segini masih aman, kok."

Jordan mendecakkan lidah. "Harus sabar, ya, sama kamu."

"Sabar gimana?"

Jari telunjuk Jordan berada di depan bibir, menyuruh Dinda diam lalu ia menggerakkan lagi tangannya, kali ini memberi kode untuk Dinda masuk ke dalam mobil yang kuncinya sudah terbuka itu. Walau ada banyak pertanyaan yang muncul di kepalanya, Dinda tetap menuruti Jordan. Ia ingin bertanya lebih lanjut tapi tahu pria itu akan berkelit--dan Jordan tidak bisa dipaksa dengan mudah.

Unbroken String [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang