Tiga belas

980 111 4
                                    

Matahari masuk melalui celah gorden yang tidak tertutup rapat. Satu dari tiga raga yang tertidur di ranjang berukuran besar itu membuka matanya perlahan. Menatap jam yang menempel di dinding kamarnya, jam 7.30 pagi.

Winwin menoleh ke sebelahnya, menarik selimut untuk menutupi kedua tubuh mungil itu.

Ia beranjak dari ranjangnya, ingin mencuci muka sebelum membuatkan sarapan untuk dirinya dan dua anak kecil yang tengah tertidur di ranjangnya.

Suara notifikasi dari ponselnya menghetikan tangan Winwin yang sedang mengeringkan wajahnya dengan handuk. Ia meraih ponselnya, mendapati nama ayah si kembar muncul di layarnya. Tangannya bergerak untuk membuka roomchatnya dengan sang atasan.

 Tangannya bergerak untuk membuka roomchatnya dengan sang atasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia menghela napas pelan. Winwin seperti makan gaji buta. Pekerjaannya hanya mengatur jadwal sang atasan dan memeriksa pesan yang masuk melalui email kantor.

Apa ekspetasinya bekerja sebagai sekretaris di perusahaan sebesar Nakamoto's Corp. ini terlalu tinggi?

Yang Winwin lihat di internet, orang-orang yang menjabat sebagai sekretaris biasanya lebih sibuk daripada karyawan lainnya. Tapi ini, dirinya justru lebih santai dari yang lain.

Setelah mengetikkan balasan untuk atasannya, ia melemparkan benda pipih itu ke atas sofa, berujung ponsel mahalnya terpental dan membentur lantai. Si pemilik bodo amat dengan benda itu.

 Si pemilik bodo amat dengan benda itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"AYAAHHH!"

Winwin terkejut mendengar teriakan nyaring yang berasal dari dalam kamarnya. Buru-buru ia mencuci tangannya dan menghampiri si kembar.

Dilihatnya Renjun duduk sambil mengucek pelan matanya. Membiasakan cahaya matahari masuk ke retina matanya. Si kecil menoleh saat mendengar pintu terbuka.

"Papi?"

Renjun turun dari ranjang, menghampiri Winwin. Menarik-narik kaos yang Winwin kenakan agar sekretaris ayahnya mau menggendong dirinya. Winwin yang mengerti segera mengangkat tubuh mungil Renjun.

"Anak manis udah bangun. Injun bangunin Nana ya, setelah itu kita makan bersama."

"Baik papi."

Bingung? Jelas. Kenapa anak atasannya sejak kemarin memanggilnya dengan sebutan 'papi'. Biarlah, untuk sementara ini ia dipanggil dengan sebutan begitu oleh anak atasannya. Yang terpenting sekarang si kembar tidak rewel.

Daddy's SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang