26. DEKAT

395 37 0
                                    

"Bukankah mereka semua terlihat lemah untuk dijadikan tersangka?"

Aku melihat semua orang yang memiliki wajah seperti seseorang yang tidak bersalah. Semua orang! Bahkan mereka tidak menunjukkan wajah ketakutan. Mungkinkah orang asing yang membuang darah babinya? Tapi siapa dia? Aku tidak tahu sama sekali!

"Baiklah, lupakan saja tentang pelaku yang telah mengotori pintu kamarku. Aku tidak takut pada ancamannya! Aku lebih takut papa dan mamaku!"

Orang itu pasti berpikir aku anak yang penakut! Sayangnya tidak! Aku lebih takut pada papa dan mama di rumah. Terutama Glenn. Kakak pertama sangat menakutkan, sungguhan menakutkan. Dibandingkan dengan teror pintu berdarah aku sama sekali tidak menyukai perkataan pedas Glenn padaku. Semua kata binatang yang terlihat biasa saja seperti pedang yang menusuk jantungku.

"Kau yakin?" Tanya Osric.

"Ya, kita juga tidak bisa menuduh orang lain. Aku sudah terbiasa akan tempat ini jadi tidak apa-apa."

Sayangnya bukan seperti apa yang kubayangkan. Sore yang begitu gelap ini, pintu kamarku penuh dengan noda darah babi kembali. Aku harus membersihkan lagi dan lagi. Ini sangat menyebalkan! Aku tidak menyukainya, bagaimana bisa aku harus menghadapi ini semua? Aku lelah membersihkan kamarku.

"Dixie, apakah kau masih hidup?" Chatha menggoyangkan tubuhku.

"Tidak, aku sangat lelah membersihkan kamar. Dexter juga memarahiku berulang kali sampai telingaku panas mendengarnya."

Aku ingin sekali melemparkan darah babi padanya. Dasar manusia tidak memiliki perasaan!

"Bagaimana jika kita menjebaknya? Aku memiliki rencana untuk menangkap pelakunya. Kemarilah kalian berdua!" Osric menceritakan semua rencananya pada kami.

Kami pasti bisa melakukannya!

🏹🏹🏹

"Arghttt..."

Aku menjambak rambutku frustasi, ini sudah satu bulan cara menemukan pelaku penyiraman darah pada pintu kamarku. Tapi bagaimanapun cara kami melakukannya tidak ada satupun yang berhasil. Osric sampai sangat heran semua rencananya gagal dan tidak menghasilkan apapun juga. Satu bulan ini, hidupku juga penuh dengan ancaman dan teror. Di asrama, kelas, tempah latihan, kantin, hutan. Semuanya penuh dengan teror.

Sebenarnya siapa yang menerorku?

Aku lelah membersihkan kamarku!

"Dixie, ini perpustakaan!" Nixon menyuruhku diam dengan tangannya.

"Maaf!" Cicitku.

Setiap kali aku mengalami hal tidak baik, aku akan pergi ke tempat yang tenang ini. Menemui Nixon dan melihat wajahnya. Dengan begitu hatiku akan jauh lebih tenang daripada sebelumnya. Aku jadi kembali bersemangat untuk melewati hari-hari yang melelahkan ini. Berkatnya aku sedikit memiliki motivasi untuk bertahan hidup. Kuharap dia akan tetap berada disini dan menemaniku.

"Apa ini kasus teror lagi?" Tanyanya.

"Benar."

"Mintalah pada petugas patroli untuk mengawasi asramamu. Mereka pasti menjagamu!"

"Apa boleh aku melakukannya? Bagaimana jika mereka menolak?"

"Tidak mungkin, itu adalah kewajiban petugas patroli untuk mengamankan keadaan. Jika kau mulai terganggu katakan saja pada mereka. Kau juga tampak sangat lelah." Nixon menyentuh dahiku.

Apa aku terlihat seperti orang sakit?

"Kau demam, kembalilah ke asrama sebelum gelap. Jika kau bertemu petugas patroli mintalah dia menemanimu."

Aku mengangguk padanya. Mungkin Lais bisa menolongku, kami jarang bertemu akhir-akhir ini. Dia begitu sibuk dengan tugasnya menjadi seorang petugas patroli. Aku jadi tidak bisa memberitahunya apapun mengenai asaramku.

"Kalau begitu aku pergi, sampai jumpa senior."

"Sampai jumpa."

Siapa yang akan membantuku?

Aku tidak mengenal petugas patroli selain Lais, Dante, dan Morgan. Apa aku minta tolong pada mereka saja?

"Senior Morgan!" Aku mendekati Morgan yang terlihat sendirian.

"Dixie? Ada apa?"

"Beberapa waktu yang lalu aku mengalami kejadian yang tidak mengenakkan. Pintu kamarku selalu dipenuhi darah babi dan tulisan mengerikan. Jadi, aku ingin meminta bantuan senior untuk berjaga diasramaku. Apa kau bersedia?"

"Berapa lama kau mengalaminya?"

"Sejak satu bulan yang lalu."

"Bukankah itu sudah sangat lama. Kenapa kau baru melaporkannya?"

Ada alasan khusus kenapa kau baru memintanya. Pertama, Profesor Attikus mengatakan untukku menyelesaikan sendiri terlebih dahulu. Mungkin saja ini hanya perbuatan iseng seseorang. Tapi, itu justru terjadi selama satu bulan. Kedua, aku dan kedua temanku mencoba menangkap pelakunya. Tapi, itu tidak berhasil. Ketiga, aku baru mendapatkan pencerahan dari Nixon.  Aku juga lelah membersihkan depan pintu kamarku dan mendapatkan hinaan dari Dexter. Kedua hal itu membuat hidupku sangat lelah.

Jika Morgan berjaga di asrama. Tidak ada seorangpun yang bisa membuat pintu kamarku kotor. Morgan adalah orang yang tepat dan aku sangat mempercayainya.

"Aku akan berjaga, tapi Dixie. Kau harus melaporkan kejadian ini pada profesor. Mereka harus mengetahui apa yang kau alami. Jika kasus ini terus berlanjut, mungkin saja kau akan dipindahkan ke asrama lain. Lebih baik kau berada di kawasan yang lebih aman untukmu. Asrama jurusan obat-obatan atau penyembuh adalah tempat yang tepat. Kau bisa tinggal disana."

"Benarkah?"

"Iya, tempatnya dekat dengan gedung pengajaran. Kau juga bisa pergi ke kantin mereka. Tidak ada yang akan memarahimu karena keadaan yang terjadi padamu."

"Tapi aku suka jurusanku. Aku sudah nyaman disana. Ada Chatha dan Osric, jika aku tidak bersama mereka. Hidupku tidak lengkap rasanya. Aku akan tetap tinggal di asrama. Senior, jangan katakan paru para profesor!"

Siapa yang akan membantu dua orang itu hidup? Aku adalah teman dan saudara pemburu mereka. Rasa solidaritasku lebih tinggi daripada rasa amanku. Aku adalah seorang pemburu monster! Tidak ada satupun orang yang bisa mengusikku!

"Baiklah jika itu keputusanmu. Aku akan diam."

"Sebelum itu, bisakah kita bertarung lagi? Senior, tidak memiliki pekerjaan bukan?"

"Aku petugas patroli!"

"Luangkan saja waktumu, aku juga memintamu untuk membantu berjaga di asrama. Tidak ada yang tahu!"

"Apa kau sedang mengajarkan hal yang tidak benar padaku?"

Aku mengangguk cepat, tentu saja!

Aku sangat bersemangat untuk melawannya kembali. Sebentar lagi aku harus membantu teman-temanku menangkap monster kelas B. Nilaiku sudah memenuhi syarat lebih dulu daripada teman-temanku yang lain. Kelas selanjutnya aku hanya akan membantu jika terjadi sesuatu pada mereka. Itu adalah tugasku sebagai anak yang baik hati. Profesor Daisy pasti memuji ketulusan hatiku dan memberiku nilai tambahan.

Morgan tersenyum dan mengeluarkan pedangnya. Malam ini akan jadi malam yang begitu menyenangkan bagiku.

🏹🏹🏹

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

MONSTER LOVER ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang