Sesampainya di rumah. Jeno mulai memeriksa rekaman kamera tersembunyi yang ia letakan di bawah meja Mark. Kamera itu masih ada pada tempatnya.
Terlihat Mark yang tengah menelpon seseorang. Namun suaranya tidak terdengar jelas karena jarak kameranya yang telalu jauh.
Mark terlihat menoleh kearah jam tangannya lalu mengangguk pelan setelahnya.
Ia berjalan mengambil jas kerja dan tasnya. Lalu bergerak terburu-buru menuju pintu ruangan itu.
Jeno menoleh kearah jam dinding.
"Sudah tengah malam, dia mau kemana?"
Dengan cepat Jeno mengambil kunci mobil Yejin dan berjalan keluar dari kamar mereka.
"Apa dia ingin pulang kerumahnya?"
Ucap Jeno yang tengah membawa ngebut mobil polisi milik Yejin.Setelah sampai di perusahaan milik Mark. Terlihat mobil Mark belum keluar dari parkiran mobil.
Jeno memilih untuk menunggu dan tidak lama kemudian. Mobil pria tampan itu akhirnya keluar dari sana.
Dan Jeno mulai mengikutinya dari belakang.
Mark terlihat berhenti di salah satu tempat kumuh dengan penerangan gelap di sana.
Pria itu keluar dengan pakaian yang berbeda. Tidak menggunakan kemeja dan jas kerja lagi melainkan menggunkan kaos hitam dan juga celana hitam panjang yang ia gunakan.
Ia memasuki gedung itu dengan tas berukuran sedang di tangannya.
Jeno keluar dari mobil Yejin. Dan langsung mengendap-ngendap mengikuti Mark dari belakang.
Terlihat Mark yang tengah berbicara dengan seseorang di dalam sana. Seorang wanita tua dengan beberapa anak gadis di belakang tubuhnya.
Jeno mengeryitkan keningnya."Apa dia melakukan perdagangan manusia?"
Sang nenek terlihat menangis sambil memeluk Mark. Membuat Jeno semakin di buat bingung.
Setelah berbicara cukup lama, Mark memilih untuk pergi dari tempat itu. Jeno memilih untuk bersembunyi sampai Mark benar-benar menjauh dari tempat itu.
Lalu setelahnya ia memilih berjalan masuk ke dalam rumah itu.
"Nyonya.."
Panggilnya pada sang nenek yang ingin membawa masuk para gadis itu ke sebuah ruangan. Nenek itu berbalik lalu tersenyum kearah Jeno."Ah iya nak, ada yang bisa saya bantu?"
Tanyanya."Saya ingin bertanya"
"Iya, nak?"
"Pria yang baru saja datang kesini, siapa dia?"
Tanya Jeno. Nenek itu langsung terdiam membuat Jeno semakin curiga."Soal itu, saya tidak bisa menjelaskannya"
Ucap sang nenek."Kenapa?"
"Karena ini masalah pribadi, nak"
Jeno menghela nafas. Lalu mengeluarkan lencana kepolisian milik Yejin.
"Saya polisi. Saya tengah menyelidiki pria itu"
Ucapnya. Membuat sang nenek sedikit terkejut namun setelahnya ia merasa bingung."Mengapa kalian ingin menyelidikinya? Tuan Mark itu pria yang baik. Dia adalah pemberi donasi untuk panti asuhan ini. Tidak mungkin dia berbuat jahat"
Ucap sang nenek yang berhasil membuat Jeno terdiam. Ia melirik kesekeliling bangunan itu. Dan memang iya. Itu adalah panti asuhan yang sudah sangat kumuh.Jeno masih terdiam di tempat.
"Apa anda masih lama?"
Tanya sang nenek yang menatap risih kearahnya."Ah tidak, maaf mengganggu anda"
Ucapnya dengan sedikit menunduk lalu segera pergi dari sana. Jeno mulai merutuki kebodohannya sendiri. Mengapa ia menjadi curiga dengan bossnya sendiri. Bukankah ini hari pertama ia bekerja.Jeno memutuskan untuk pulang saja. Namun belum sempat anak itu berjalan memasuki mobilnya. Sebuah tarikan yang lumayan kuat membuat tubuhnya terhuyung ke belakang lalu di dorong ke depan, membuatnya menempel pada bagian depan pintu mobil itu.
Tubuhnya di sekap dengan rengkuhan lengan dari seseorang.
Jeno menatap tidak percaya kearah orang yang ada di depannya.
"T-Tuan.."
Wajah Mark terlihat sangat dekat dengannya. Dengan senyuman tampan sarat menggoda itu, ia menatap kedua mata indah milik Jeno.
"Kenapa kau bisa ada di sini?"
Tanyanya dengan deruh nafas hangat yang menerpa wajah Jeno."Ah, aku..aku sedang jalan-jalan"
Ucapnya dengan gugup.Mark mengeryitkan keningnya saat mendengar jawaban Jeno.
"Di tempat seperti ini?"Jeno mengangguk pelan.
Mark kembali tersenyum lalu menoleh kearah leher jenjang Jeno, karena posisi anak itu yang tengah mendongak kearahnya.
"Leher mu sangat indah.."
Ucapnya dengan seduktif."Apa?"
Mark kembali menoleh kearahnya.
"Pulanglah, di sini tidak aman"
Ucapnya yang langsung melepaskan rengkuhannya dari tubuh Jeno. Jeno membenarkan bajunya yang sedikit berantakan lalu mengangguk pelan.Ia segera masuk ke dalam mobil Yejin. Dan langsung pergi meninggalkan Mark yang masih menatap kearahnya dengan senyuman misterius di wajahnya.
"Pria itu mengerikan"
Gumam Jeno pelan.VannoWilliamsSuldarta
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Secretary (MarkNo)
Fiksi RemajaJeno yang merupakan mantan anggota detektif kepolisian harus rela di keluarkan dari pekerjaannya karena telah menolong seorang anak dari anggota mafia. Namun siapa sangka jika ketua mafia itu malah menjadikan Jeno sebagai sekretarisnya. Story from...