|| C H A P T E R 4 ||

68 52 6
                                    

✧✧Happy Reading ✧✧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✧✧Happy Reading ✧✧

Pagi ini Luka dan anggota RHCbasball sedang berkumpul di kantin sekolah. Mereka membahas tentang turnamen antar sekolah yang akan diadakan beberapa minggu ke depan. Pasalnya mereka sedang diambang-ambang kebingungan. Sudah beberapa hari ini Luka tidak dapat mengikuti latihan bersama, karena harus les setiap pulang sekolah. Masalah itu yang sedang RHCbasball pikirkan pagi ini.

Luka memang memberitahukan ke anggotanya, bahwa dia mengikuti les privat. Sehingga dirinya jarang mengikuti latihan setiap pulang sekolah bersama yang lain. Namun tetap saja, tanpa kehadiran seorang pemimpin dalam sebuah tim memang sangat susah. Harapan Aga, Deon, Attena dan Hans adalah kehadiran Luka ketika latihan.

"Emang lo les privat dimana, Luk?" tanya Hans dengan meminum satu botol mineral tanpa menatap Luka.

Luka menatap Hans sekilas, sebelum dia menjawab pertanyaan yang Hans berikan untuknya. "Bang Amar, "jawab Luka singkat.

Attena yang mendengar jawaban dari Luka, sontak mengerutkan keningnya. Sepertinya dia mengenal seseorang yang baru saja Luka bilang. "Amar Darius?" lirih Attena yang mampu didengar oleh empat orang remaja yang berada dimeja lingkar tersebut.

Mendengar itu, Luka kembali membenarkan posisi duduknya menjadi tegak. "Lo kenal, Ten?" tanya Luka dengan sorot mata yang menyorot serius kearah Attena.

Attena tak menghiraukan pertanyaan Luka baru saja. Cowok itu kembali menanyakan pertanyaan lain ke pemimpin RHCbasball tersebut. "Bukannya dia abangnya cewek baru dikelas lo itu?" tanya Attena.

Deon yang mendengar itu sontak merapikan posisi duduknya dan menatap Attena dengan serius. "Amora?" tanya Deon untuk meyakinkan apakah cewek yang dimaksud Attena itu Amora.

Attena yang mendengar itu hanya mengangguk dan memilih untuk meninggalkan sekumpulan remaja yang sedang duduk di bangku lingkar tersebut. Kepergian Attena disusul oleh Hans— sahabat dekatnya.

Luka, Deon dan Aga masih berada di tempat sambil menatap kepergian kedua temannya yang perlahan mulai menghilang. Deon yang baru saja menyadari obrolan teman temanya kini kembali bersuara. "Amora adiknya bang Amar kan?" tanyanya kepada Luka dan diakhiri dengan ujung bibir yang sengaja dia tarik sebelah.

"Kalo iya, kenapa lo ngga minta bantuan ke Amora aja? Supaya bang Amar ngasih waktu lo buat les habis maghrib. Jadi sepulang sekolah Lo ikut latihan bareng kita, gimana?"

Selepas mengucapkan itu, Deon berlagak angkuh seolah olah dirinya baru saja menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh temannya kali ini. Namun saran dari Deon justru mendapat amukan dari Aga, karena apa yang disarankan Deon sangatlah buruk menurutnya.

[𝐖𝐎𝐔𝐧𝐝 𝐎𝐖𝐍𝐄𝐑] ; 𝐋𝐔𝐊𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang