chapter empat belas - HBL

1.6K 146 1
                                    

Maaf ya, kalau ngilangnya lama hehe.

-----------------------------------------------------------

"Kamu kapan bangun Tian."

"Aku kesepian." Sambung Chika sambil menatap wajah pucat Christian. Sudah 1 minggu Christian koma.

"Gak usah ngerasa kesepian Chika." Ujar seorang wanita yang baru datang sambil mengelus kepala Chika.

"Loh, Bunda, dari kapan Bunda disini?"

"Barusan."

"Sepi ya Bun, gak ada Tian."

"Christian selalu ada."

"Dimana?"

"Walaupun raganya sedang tertidur di kasur ini tapi, jiwanya tetap disini." Bilang Shani sambil menyentuh hati Chika.

"Christian selalu di hati Chika?" Tanya Chika.

"Iya, itu yang selalu Christian bilang kalau dia balik ke London dulu."

"Kata-katanya selalu manis."

"Itulah. Walaupun seperti itu, lukanya banyak."

"Luka?"

"Christian dulu bukan anak yang ceria, dia tu dingin, pendiam, karena Ayahnya selalu bandingin dia sama Rizee."

"Kok gitu?"

"Rizee kan pintar, juara olimpiade, anak organisasi, sedangkan Ayahnya menganggap Christian hanya anak nakal, walaupun pintar main basket tapi menurut Ayahnya itu tidak penting. Christian juga dulu sering dipukul Ayahnya karena ngelawan dan nakal, karena itu dia disuruh jagain dan tinggal sama Oma dan Opa nya di London. Awalnya dia nolak karena gak mau pisah sama Bunda, Bunda juga gak bisa bantu, Ayah Cio gak suka dibantah."

"Oma dan Opa nya sayang banget sama Christian, Oma Opa gak pernah ngelarang Christian balapan, yang penting, pulang dengan aman. Begitu juga dengan Christian sayang juga sama Oma dan Opa. Disaat penyakit ginjal Christian itu datang, Opa dan Oma selalu nemenin Christian buat konsul. Tapi suatu saat Opa jatuh sakit, jadi dia harus rawat Opa terus, sampai-sampai Oma cerita dia jarang main hampir gak pernah, tapi Opanya gak lama meninggal dan itu ngebuat luka Christian bertambah. Setelah kejadian itu Christian jadi super jagain Oma, dan mulai ngelupain penyakitnya yang ngebuat penyakit nya tambah parah. Kalau Oma mau kemana-mana harus dia yang temenin. Tapi, gak lama Oma nyusul Opa, itu bikin Christian depresi, dan dia minta buat pulang ke Indonesia karena disaat itu dia butuh Bunda." Sambung Shani sambil menatap anak bungsunya.

"Kasian Tian." Ujar Chika dengan wajah sendu.

"Makanya, kamu support Christian terus ya, anak itu udah banyak lukanya."

"Pasti itu Bun."

**

Kini sudah sore Chika segera pulang, tapi ia menepi ke minimarket dahulu karena ia akan membeli snack untuk menemani ia mengerjakan tugas sekolah.

"Totalnya 124 ribu kak." Ucap penjaga kasir sambil memberikan satu plastik yang diisi belanjaan Chika.

"Oh iy-." Ujar Chika tapi terpotong oleh laki-laki yang dibelakangnya. Seketika Chika melihat kebelakang.

"Sekalian aja mba." Bilang laki-laki itu sambil memberi 2 lembar uang 100k kepada penjaga kasir.

"Vino?" Bingung Chika sambil menatap lekat wajah laki-laki itu.

"Gak usah diganti." Ucap Vino sambil berjalan dengan Chika.

"Apa kabar Chik?" Tanya Vino sambil tersenyum.

"Baik."

"Gue gak ditanya balik gitu?"

"Kabar lo gimana?"

"Baik juga."

"Tadi gue liat lo dirumah sakit." Lanjut Vino.

"Itu gue habis jenguk orang."

"Lo sendiri ngapain dirumah sakit?" Tanya Chika balik.

"Nganterin makanan buat nyokap, kebetulan nyokap jadi dokter di rumah sakit itu."

"Ohh."

"Lo ganti nomor Chik?"

"Engga."

"Kok chat gue gak dibales."

"Gue block."

"Bukain ya Chik."

"Iya nanti."

"Sekarang aja, plis."

"Tuh." Ujar Chika malas sambil menyodorkan layar handphonenya ke Vino.

"Makasih Chika." Ucap Vino sambil tersenyum.

"Gak ada yang mau lo omongin kan? Kalau gak ada, gue balik dulu."

"Mau gue anterin aja gak?"

"Gak usah, gue sama supir."

"Em oke, hati-hati ya."

**

Malam hari, Chika dilanda kebingungan, dia tidak tahu ingin melakukan apa.

"Gabut nih." Ucap Chika.

"Ngapain ya, makan udah, nonton bosen, tugas udah selesai semua, jenguk Christian tapi gak enak sama Bunda."

Ting..

Vino

Hai Chik.
Temenin gue jalan
jalan yuk.

Sorry Vin gue gak bisa.
Gue lagi ada tugas banyak.

Plis...
Bentar aja Chik.

Gak bisa Vino.

Tapi, gue udah didepan
rumah lo.
Read

"Hah! Seriusan si Vino udah depan rumah." Ucap Chika dan ia langsung mengeceknya dari jendela. Dan benar saja, Vino sudah didepan rumahnya. Terpaksa Chika harus pergi dengan Vino, karena dia tidak enak dengan Vino yang sudah berada didepan rumahnya.

Chika pun segera bersiap-siap dan keluar dari kamarnya. Di saat ia sedang menuruni tangga, Chika bertemu dengan mamanya.

"Nah ini si Chika, itu ada cowok nungguin kamu." Ujar Aya.

"Iya ma, aku pergi dulu ya." Bilang Chika sambil menyalami Aya.

"Hati-hati Christian mantau loh haha."

"Santai aja ma, aku cuma mau nemenin temenku doang, di hati aku cuma ada Christian seorang."

"Anak mama bucin."

"Yaudah ma, bye."
































































































































































































See you bab selanjutnya

Hate Be Love [CH²]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang