Tas.

165 15 0
                                    


Lantai 1.

Ting!

Jenna berlari menuju restaurant tadi. Jenna langsung menuju toilet. Ia membuka pintu toilet yang ia masuki tadi. Dan.....

"Alhamdulillah ya Allah." Ucapnya sangat bahagia.

"Ihh Alhamdulillah banget.. ya Allah makasih...." Matanya berkaca-kaca, hatinya sangat lega.

Ia melihat isi tasnya. Alhamdulillah semuanya masih lengkap. Ia keluar dari dalam toilet dan tampak Bundanya sedang berdiri menunggunya di luar.

Jenna memeluk Bundanya. "Alhamdulillah, Bun, masih ada tas Jenna."

"Syukurlah, nak.." jawab Bundanya.

Mereka tidak kembali lagi ke lantai 41 karena untuk naik ke lantai 41 mereka harus menunggu lagi, banyak sekali orang yang ingin naik ke lantai atas. Setidaknya dalam 1 lift hanya bisa memuat 20 orang.
(Source : google)

Akhirnya Jenna memutuskan untuk membeli minuman dingin di salah satu stand minuman. Jenna mengantri di urutan paling belakang, didepannya ada dua orang yang lebih duluan mengantri. Sekitar 3 menit menunggu sebentar lagi gilirannya.

Jenna berbalik badan menatap Bunda, adik dan kakaknya sambil menebar senyum. Dari arah kiri datang seorang pria diikuti keluarganya berjalan mendekat ke antrian Jenna. Pria itu asik memainkan ponselnya... hingga tiba-tiba kakinya tersandung dan tanpa sengaja memeluk dan mencium kening Jenna.

Dam!

Jenna kaget dan mematung disana. Banyak pasang mata yang menyaksikan itu, termasuk Bunda, adik dan kakaknya.

Terdengar suara seorang wanita mengucap istighfar dari arah belakang pria itu.

"Astaghfirullahalazim." Suara seorang wanita yang kira-kira berumur 50 tahun lebih.

Lelaki itu mundur sedangkan Jenna yang masih terkejut hanya bisa mematung disana. Jenna memegangi keningnya, rasanya ingin marah tapi malunya lebih besar.

Untung saja Jenna memakai masker jadi wajahnya tidak terlihat, kalau saja dia tidak memakai masker pasti Jenna sangat malu.

"Astaghfirullahalazim, awak buat ape?." Tanya wanita itu dengan nada Melayu.

Lelaki itu menegang. "Tak de, Ma.. tak de..." Dia menggelengkan kepalanya.

"Tak de macam mane?. Jelas-jelas Mama nampak kau kiss perempuan ni!." Sahut wanita itu dengan nada setengah marah.

"I--I, tak sengaje. Kaki I terlanggar, so tak sengaje kiss dia." Jawab lelaki itu yang terlihat cukup cemas.

Bundanya memerhatikan Jenna dari jauh, lalu dia berjalan ke arah Jenna. Jenna menutup area mata dan keningnya dengan tangan karna ada beberapa orang yang memotret mereka.

"Haduhh, kau niii." Ibu itu menepuk jidatnya.

Ibu itu lalu menatap Jenna. "Maafkan anak saye. Dia akan tanggung jawab."

"Ha? Gapapa Bu, saya gapapa." Jawab Jenna.

"Awak dari Indonesia ke?." Tanya Ibu itu.

"Iya benar Bu, saya dari Indonesia."

Ibu itu tersenyum. "Ya salam, kenalkan saya Nurfatimah. Saya orang Indonesia. Tapi saya menikah dengan orang Malaysia. Boleh kita bicara?." Ucap ibu itu.

Jujur Jenna agak bingung. "Bicara apa ya Bu?."

Ibu itu menarik tangan Jenna. Bundanya yang melihat itu langsung mengikuti anaknya.

Takdir Cinta 2 Negara [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang