Chapter 11

310 37 2
                                    

"Serius lo mau balas dendam sama Bara? " Saka meyakinkan niat Kakak dari Arsa itu untuk kesekian kalinya. Sekarang mereka tengah berada di luar kedai. Setelah mendapat pesan bahwa Jayendra sudah sampai di lokasi yang diberikan, Saka dengan terburu keluar.

"Ya iyalah. Dia udah keterlaluan. Dia maksa Adek gue buat minum miras. Sampe gak bisa berdiri saking gak enaknya efek minuman itu. Dia harus ngerasain apa yang Arsa rasain."

Mata Saka membelalak ketika mendengarnya, Sungguh keterlaluan memang si Bara itu. Tentu hal yang wajar jika Jayendra akan semarah ini. Ingin segera menghajar Bara yang begitu berengsek. Saka tak habis pikir, sebenarnya ada apa diantara Arsa dan Bara sampai pemuda itu melakukan hal buruk pada Arsa.

Saka tahu ketika Jayendra menanyakan keberadaan Bara. Dia pasti akan membalas dendam. Mungkin karena Arsa sudah menceritakan segalanya mengenai masalahnya dengan Bara. Saka senang karena ia juga kesal pada kakak kelasnya itu yang merebut sang gebetan darinya.

Namun disisi lain, Saka juga merasa ingin menyelamatkan Bara dari kematian. Jika melihat bagaimana dingin dan tajamnya sorot mata Jayendra. Sudah seperti elang yang tengah memindai santapannya dari kejauhan. Begitulah Jayendra di depan Kedai ini. Tangannya mengepal kuat sembari memukuli jok motornya.

Saka menegak salivanya, aura Jayendra sekarang begitu menyeramkan. Tadinya Jayendra akan menghajar Bara di dalam kedai itu namun Saka melarangnya. Disana ramai, bisa saja  Bapak dari Hamdan-- pemilik kedai, menyeret Jayendra ke kantor polisi karena sudah membuat keributan. Lalu malah di penjara.

Sebelumnya Saka sudah memberitahu, bagaimana dan warna pakaian yang dipakai Bara, bagaimana rupanya dan perawakan tubuhnya pada Jayendra. Saka yang baru saja mengirimkan pesan spam pada Nanda untuk menyuruhnya segera datang ke kedai ini. Seketika menoleh pada Jayendra ketika tangannya disikut oleh kakak dari Arsa itu.

"Itu orangnya?"

Jayendra menunjuk seseorang yang baru saja keluar dari kedai, melihat Saka mengangguk pemuda itu langsung memakai maskernya.

" lo jangan ikut. Pergi aja dari sini."

Saka seolah mematung ketika mendengarnya, ia melihat Jayendra menyet Bara dengan memegang bagian belakang bajunya. Membawa pemuda itu kedalaam gang yang cukup gelap karena hanya diterangi satu lampu jalan. Sial. jika disana pasti akan terdengar oleh warga, sekarang juga masih jam delapanan, pasti masih ada orang yang berada diluar rumah. Ini Jayendra bisa berakhir mendapatkan masalah baru.

Saka yang ketar-ketir merasa sedikit tenang ketika melihat Nanda yang baru datang dengan motor dan tas digandongannya. Lelaki itu memarkirkan motornya di depan Saka.

"Bang, Bang Jayendra bawa si Bara ke gang itu. Dia berapi-api banget. Bisa kebunuh juga tuh si Bara. Tolong berhentiin. Kalau enggak bang Jayen malah masuk ke kantor polisi. Gak lucu." Tutur Saka dengan segala kepanikannya.

"Iye, iye. Lo kerumah Arsa aja sekarang. Lo bilang dia habis mabok kan? Dia pasti gak dalam kedaan baik. Oke? Pake motor gue. Biar gue nanti kesana bareng Jayendra."  Nanda melempar kunci motornya pada Saka kemudian lari menuju gang yang ditunjukan Saka. Gang itu perlahan mulai dipenuhi orang.  mereka pasti tengah melihat perkelahian antara Jayendra dan Bara.

***

Saat sampai di rumah Arsa pun, Saka tak bisa masuk kedalam karena terkunci. Sepertinya Jayendra sengaja mengunci Arsa sendirian dirumahnya agar tak bisa menghentikan aksinya untuk balas dendam. Ia semakin khawatir dengan keadaan Arsa karena sudah beberapa kali diketuk pintu pemuda itu tak muncul-muncul. Mungkin dia juga sudah tertidur pulas sekarang.

Saka mendudukan dirinya di teras rumah temannya itu. Menunggu Nanda membawa Jayendra pulang. Saka tak yakin jika Nanda bisa menghentikan Jayendra dari segala pukulan emosinya yang dilayangkan pada Bara. Saka kembali menoleh pada pintu rumah yang tertutup rapat. Lalu sampai kapan dirinya diam di luar yang berangin sangat dingin ini.

Second chance | Jenric AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang