"Mandi sana." Suruh Fazli yang baru selesai mandi."Modus... lo mau ngintip gue kan?."
"Ampuh deh, lo kenapa bawaannya suudzon mulu sih?."
"Lah kenapa jadi marah? Berarti iya dong." Tuduh Jenna lagi.
Fazli menahan kekesalan nya. "Lo mau mandi ga? Atau mau gue bungkus trus gue lempar lo sekarang." Ancam Fazli yang berhasil membuat Jenna ketakutan.
"Iyaiya..." Jenna bergidik ngeri. Ia mengambil handuk lalu bergegas mandi.
20 menit berlalu Jenna selesai mandi. Ia sudah memakai piyamanya lalu bergegas mengambil tas skincare nya lalu memakainya. Dengan masih memakai handuk kepala dia memakai skincare sembari duduk di depan meja rias.
Yang tanya Fazli kemana, Jenna juga tidak tahu. Mungkin anak itu sedang keluar.
Ceklek!
Jenna dibuat kaget dengan kedatangan Fazli.
"Gue lagi ga pake hijab, lo keluar dulu." Teriaknya.
"Eh monyet, lupa ama status?."
"Ya tetap aja. Nanti lo liat kecantikan gue trus lo nafsuan, nanti malah kebablasan ga mau gue."
"Ga bakal gue nafsu ngeliat lo ga pakai hijab doang."
"Alah bacot."
"Yaudah kalo ga Percaya. Gue mau tidur duluan."
"Sana, hush hush." Usir Jenna.
Saat merasa Fazli sudah tidur, Jenna membuka handuk kepalanya. Dia menyisir rambutnya yang sudah mulai kering lalu mengeringkannya dengan hair dryer.
Malam semakin larut Jenna pun mengantuk. Ia tidur di sebelah Fazli dengan pembatas bantal guling. Tak ada pilihan lain, selain itu.
****
Ceklek!.
Bu Nurfatimah dan Bu Ariana masuk ke kamar mereka tanpa izin.
Jenna sedang mandi di kamar mandi sedangkan Fazli masih tertidur, nampak nya laki-laki itu sangat kelelahan.
"Oh my God!." Teriak Bu Nurfatimah.
Fazli yang kaget langsung terbangun dari tidurnya. "Ape ape? Ade ape?." Tanya nya langsung berdiri.
Tampak Mamanya dan mertuanya sedang berdiri disana.
Ceklek!.
Pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Jenna yang sudah mandi dan keramas lengkap dengan handuk kepalanya.
"Aduh... Bener ini mah." Bu Ariana bersuara.
"Sebentar lagi kita akan punya cucu." Ucap mereka berdua dengan sangat senang.
Fazli dan Jenna saling bertatapan penuh tanya. "Hah? Maksudnya?." Tanya Jenna tak mengerti.
"Alah, kalian akting nya bisa banget, sok-sok an ga mau, eh tapi sayang-sayangan tadi malam." Ucap Bu Nurfatimah.
"Ha? Apelah Mama ni cakap macam tuh?." Fazli benar-benar tak mengerti.
"Tuh. Banyak sangat darah nye." Bu Nurfatimah menunjuk sprei yang ada bercak darahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta 2 Negara [On Going]
Fiksi RemajaJodoh ga ada yang tauu Seperti kisah dua insan yang berbeda negeri dipisahkan oleh samudra tapi.. bisa bersatu? Akankah kisah ini berakhir indah seperti kisah pak Habibie dan Bu Ainun? Atau malah berakhir sedih seperti Kian Santang dan Rengganis? Ce...