Hermosa mendorong pintu berbahan kaca tersebut pelan lalu disambut dengan suara gemerincing lonceng. Hidung wanita itu langsung disuguhkan dengan wangi khas roti yang baru selesai dipanggang. Sungguh memanjakan indera penciumannya.
"Wah, wanginya harum sekali, Elena," ujar Hermosa kepada Elena yang mengolah roti di toko tersebut.
Wanita bertubuh sedikit gemuk dengan biji mata berwarna hijau toska itu menyunggingkan senyumnya.
"Oh ya? Terima kasih Hermosa," balas Elena. Hermosa balas tersenyum dengan manis, detik berikutnya tubuh ramping itu hilang di balik ruangan khusus karyawan. Hermosa menggulung rambut panjangnya menjadi satu, lalu mengganti pakaian kasualnya menjadi seragam kerja yang biasa ia kenakan.
Setelah selesai dengan semuanya, Hermosa memulai kegiatannya pagi ini. Mulai dari menata kue dan roti di rak sesuai dengan nama, lalu menyalakan komputer, menyapu dan mengepel lantai, dan juga mengelap kaca. Wanita itu membalik papan dari 'CLOSE' menjadi 'OPEN'.
"Mosa, ada telepon!" ucap Elena dengan suara sedikit keras.
Dengan gesit Hermosa mengangkat panggilan itu. "Halo, selamat pagi, dengan Elena's Bakery di sini. Apakah ada yang bisa kubantu?"
Pagi itu pekerjaan Hermosa cukup hectic dan pagi itu juga banyak orderan dan pengunjung yang datang. Bahkan toko itu terlihat sedikit pengap lantaran banyak orang yang masuk. Hermosa ke sana dan ke mari dengan gesit. Ketika bagian kasir sedang kosong, wanita itu akan kembali ke dapur untuk mengambil roti-roti yang telah matang dan siap dijual. Hermosa tidak tahu saja kalau sedari tadi sepasang mata setia mengintai pergerakannya dari luar toko. Setiap langkah Hermosa tak luput dari intaiannya. Seakan-akan Hermosa adalah seekor rusa yang saat ini sedang diincar oleh buaya yang ada di dalam air. Menunggu waktu yang tepat untuk menerkam rusa tersebut. Satu seringaian terbit dari ujung bibir si penguntit. Raut wajahnya menunjukkan kalau ia senang bertemu dengan wanita bersurai panjang itu.
Kenapa perasaanku tidak enak, ya?
Wanita itu mencoba mengabaikan rasa tidak nyaman yang saat ini sedang ia rasakan. Ia merasa seperti diperhatikan oleh seseorang, namun ketika ia mengedarkan pandangannya ia tidak menemukan hal yang ganjil. Di luar sana hanya ada lalu lalang kendaraan dan juga orang-orang yang berjalan kaki. Hermosa sempat terpikir sesuatu namun wanita itu menepis pikirannya kuat-kuat. Tidak, Hermosa, tidak mungkin. Kau hanya sedang lelah. Ya, pasti hanya sedang lelah.
Tapi, sekali lagi melihat untuk memastikan bukan ... masalah 'kan?
Lamunan Hermosa pecah karena suara jentikan tangan tepat di depan wajahnya. Hermosa mengerjapkan beberapa kali netra madu itu dan ketika kesadarannya telah terkumpul sempurna, ia dapat dengan jelas melihat seseorang telah berdiri di hadapannya dengan kedua tangan berada di saku mantel. Seorang pria dengan surai hitam dan juga biji mata berwarna abu-abu yang Hermosa kenali. Selion.
"Apakah kau sedang memikirkan asuransimu di masa tua sehingga kau begitu fokus melamun? Atau sedang memikirkan sewa apartemenmu?" kata Selion dengan tengil. Hermosa melihat Selion sebentar lalu mencoba fokus terhadap pekerjaannya kembali. Sebentar, ini hanya perasaan Hermosa saja atau memang suhu ruangan menjadi naik? Wanita itu bisa merasakan kalau temperatur di dalam sini menjadi lebih dingin. Apa Elena mengurangi nominal pendingin ruangan?
KAMU SEDANG MEMBACA
I Can See Your Pain
ФентезіKetika sebuah perasaan yang salah menghancurkan segalanya, membuat hidup terbelenggu akan bayangan obsesi yang menyakitkan. © afroselee, 2023