05. Kidnapped

98 17 0
                                    

Cuaca pagi itu masih cukup dingin lantaran Berlin masih memasuki musim dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cuaca pagi itu masih cukup dingin lantaran Berlin masih memasuki musim dingin. Bagi rumah-rumah tradisional, kepulan asap dari tungku cerobong mulai mengudara. Sedangkan untuk apartemen, penghangat ruangan modern tidak ketinggalan supaya menjaga tubuh tetap hangat.

"Aku akan pergi nanti siang." Selion berkata dengan tangan yang masih sibuk bercermin, membetulkan letak surainya supaya terlihat rapi.

"Ke mana?"

"Paris. Ada yang harus kuurus di sana." Pria jangkung itu berujar lagi. "Kau tidak apa, 'kan, aku tinggal sendiri?" tambahnya dengan selipan nada sombong di sana.

Hermosa mendengkus. "Kau pikir aku bayi?" kesal wanita itu seraya memutar bola matanya.

Menjahili Hermosa merupakan kegiatan baru Selion. Pria itu senang sekali saat melihat wajah tertekuk wanita itu karena ulahnya. Karena Selion bersumpah mimik wajah dan gerundelan Hermosa sangatlah lucu.

Hermosa dan Selion berpisah karena tempat tujuan mereka berbeda. Dan Hermosa melanjutkan kesehariannya seperti biasa. Berangkat bekerja ke toko roti, membantu menata roti yang sudah matang, melayani pembeli di meja kasir. Yah, seperti itu-itu saja.

Hingga matahari kembali ke peraduannya, pun dengan langit yang berubah menjadi gelap menunjukkan kalau waktunya wanita itu pulang. Hermosa merapatkan kancing mantelnya supaya dinginnya malam tidak menembus kulitnya. Setelah berpamitan dengan Elena, Hermosa bergegas pergi dari sana. Sebisa mungkin wanita itu mempercepat laju jalannya karena cuaca hari ini amat menusuk. Ah, bahkan dirinya sudah membayangkan akan berendam menggunakan air hangat.

Wanita itu berbelok sebentar ke arah minimarket terdekat untuk membeli minuman hangat sebagai teman perjalannya. Mengingat akhir-akhir ini cuaca cukup ekstrem membuat jalanan terasa lebih lengang dari sebelum-sebelumnya, orang-orang lebih memilih untuk berdiam diri di rumah sembari menghangatkan tubuh. Tentu saja, orang waras mana yang rela bepergian dengan suhu minus seperti ini.

Tungkai Hermosa menyusuri gang yang biasanya ia lalui ketika ingin ke stasiun. Perasaannya saja atau memang ada yang mengawasinya? Ketika wanita itu memutar kepalanya ke belakang, tidak ada siapa pun di sana, hanya ada beberapa mobil yang berlalu lalang. Mungkinkah Selion? Mengingat bagaimana jahilnya pria itu terhadapnya selama ini. Hermosa melanjutkan perjalannya, sedangkan tangannya tanpa sadar mengelus sedikit kuat pada benda yang melingkar di jari manisnya. Kalau sampai benar Selion yang menjahilinya, Hermosa bersumpah akan memukul kepala pria itu dengan sol sepatunya.

Namun hal yang selanjutnya terjadi adalah penghidunya merasakan aroma menyengat dari obat yang dibaluri ke sebuah kain dan tiba-tiba pandangannya menggelap.

.

.

.

Perlahan, wanita itu membuka matanya, tubuhnya terasa remuk dan kepalanya juga berputar. Hidungnya bahkan masih bisa merasakan sedikit aroma menyengat yang terakhir kali ia hirup. Astaga, kepalaku pusing sekali. Ketika tubuhnya telah berhasil bersandar ke papan kasur, Hermosa mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan asing ini. Tunggu, ini sebuah ... kamar? Di mana dirinya sekarang?

I Can See Your PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang