Tok tok tok..
Mocca masuk ke ruangan Jilo yang langsung disambut oleh Herza-Lelaki yang telah lama tertarik akan pesona Mocca. Semoga datangnya pria itu, bukan karena urusan hati.
Herza mempersilahkan Mocca duduk, kini mereka saling berhadapan.
"Saya yang akan menggantikan Jilo untuk sementara waktu, jadi projek apapun silahkan confirm ke saya terlebih dahulu"
Mocca mengangguk.
Jilo memang sudah bilang dari 2 minggu yang lalu kalau dia akan mengurusi projek J.corps yang ada di dubai. Tapi, dia tak pernah mengatakan yang menggantikan adalah Herza. Apa hubungan Jilo dengan Herza itu yang jadi pertanyaan Mocca?
"Dunia seolah sempit dan mendukung saya untuk bertemu kamu, Mocca"
Mocca mengangguk datar "kenapa anda yang harus menggantikan?"
Herza tersenyum hangat kepada Mocca "saya adalah sahabatnya Jilo, bahkan saya punya saham disini"
Dunia benar benar sempit
"Cukup lama saya bekerja disini, ternyata ada banyak hal yang belum saya tau"
Herza tersenyum pernuh arti tatapanya selalu dalam kepada Mocca. Sementara Mocca, mulai merasa tidak nyaman dengan itu.
"Kalau begitu, saya harus kembali bekerja. Permisi Pak"
"Saya mau projek kampung lontar dibatalkan"
Kalimat itu membuat Mocca menghentikan langkahnya, lalu kembali duduk dihadapan Herza.
"Maaf sebelumnya Pak, tapi saya diberi waktu 6 bulan untuk projek ini"
"Saya tau Mocca, tapi projek kamu itu tidak akan berjalan. Perusahaan saya sudah pernah coba"
Tatapan Mocca begitu tajam, rahangnya mengeras.
"Anda tidak berhak menganggu pekerjaan saya. Ini sudah menjadi sebuah keputusan dan saya paling tidak suka dengan pembatalan tiba-tiba"
Herza membuka laptopnya, menunjukan beberapa data yang berisi hasil riset lapangan yang dilakukan selama satu tahun untuk bisa mengambil lahan kampung lontar yang hasilnya nihil. Justru terjadi banyak kerusuhan disana.
"Kamu mau ini terjadi lagi?"
"Ketika saya memilih projek ini, saya sudah tau resikonya Pak Herza Mahendra" tegas Mocca
Herza tertawa kecil, ia sadar aura Mocca tak lagi sama. Tapi cintanya pada Mocca tak pernah memudar sejak dulu.
"Kamu banyak berubah rupanya ya, jadi lebih sensi. Oke! saya kasih waktu 6 bulan. jika minggu depan tidak ada progres saya cut jadi 3 bulan deadline, bagaimana?"
Mocca mengangguk dengan wajah yang kesal, lalu pergi dari ruangan itu tanpa sepatah kata pun.
***
Bass terkejut melihat Mocca yang tanpa izin berada di kamarnya.
"Ngapain lo disini?"
"bersihin tempat tidur kamu yang busuk itu. Kamu pupnya lama banget, saya kan harus segera ke kantor. Kalo nungguin kamu keluar kamar dulu, bisa telat nanti"
Bass menghela napas pelan, lalu keluar dari kamar untuk sarapan.
Mocca sedikit terpana dengan kamar Bass. Pertama kali ia kesini ia tak menyadari bahwa kamar bass seindah ini. kelihatan sekali kalo pria ini sangat menyukai seni ia tak menyangka bahwa pria yang keliatanya urak-urak an itu ternyata suka membuat sesuatu karya. Kamarnya begitu etnik. Setiap sudut adalah seni itu lah yang bisa digambarkan dari kamar bass, semua mata yang tertuju pasti tak akan pernah lepas dari kamar bass. Usai membersihkan ranjang mata mocca justru terpaut pada beberapa box yang bertuliskan "donasi untuk sekolah Aksara"
KAMU SEDANG MEMBACA
BRIDGE OF NUELA
RomanceMocca Adia Bimala anak dari salah satu konglomerat yang ada di Jakarta. Memiliki karir cemerlang sebagai wakil direktur perusahaan properti termewah se-nusantara. Memiliki kesempurnaan yang akut begitu lah orang lain mencap nya. Keluarga yang begit...