"Fazli udah sembuh nak?." Tanya Bu Nurfatimah."Alhamdulillah sudah mendingan, Ma."
"Iyelah, kau peluk isteri kau malam tadi." Goda Bu Nurfatimah sambil menyenggol pelan lengan Fazli.
Perkataan Mamanya itu berhasil membuatnya canggung. "Apelah Mama nih." Elaknya.
"Cam mane perasaan kau? gembira tak?." Kembali Mamanya menggoda.
"Maa... Tak de lah macam tuh." Elaknya.
"Tipu lah tuh, pipi kau dah merah macam tomato." Goda Mamanya lagi.
"Mama.... Cukup...." Fazli benar-benar tidak bisa menahan saltingnya. Hingga membuatnya yang lagi makan meminum air kobokan cuci tangan.
"Eiyyy... Fazli ape maksud awak ni, kenape kau minum air basuh tangan tu?." Tanya Mamanya yang merasa aneh.
Fazli yang tersadar pun langsung menyemprotkan air itu dari mulutnya. Baju yang ia kenakan seketika langsung basah.
"Aduh aduh, comelnya anak saye bila buat macam nih." sahut Mamahnya.
"Mama..... Tak mood nih." Kesal Fazli.
"Eh eh jangan macam tuh, makan lagi, makan." Fazli dengan malas memakan sarapannya.
"Faz? Udah sembuh?." Tanya Jenna yang mengejutkannya.
"Ha? Da-dah baik." Jawabnya gugup. Bu Nurfatimah terkekeh melihat mereka.
Jenna mendekat ke arah Fazli lalu menempelkan punggung tangannya di kening Fazli. Fazli hanya diam mematung tak bergerak.
"Ohh iya udah turun demamnya." Ucap Jenna dengan santainya.
Bu Nurfatimah hanya bisa menahan tawanya saat melihat wajah anaknya yang sangat tegang.
"Mama, dah masak? Kenapa ga panggil aku dulu tadi biar aku bantuin." Ucap Jenna.
"Gapapa nak, Mama takut menganggu kalian berdua."
Perkataan Bu Nurfatimah membuat Jenna tersenyum kikuk, pasti tadi malam mereka terciduk lagi. Setiap hari selalu saja di goda oleh emak-emak pikirnya.
"Makan cepat. Kalian belum makan sejak malam." Ucap Bu Nurfatimah.
"Iya, Ma."
Jenna duduk di depan Fazli. Posisi duduk ini membuat mereka canggung satu sama lain. Tidak. Jantung tidak aman. Jenna berusaha mengalihkan saltingnya dengan bermain HP.
Tiba-tiba Jefri mengirimkannya pesan WhatsApp.
Jujur Jenna senang. Ada rasa senang ketika mendapat notif dari Jefri. Ia asik memainkan HP-nya. Bahkan senyam-senyum sendiri.
Fazli sedikit risih melihat Jenna yang terlalu asik dengan HP-nya.
"Ehkm." Fazli berdehem. Tapi, tak mendapat respon dari Jenna.
"Uhuk....uhuk..." Fazli berpura-pura batuk. Tapi tetap saja tak mendapat respon dari Jenna.
Kesal dengan Jenna membuat Fazli pergi dari meja makan dengan wajah masam. "Eh, Fazli. Kenape tak habiskan." Tanya Mamahnya.
Fazli tak menjawab Mamanya itu. Sedangkan Jenna hanya menatap sekilas kepergian Fazli.
"Kenapa dia?." Tanya Bu Nurfatimah pada Jenna.
"Ga tau, Ma." Jawab Jenna lalu kembali menatap HP-nya.
Bu Nurfatimah hanya menggelengkan kepalanya. Mengerti akan kelakuan kedua insan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta 2 Negara [On Going]
JugendliteraturJodoh ga ada yang tauu Seperti kisah dua insan yang berbeda negeri dipisahkan oleh samudra tapi.. bisa bersatu? Akankah kisah ini berakhir indah seperti kisah pak Habibie dan Bu Ainun? Atau malah berakhir sedih seperti Kian Santang dan Rengganis? Ce...