Tek.
Seorang pria dengan rambut hitam, wajah tegas, dan menggunakan jaket putih juga hitam itu melirik, menatap seorang Omega yang menaruh nampan berisi makanan kini duduk di kursi depannya tanpa izin. Setelah ia duduk, keduanya menjadi pusat perhatian. Padahal hal itu sudah terjadi sejak seminggu yang lalu, tapi orang-orang tampaknya masih belum terbiasa.
"Sa, kamu gak capek?"
Sang lawan bicara menatap Alpha di hadapannya, memberikan wajah datar dilanjut gelengan cepat tanpa membuka suara. Wajahnya kembali menunduk, mengambil garpu untuk mengaduk salad yang ia bawa, lalu menyuapkan sayuran bercampur mayones itu ke dalam mulutnya.
Melihat hidangan yang diambil tidak seperti menu biasanya, pria itu bertanya, "diet?"
"Males makan."
"Kenapa?"
"Bad mood."
Jordan balas mengangguk dan kembali fokus pada buku bacaan yang terbuka di atas meja, tidak ingin tambah menghancurkan suasana hati Ursa dengan suaranya. Keadaan taman sebelah kantin itu kembali tenang, tinggal beberapa pandangan saja yang masih setia menatap mereka dengan raut penasaran, padahal tidak ada hal menarik untuk dicari tahu.
"Dor!!"
Seseorang menepuk pundak Ursa untuk mengagetkannya, tapi ada dua orang yang terperanjat karena ulahnya.
"Ish, apa sih?!" Omega itu menatap pemuda yang kini duduk di sampingnya nyalang, dan saat ini keberadaan sang pemuda membuat meja tersebut menjadi perhatian publik. Belum lagi suara bisikan-bisikan yang terdengar membicarakan ketiganya.
"Waduh, galak bener. Kurang kasih sayang lo? Padahal punya Alpha baru." Ujarnya sembari melirik Jordan.
"Diem deh Tam, gue lagi kesel! Jangan ganggu."
Tama mengangkat kedua tangannya seperti seorang penjahat yang tertangkap basah oleh polisi, "okay, I won't bother you anymore. I just wanna talk to your Alpha."
Ursa melanjutkan makannya dan tidak berkomentar apapun, ia tampak sudah tidak peduli dengan rencana Tama dan hal semacamnya terhadap Jordan. Hari ini, ia tidak berminat ikut campur dalam obrolan Tama bersama Jordan. Hari ini, ia tidak akan berusaha memisahkan Jordan dari jangkauam Tama. Hari ini, ia tidak akan melakukan apapun kepada keduanya. Ia malas meladeni tingkah Adiknya, dan lelah melindungi Alphanya dari interogasi tersebut.
"Halo Bang Jordan, gue Tama. Mantan pacarnya Ursa. Gue punya beberapa pertanyaan buat lo, tes aja sih siapa yang lebih tau Ursa. Lo atau gue? Kalau lo menang, gue ikhlasin Ursa buat lo."
Belum sempat Jordan menjawab, sebuah pukulan mengenai kepala belakang Tama berbarengan dengan rintihan dari bibir Alpha tersebut.
Dug!
"Aduh!!"
"Tama anjing! Lo kira gue barang, apa?!"
"I'm not talking to you, dan berhenti asal pukul. Gimana Alpha depan lo itu mau sama Omega kasar kayak lo? Gak sopan. I'm still an Alpha after all." Nadanya berubah dingin dengan tatapan serius. Tama memperingati Ursa kali ini.
Ursa membalasnya dengan tatapan sinis, "gue pukul sekali lagi lo bangsat! Jangan nanya aneh-aneh." Ursa mendorong nampan makanannya agak jauh agar ia bisa menidurkan kepalanya di atas meja. Kedua tangannya ia lipat dan digunakan sebagai bantal juga penutup wajah cantiknya.
Tama hanya melirik sekilas dan beralih menatap Jordan, "jawab sebisa lo. Yang lo tau aja, kalau gak tau tinggal gelengin kepala. Jelasin ke gue wangi pheromone Ursa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Insecurity | JjUs x TaBarcode [HIATUS]
Hayran KurguTentang Tama yang mengejar cintanya. Tentang Bara yang mempertanyakan eksistensinya. Tentang Jordan yang mendapatkan garis takdirnya. Tentang Ursa yang menemukan cinta sejatinya. Modern ABOverse ⚠️ TABARCODE dan JJUS ⚠️ Cerita ini hanya FIKSI, mohon...