Sudah 3 hari semenjak pengakuan Raka pada sang istri. Mereka berdua sama-sama tidak berbicara satu sama lain, namun Anne melayani keperluan sang suami tanpa berbicara. Seperti menyiapkan makanan, menyiapkan baju dll.
Raka diam menatap Anne lagi sibuk sama Putri, lebih tepatnya bantuin Putri mengerjakan PR yang diberikan oleh guru sepulang sekolah untuk mengerjakannya dirumah.
Mereka berdua hanya berbicara seadanya saja, tidak ada obrolan antara keduanya. Well... Mereka berdua seperti pasangan bisu, hanya berinteraksi lewat mata dan pergerakan satu sama lain.
"Selesai!" Pekik Putri girang sembari menutup buku dan merapikan alat tulisnya. Raka tersenyum melihatnya.
"Udah larut malam, Putri harus tidur" pinta Anne mengelus rambut anaknya dengan sayang. Putri mengangguk lalu mencium dan memeluk bundanya "Good Night bun"ucap Putri. "Night to, and good sleep baby girl"
Putri berjalan mendekat ke arah sang ayah "Good night ayah" Putri mendekat lalu membisikkan sesuatu ke sang ayah dan itu tidak luput dari pandangan Anne yang menatap mereka curiga.
"Of course" Raka menyuruh Putri naik ke kamarnya, lalu setelah Putri pergi mereka melihat satu sama lain. Tidak memakan waktu lama Raka memutuskan kontak dengan Anne dan berlalu pergi menuju kamar milik mereka berdua.
"Apakah dia melupakan hariku?"Gumam Anne menatap kecewa pada Raka yang tidak punya niat buat minta maaf atas apa yang ia perbuat padanya.
Bukan tanpa alasan Anne seperti ini, awalnya ia tidak mau menyueki Raka namun kali ini Raka benar-benar kelewatan padanya. Disini posisinya istri sudah kewajiban suami menyampaikan hal sekecil apapun padanya.
Masa bodo dengan itu, Anne sudah membuat prinsip kali ini. Ia tak akan mengajak Raka berbicara terlebih dahulu sebelum dia yang mengajaknya berbicara. Yakali dia duluan ngajak bicara gengsi bro
Raka menelfon seseorang dan sesekali terkekeh mendengarnya. Anne menatap Raka curiga apa ia selingkuh?
Anne melewati raka lalu berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan wajahnya, setelah selesai ia kini memakai skincare rutinitas yang selalu ia lakukan setiap malam. Dari arah kaca raka masih terlihat menyuekinya, terlalu sering mengetik sembari tersenyum pada benda persegi itu.
Ia melihat jam dinding, sudah mau tengah malam. Tapi saat ini ia ingin sekali makan spaghetti, kini ia beranjak dari meja rias lalu berlalu keluar. Itu semua tak luput dari pantauan Raka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Anne berjalan menuju dapur, dan menatap lirih beberapa masakan yang ia buat tak tersentuh oleh Raka. Sesekali ia menangis seraya menaruh spaghetti buatannya ke meja makan. Seharusnya ia diberi kasih sayang pada sang suami, namun sekarang? Memikirkannya saja sudah membuat Anne sedih.
