Harusnya...

501 38 6
                                    

Sungchan duduk disamping Mark yang saat itu sedang mengobrol dengan Lucas, kedua anak kelas sembilan itu sepertinya begitu sibuk dengan beberapa tugas akhir tahun. Buktinya adalah, kedua bocah itu saat ini tengah mengobrol mengenai tugas kelompok yang akan mereka kerjakan sebelum liburan musim dingin tiba di salah satu meja kantin sekolah.

Karena Shotaro hari ini izin sakit, makanya Sungchan lebih memilih menghabiskan waktu di luar kelasnya bersama sang kakak ketika jam istirahat tiba.

Kalau ada Jeno pasti lebih seru.

Atensi Sungchan tiba-tiba saja teralihkan pada seorang anak kelas delapan yang sekelas dengan Haechan. Anak itu sedang duduk dan mengobrol dengan teman-temannya yang lain di salah satu deretan kursi meja makan yang ada di kantin. Kalau tidak salah namanya itu, Lee Yongbok atau yang sering di panggil Felix Lee karena dia adalah anak pindahan dari kota Sydney, Australia.

Teman-teman sekolah mengatakan kalau Felix itu sangat berbakat di bidang bela diri khususnya taekwondo, dengan bukti baru dia pindah beberapa bulan lalu Felix langsung diangkat resmi oleh pihak kepala sekolah sebagai atlet taekwondo sekolah menggantikan posisi Jeno yang saat itu dalam keadaan koma.

Mengingat itu semua membuat Sungchan berdecak tidak suka.

Entah mengapa Sungchan merasa kalau Felix tidak pantas menggantikan posisi kakaknya kala itu. Padahal dalam pandangannya, Jeno bisa berada di posisi puncak sebagai anggota atlet taekwondo sekolah itu dimulai dari nol, mungkin maksud Sungchan adalah, saat Jeno benar-benar bisa menjadi salah satu anggota atlet taekwondo sekolah kakaknya itu bersaing ketat dengan anggota klub taekwondo yang lain.

Tidak instan dan mendadak seperti Felix.

Sungchan pikir, mungkin kepala sekolahnya saat itu sedang kehabisan daftar nama anak berbakat yang bisa dia jadikan atlet taekwondo sekolah.

Ya, menurut Sungchan yang seharusnya berada diposisi Felix saat ini adalah kakaknya, Jeno.

Felix saat itu menoleh dan tanpa sengaja mata abu-abu gelapnya saling tatap dengan onyx Sungchan yang langsung melengos kearah lain.

Lucas yang menyadari tatapan benci yang dilayangkan oleh Sungchan pada Felix hanya mampu menggelengkan kepalanya saja lantas kembali berkutat dengan lembaran tugas yang sedang ia kerjakan bersama Mark yang sejak tadi begitu fokus pada bagian tugas-tugasnya.

Beberapa menit sebelum jam istirahat berakhir, Lucas tanpa sengaja berpapasan dengan Sungchan yang baru saja keluar dari dalam toilet. Bocah itu masih menggigit sebatang permen lollipop diantara belah bibirnya.

Lucas tersenyum kecil, kebetulan sekali.

"Sungchan, tunggu sebentar!"

Yang di panggil pun berhenti dan menoleh ketika akan berbelok kesebuah koridor. Sebelah alisnya terangkat heran karena melihat kehadiran Lucas.

"Kak Lucas, kau memanggil ku?"

Lucas mengangguk ketika kakinya berhenti satu langkah didepan Sungchan.

"Ada-apa?"

"Ada yang mau aku bicarakan, kau senggang?"

Sungchan berpikir sejenak, apa kiranya yang mau teman sekelas kakaknya bicarakan dengannya sampai-sampai dia rela tidak jadi ke toilet padahal beberapa menit lagi bel masuk akan berbunyi. Namun akhirnya Sungchan mengangguk singkat dan mengikuti langkah lebar Lucas ke atap sekolah.

"Kakak ada perlu apa dengan ku?" tanya Sungchan lagi, kini mereka berdua sudah berdiri bersisian ditepi pagar pembatas atap sekolah.

"Sebentar lagi bel akan berbunyi, aku tidak bisa mengatakan banyak hal pada mu tapi aku harap kau bisa mengerti."

Wake Me Up || Sekuel SAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang