Killing Bastard

9 6 1
                                    


"Eeh..kak vit ini gimana?!!"Tanya Mita bingung sambil melihat seorang pria tua dengan seragam polisi tergeletak bersimbah darah.

"Udah..ngga usah panik..ambil tu golok"Tunjuk Vita kemudian mendekati tubuh pria itu.

Mita dengan cepat menuruti apa yang kakaknya perintahkan.Dia ambil golok itu dan melemparkannya kearah Vita,dengan sigap sang empu menangkapnya.Dengan sedikit mengusap mata golok itu,dengan cepat Vita menjuruskan golok itu tepat ke lengan pria tua itu.

Vita yang melihat Mita menutup wajahnya,tersenyum menyeringai."Yaelaaah..ngga usah pura pura takut deh,lo lebih mahir dari ini kan?"Ucap remeh Vita.

Mita mendengus kesal,apa ia tidak boleh bereaksi seperti orang normal?yang melihat pembunuhan didepan matanya?."Iya iya..ck"Ujar Mita kemudian melipat kedua tangannya.

Vita memotong semua anggota tubuh pria tua itu,mulai dari tangan,jari,kaki,perut,dan yang terakhir adalah kepala.Setelah puas memotong motong tubuh pria itu,Vita mendekat kearah Mita."Lo urus tu mayat,gue mau bersih bersih"Ucap nya kemudian meninggalkan Mita.

Dengan rasa jijik Mita tunjukkan,ia memunguti bagian bagian tubuh pria itu dan memasukkannya kedalam plastik besar.Setelah selesai ia segera membawa plastik besar itu menuju pembuangan sampah.Tempat itu tidak terlalu jauh,dan Mita bisa gunakan mobil untuk mempercepat waktu.

"Setidaknya bantuin..ngh..ini berat,anjing"Umpat Mita sambil susah payah menyeret plastik besar itu menuju pembakaran sampah.

Sementara itu disisi Vita,ia sedang membersihkan golok dan darah darah yang ada dilantai.Hingga beberapa menit,is pun selesai.Terlihat ia penuh dengan keringat."Fuuh..gue capek banget"Keluhnya sambil naik ke lantai atas.

Lantai atas?..ya lantai atas.Jadi Vita dan Mita melakukan pembunuhan itu di bassement ruang bawah tanah.Jadi...tidak akan ada yang tau.

Vita pun memasuki kamar adik terkecilnya,Dina.Terlihat ia tertidur sangat pulas dan nyaman,Vita jadi tidak tega membangunkannya.Dengan perlahan Vita duduk di samping kasur dan membelai kepala adiknya itu.

"Tenang aja,nggak akan ada yang bisa nyakitin kamu lagi,kakak janji"

Vita mengecup singkat kening Dina,kemudian keluar dan menutup pintu dengan hati hati.tepat setelah ia menutup pintu,Mita datang dengan epicnya.Dengan cara lompat dari jendela,memang apartemen mereka besar,bahkan jendela pun bisa sebesar ukuran tembok.tapi bukankah itu cara yang bodoh?padahal ada pintu didepan matanya.

"Lo mau pecahin kaca atau gimana?..kan ada pintu"Ucap Vita menghela nafas melihat kelakuan adik pertamanya ini.

"Bodo amat,kalo rusak tinggal ganti elah"Ketus Mita menuju ke lantai atas.

"Eeh..mau kemana?"

"Mau tidur lah...capek"Jawab Mita tetap naik tanpa peduli kakak tertuannya sedang berbicara.

"Haaaahhh..sejak kapan dia jadi pembangkang kaya gini?...apa karena ayah?"Vita menggeleng gelengkan kepalanya guna mengusir pikiran negatifnya.Vita pun segera pergi menuju kamarnya.


Flashback on....

Akhir akhir ini Dina sering mengeluh tentang bagian bawahnya yang sakit,tentu Vita dan Mita sebagai kakak selalu merawatnya.Pada awalnya Dina tidak dibawa ke rumah sakit,karena Vita kira itu hanya sakit biasa.Tapi lama kelamaan ,Dina semakin mengeluh bahkan sampai menangis.Kemudian Vita dan Mita memutuskan untuk membawa ke rumah sakit.

Mereka sangat syok saat mendengar penjelasan dokter.Bagaimana tidak?...Dina,gadis yang baru memasuki bangku kelas 3 SMP itu sudah mengalami pelecehan seksual.Vita memegangi kepalanya yang tiba tiba pusing,ia sedikit oleng dan berpegangan pada tembok.Nafasnya menderu tidak normal."Apa dia hamil?"Tanya Vita penuh kemarahan.

Vita bernafas lega saat dokter mengatakan Dina tidak hamil.Setelah mendengarkan penjelasan dokter,Vita pun menyuruh Mita untuk membayar administrasi.Kini Vita dan Mita memiliki aura yang sama,mereka menatap tajam siapapun,tangan terkepal kuat,bahkan tidak ada seyum diwajah mereka.

Vita memutuskan untuk lapor polisi tapi Mita melarangnya,ia bilang punya rencana dan Vita mendengarkan."Polisi itu ribet mesti harus pake berkas berkas dulu baru dicari...mendingan cari sendiri aja" Saran Mita.Vita mengangguk setuju.

"Kak vita coba beli CCTV kecil deh berapa aja gitu,yang pas buat ngawasin seluruh apartemen"

"kenapa harus CCTV ?"Tanya Vita.

"Biar kita bisa liat,apa yang dilakuin Dina pas ngga ada kita"jawab Mita,Vita mengangguk lagi,itu masuk akal.

Setelah beberapa hari Dina di perbolehkan pulang,Vita belum mengizinkan Dina untuk sekolah.Dina selalu dirumah bersama pembantu yang disewa Vita kemarin.Vita dan Mita mengawasi Dina lewat ponsel yang tersambung ke CCTV.

Disekolah....

"Lo kenapa sih?..dari tadi liat handphone mulu"Ucap seorang laki laki yang tiba tiba duduk disampig Vita.

"Serah gue lah..Rik,dari pada lo ngga jelas"Ketus Vita.

"Yeeee..gitu doang marah,nih buat lo"Ucap Riko sambil memberikan minuman kaleng pada Vita.

"Thanks"Tanggap Vita singkat sembari melihat handphone nya.

Saat pulang sekolah,sekitar pukul 4 sore.Vita baru pulang karena ada tugas tambahan dari gurunya.Dia pun masih sempat mengecek CCTV,ada sesuatu yang mengejutkan.Terlihat Mita yang masih memakai seragam sekolah sedang menyeret seseorang menuju basement.

Apa Vita lengah?.Vita pun segera bergegas pulang ke rumah.


 ********************************************************************************************

Kini di ruang makan,terlihat tiga bersaudara sedang asyik memakan sarapannya.Jam menunjukkan pukul 06.05.Vita segera menyuruh Dina untuk makan cepat.Dan setelah selesai Dina disuruh untuk duluan masuk mobil.

"Lo yakin om om tua itu pelakunya?"Tanya Vita berbisik sambil memberesi piring.

"Iya..gue udah selidikin dari awal,Dina pernah dipeluk dan dikasih hadiah sama om itu,ciri ciri nya pun sama pas Dina cerita sama gue"Jelas Mita dengan santai memakan roti selainya.

"Ha?...Dina cerita?,kok ngga ngasih tau gue sih?!"Vita sedikit tidak terima,Mita selalu bertindak sendirian walaupun itu bahaya,dia hanya khawatir.

"Lupa"

Vita menghela nafas lalu pergi mencuci piring.Terdengar Dina berteriak bahwa dia akan terlambat,Mita dan Vita pun segera bergegas ke mobil dan melajukannya.Di mobil Dina bermain dengan boneka kelinci,dirautnya tercetak senyum bahagia.

Mita menepuk pundak Vita yang ada disampingnya."Itu boneka yang dikasih sama om itu,kemarin pas gue lihat bonekanya ada CCTV di matanya"Jelas Mita sedikit mempelankan suaranya.

Vita yang sedang menyetir hanya menanggapi dengan melihat kaca diatas mobil."Terus ?'tanya Vita ingin mengetahui sejauh mana Mita menyelidiki.

"Gue tanya darimana dia dapet boneka itu,dia bilang rahasia dan itu berkali kali sampe gue capek nanyain,tapi dia nyebutin ciri cirinya"Jelas Mita dan Vita mengangguk paham.

"Dan setelah gue selidikin lagi ternyata itu pak Gandi,pak Gandi bukan polisi dia gadungan,gue cari data dia dengan meretas laptopnya,dia sama sekali ngga terdaftar di kepolisian"Sambung Mita.

Vita mengetuk ngetukkan jarinya ke setir."Dia tetangga kita ngga sih?..yang baru pindah minggu kemaren"

"Iya...sekarang kita harus buat kalo bukan kita pembunuhnya,atau jangan sampe kita ketauan"

Vita mengangguk mengerti.kemudian ia tersenyum menyeringai dan tangan bergerak mengelus kepala Mita."Pinter banget lo,ngga sia sia lo jadi adek gue...pak Gandi emang pantes mati"Ucap Vita.

Mita menepis tangan kakaknya."Gue bukan anak kecil"Ketusnya.

"Tapi lo kecil di mata gue"

"Bodo amat"



next.....

Someone You LovedWhere stories live. Discover now