CAKRABUANA O7

161 13 1
                                    

Rendy hari ini tidak masuk ke sekolah karena penyakit ginjalnya yang sedang kambuh, tentu saja mereka memutuskan untuk mengantar Rendy kerumah sakit, mereka lebih memilih bolos untuk mengantarkan teman baiknya daripada sekolah untuk belajar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rendy hari ini tidak masuk ke sekolah karena penyakit ginjalnya yang sedang kambuh, tentu saja mereka memutuskan untuk mengantar Rendy kerumah sakit, mereka lebih memilih bolos untuk mengantarkan teman baiknya daripada sekolah untuk belajar.

Semuanya berada didepan ruangan ICU untuk menunggu kabar tentang Rendy saat ini, apakah membaik atau semakin buruk. Nakala yang menatap pintu ruangan itu dengan tatapan kosong, sedangkan Jero yang selalu menyalahkan dirinya karena tidak becus menjaga Rendy sampai Jero tidak mengetahui kalau Rendy selalu skip kegiatan rutin untuk cuci darah.

Haidar yang berusaha menenangkan Jero untuk tidak menyalahkan dirinya karena ini bukan salahnya, ini kehendak Tuhan yang ingin Rendy seperti ini bukan kesalahan dirinya.

Tak lama kemudian keluarlah dokter itu dari ruangan ICU yang dimana Rendy sedang dirawat. Dengan segenap hati walaupun sakit, ia memberanikan diri untuk bertanya.

"mbak, gimana rendy?" tanya Nakala.

Ya. Dokter itu mbak Nakala sendiri, karena Nakala membawa Rendy ke rumah sakit dimana mbaknya bekerja.

"Kondisi Rendy semakin melemah, mbak melihat di sekitaran tangan dan kaki Rendy juga membengkak. Dek Jero? Rendy sering skip cuci darah bukan?" tanya Kinala.

Mendengar itu Jero terdiam membeku mendengarkan ucapan sang dokter. Dengan berat hati Jero mengangguk bahwa itu semua benar.

"Rendy biasanya minta temenin aku terus kak buat cuci darah tapi beberapa minggu ini Rendy selalu bilang mau sendiri aja buat kerumah sakit, seharusnya aku tau kalau Rendy skip untuk cuci darah tapi aku seakan percaya dengan omongannya" jawab Jero.

Kinala yang mendengar jawaban itu hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar, dia tidak marah ataupun kesal mendengar jawaban itu. Kinala yang mendekatkan diri ke Jero mulai menepuk-nepuk pundaknya.

"it's okay sweetie. Semua akan baik-baik saja Jero, berdoa ya supaya Rendy cepat sadar, ini bukan kesalahanmu, ini kehendak Tuhan yang mau melihat Rendy seperti ini apakah dia masih kuat ingin bertahan atau sudah menyerah tapi kita doakan semoga Rendy masih kuat untuk menjalaninya. Mbak ke ruangan dulu ya, kalian yang mau lihat Rendy gantian satu persatu oke? dan jangan ribut" setelah menepuk-nepuk pundak Jero dan langsung pergi begitu saja.

Setelah melihat mbaknya yang semakin jauh, Jero yang ingin sekali melihat keadaan Rendy langsung memasuki ruangan itu. Ia melihat dimana Rendy dipenuhi selang untuk meredakan sakit yang Rendy rasakan. Jero yang melihat temannya terbaring tak berdaya diatas kasur rumah sakit itu membuat dirinya juga sakit.

Siapa yang tidak sakit melihat teman sejak kecilnya terbaring tak berdaya seperti ini. Jero merasa dirinya sangat hancur melihat Rendy yang sakit begini, ia ingin mendonorkan satu ginjalnya tetapi ia menyadari kalau golongan darahnya dengan Rendy sangatlah berbeda.

Jero menatap mata yang sedang tertutup itu, berharap kalau Rendy agar segera siuman.

"Ren.. bangun"

"Ren, maafin gue.."

CAKRABUANA, 00L.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang