Tamu Dunia Lain

399 60 1
                                    

Wanita itu akhirnya terbangun. Jatuh seperti meteor dan ditolong oleh iblis Konig yang bernama Slegkonig alias iblis buruk rupa itu.

Sekilas rambut cokelat panjang dan tertata rapi itu tampak menawan. Tak terlalu rusak meski mengalami hantaman cukup besar. Rambut itu tertata rapi, menampakkan wajah ramping dengan aura hangat dan ramah itu.

Itu semua berkat sisa-sisa ramuan yang disimpan oleh gadis vampir ini. Ramuan yang ia pakai untuk ibu dan ayahnya dahulu. Membuat orang lumpuh itu kembali merasakan kakinya.

Wanita itu bukan lagi gadis remaja. Tampak sudah di usia tiga puluhan meski mungkin jauh berbeda dengan usia aslinya.

Inilah yang membuat Slegkonig menatap lekat. Berjongkok di samping wanita itu dan terus mengamati.

"Aku merasakan sesuatu yang familier, tapi aku tahu kalau kamu bukan dari dunia ini" instingnya sangat kuat. Mampu mengenali sosok wanita itu dengan cepat.

Slegkonig sebenarnya masih bimbang, apakah tebakannya benar atau hanya sekedar prasangka saja. Namun aura dan aroma yang ada persis seperti orang yang ia temui sepuluh tahun lalu.

"Apa hubunganmu dengan Elisa?"

Pria dengan dua anting berbentuk pedang itu tak banyak basa0basi. Langsung menanyakan apa yang menurutnya paling janggal. Terutama wanita yang memiliki kesan seperti tuannya itu.

Wanita itu menggenggam rok yang masih utuh itu. Tampak sedikit menggigit bibirnya yang bergetar seperti menahan sesuatu.

"Kamu mengenal Elisa?" dia menatap pada pemuda yang seperti remaja usia belasan itu. Mata berbinar namun seperti samudera yang mau runtuh. Bendungan air mata itu hampir pecah saat ia mendengar nama yang sudah lama hilang dari kehidupannya.

"..."

Slegkonig tak bersuara dan hanya mengangguk. Pemuda berambut putih pendek acak-acakan itu tampaknya menunggu wanita itu untuk menjawab terlebih dahulu.

"Namaku Lyra, aku memang tak berasal dari sini. Dari dunia yang berbeda, dan aku adalah ibu dari Elisa" jawabnya.

Slegkonig sudah menyangka hal itu, namun mendengar langsung dari mulut wanita yang bernama Lyra ini jelas sesuatu yang berbeda.

Ini membuat Slegkonig langsung menunduk dan memberi hormat.

"Selamat datang nona Lyra. Saya adalah Slegkonig, pelayan dari nona Elisa" ujarnya.

Wanita itu tampak berpikir keras seolah menerawang. Dia memang tak berasal dari dunia ini, namun bukan juga dari bumi.

Ia baru datang dari dunia novel yang ia buat. Mengalami kematian setelah dimakan usia dan tiba-tiba terlempar dalam lautan energi kuat itu.

Siapa sangka kalau ia melewati batasan tertinggi manusia dan bisa melompati dunia dan pergi ke dunia novel lainnya.

Ini adalah kebetulan dan permainan takdir. Wanita yang bernama Lyra ini bahkan tak menyangka akan masuk dalam novel anaknya sendiri.

"Apakah Elisa ada di sini?" dia tampak berhati-hati mengatakan itu. Bahkan sebagai seorang ibu, ia tak pernah melihat wajah dewasa anaknya sendiri. Hanya wajah bayi yang menjadi ingatan terakhirnya sebelum masuk ke dunia novel itu.

Aliran waktu dunia novel itu memang berbeda. Mungkin ribuan tahun di sana hanya beberapa tahun di dunia nyata. Ia bahkan tak menyangka bisa memasuki novel anaknya sendiri yang terpaut usia belasan tahun darinya.

"Dia membuat dunia yang indah" ujar wanita itu lagi.

Ia melihat bagaimana aliran energi dan waktu itu begitu berbeda. Sangat berkebalikan dengan dunia asalnya yang hanya memiliki sihir dasar saja. Usia mereka juga tak panjang, tak seperti para bawahan Elisa.

"Nona Elisa sudah pergi, dan butuh ribuan tahun lagi untuk bertemu"

Wanita itu tersenyum, seolah tak mengapa jika tak bertemu anaknya itu.

"Jika itu memang perkataan takdir, aku tak bisa menolaknya. Aku hanya bisa berharap ia tumbuh menjadi gadis yang luar biasa"

"Apakah dia cantik?" tanya ibu Elisa lagi.

"Nona Elisa sangat cantik, bahkan yang tercantik di dunia" ujar iblis buruk rupa itu.

"Baguslah! Apakah ia memiliki orang-orang baik di sekitarnya?" tanya ibunya lagi.

"Saya rasa begitu. Nona Elisa akan membawa orang-orang terbaik ke kehidupannya" tambah Slegkonig yang mengacu pada lima Konig kepercayaan Elisa itu.

"Tapi nona, kenapa nona bisa terlempar kesini?"

"Aku juga tak mengerti. Aku meninggal saat sudah tua di dunia sana. Namun tiba-tiba ada gejolak energi bersama kapal besar itu. Aku tertarik dan akhirnya tercipta dengan tubuh baru di sini" tambahnya.

Tampaknya itu adalah fenomena perpindahan dunia. Dan kapal besar itu bisa saja pasukan dari dunia lain dengan peradaban lebih tinggi.

Ibu Elisa bahkan harus melihat cermin dahulu untuk memeriksa wajahnya. Beruntung gubuk Elisa itu sudah memiliki semua kelengkapannya. Tubuhnya seakan dibentuk ulang ari sisa-sisa jiwa yang belum menghilang itu. Tersedot dan terbawa oleh kapal besar yang pergi bersamanya.

"Berarti ada makhluk lain yang datang kesini"

Slegkonig akhirnya sadar sumber ketakutan itu. Jika mereka bisa berpindah dunia, maka seharusnya kekuatan mereka tak bisa diremehkan juga. Hanya makhluk-makhluk tertinggi itu saja yang bisa dengan mudah melakukan itu.

"Aku takut, itu adalah serangan. Aku pernah melihat catatan kuno tentang perang antar buku" jelas wanita itu.

Sesuatu yang sebenarnya tak terlalu dipahami oleh Slegkonig karena dia belum mendapatkan informasi itu.

Informasi bahkan dunia mereka hanyalah sebuah buku, dan ibu Elisa adalah karakter buku lain yang datang ke sana.

Yang jadi perkara adalah buku dengan karakter super kuat. Mereka bisa saja menjajah dunia Elisa seperti kunang-kunang kecil di Perpustakaan Dunia itu. Kunang-kunang yang berpindah dari satu tangkai padi ke tangkai lainnya untuk mencari sumber daya. Dan tampaknya, tujuan mereka adalah dunia Elisa.


Transmigrasi Gadis Bumi (Gadis Sakti Dari Bumi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang